3. 🚶

16 4 0
                                    

Fiki tiba di perumahan nya setengah sholat isya, rasanya tubuh nya sangat sakit, dengan perlahan fiki masuk kedalam kamar nya.

"Baru pulang lu?" Tanya Shandy saat melihat fiki diambang pintu kamar nya

"Hm" bals fiki langsung pergi meninggalkan Shandy begitu saja.

"Fiki!" Panggil mama dengan nada tegas "dari mana kamu? Jam segini baru pulang" mama berucap sambil berjalan

"Tadi ada urusan ma, tadi fiki juga sama Fajri sama Fenly kok" jawab fiki

"Paling urusan gaib" cibir Shandy

"Shandy...." Tegur mama

"Mah, nanti pijitin aku yah" ujar fiki sambil berjalan mendekati sang mama "badan aku semua pegelll.... Banget. Rasa mau patah" fiki berseru sambil menghayati ekspresi nya

"Suruh aja, temen gaib kamu pijitin" ketus mama langsung meninggal kan dua anaknya

"Mahh...!!" Renggek fiki, sedang Shandy hanya tertawa hingga perut nya sakit akibat ketawa nya.

Fiki menatap Shandy dengan tatapan kesel, dengan meluap kekesalan nya fiki menghantam pintu dengan sangat keras.

"Wiuuuuss.... Santai dong" seru Shandy nada bercanda dengan di iringi tertawa.

Tiba tiba vas bunga itu berubah tempat berpas-pasan dengan Shandy tak sengaja melihat vas tersebut. Shandy ngerasa hawa seperti berbeda, memutuskan untuk pergi dari kamar fiki.

"Hihihi.... Iseng sihh bg Shan, jadi aku isengin balik kan" ujar Tira senang mengerjakan Shandy ketika Shandy sedang bercandain sang adek.

=

=

Keluarga fiki sudah tiba di meja makan, untuk menyantap makanan nya, setelah beberapa menit.

"Fiki, kamu harus minta maaf, mama pasti marah sama kamu" ujar Tira yang berada di bangku meja makan di samping mama

Bangku itu emang sengaja ga ditempati siapa pun, karena setiap makan Tira selalu menemani mereka walaupun hanya fiki yang melihat, dan keluarga fiki juga tak keberatan hal itu.

Fiki hanya terdiam tanpa merespon ucapan Tira

"Fiki, aku ngomong! Dengerin dong" kesel Tira

Fiki yg tadi juga kesel akibat Shandy, kini makin kesel dengan tingkah Tira.

"Fiki! Kamu mau nanti masuk neraka, panas loh? Kamu aja panas dikit aja, udah heboh sekampung" cerocos Tira

"Bisa diam gak sih! Iya, gue tau. Tapi nanti" kesel fiki menatap Tira

Mama papa dan bg Shan, menatap kaget saat mendengar fiki marah tiba-tiba. Tapi mereka sudah tau, jika itu adalah teman gaibnya fiki.

"Maaf" pelan fiki, tapi satu meja tu hanya terdiam "pergi gak lu!" Usir fiki suara pelan

"Biarin aja dia disini" sahut mama

Tira mendengar suara mama nya fiki, yang tak masalah dengan kehadiran nya, langsung menjulur lidah untuk ngedek fiki.

Fiki hanya menatap Tira datar.

=

=

Setelah makan, fiki langsung masuk kedalam kamar mama, terlihat jelas mama sedang duduk di tepi kasur seperti ingin meranjak tidur.

"Mah..."panggil fiki berjalan masuk kedalam kamar

Mama menoleh, tanpa merespon ucapan fiki.

"Mama marah sama fiki?" Tanya fiki "kok mama diam sihh, gak biasanya Lo. Mama ketus sama fiki, kalau fiki salahhhh, mama ngomong salah fiki, biar fiki tau salah fiki dimana?" Fiki terus menerus cerocos hingga mama ngomong

Mama menatap fiki datar

"Coba kamu pikir, apa salah kamu sama mama, pikir!!" suara mama terdengar tegas

"Soal tadi ya??" Gumam fiki bingung sendiri "tadi kan fiki udah bilang, fiki ada urusan"

"Kan mama udah bilang, soal gaib. Mama mohon! Sama Kamu! Tolong bilang sama papa mama, kalau terjadi apa apa sama kamu gimana!? Siapa yang tolongin kamu" marah mama dengan masih nada sedikit rendah

"Aku gak sendiri mah, ada Fajri sama Fenly" sahut fiki memotong perkataan mama

"Mama belum selesai ngomong! Dengerin dulu, Fenly dan Fajri itu gak kayak kamu, ini amit amit aja yah, kalau kamu di sembunyin sama mahluk gaib gimana? Gimana Fajri sama Fenly nolongin kamu, hm??"

"Tapi mah, gak selamanya makhluk gaib jahat" nentang fiki

"Tapiiii... Mahluk ghaib gak semua nya baik!" Ujar mama tak mau kalah

"Yaudah lah, tapi, sekarang fiki gak kenapa kenapa kan" pungkas yg malas memperpanjang masalah ini

"Udah udah, enak aja kamu! Kalau kamu ngulang Hal yang sama lagi, uang jajan kamu mama potong" ancam mama yang terlihat serius

"Kok potong sih mah" protes fiki

"Biarin, biar kamu jera! Tadi umi Fajri sama mama nya Fenly, nelpon mama. Nanyain anaknya, kamu tu yah" gerutu mama kesel tapi terlihat gemes melihat anaknya

"Tapi, mama sayang kan sama fiki?" Fiki mendekati wajah dengan mama terlihat bahwa fiki ingin bermanja dengan sang mama

"Mh.... Pasti ada mau nya, mau apa adek?" Ujar mama yang tau jika fiki seperti ini pasti ada maunya

"Hehehehe..... Pijitin" mama hanya tersenyum melihat tingkah anak bungsunya yang selalu manja ketika ada mau nya.

=

=

Pagi hari nya, fiki sudah rapi dengan seragam sekolah nya, dengan tas punggung dibelakangnya.

"Gimana, rapi?" Tanya fiki pada Tira yang terduduk di pinggir kasur

"Hmm.... Good!" Jawab Tira sambil berjalan menghadapi fiki

"Hm... Gak usah bahasa Inggris, kayak bisa aja" kata fiki menyepelekan

"Heh...! Gini gini gue juga pinter kali, bahasa Inggris" ketus Tira memukul lengan fiki

"Sakit!!" Fiki mengelus pelan lengan nya

"Lo pikir, hantu gak bisa bahasa Inggris, hantu Belanda aja, bisa tu bahasa Belanda" cerocos Tira

"Ya, karena hantu Belanda dari Belanda, gak mungkin kan hantu Belanda dari indo"

"Iya sihh" gumam Tira kembali duduk di tepi kasur

"Udah ahh, gue mau sekolah. Jangan ikut gue! Awas lu" peringat fiki

Tira hanya terdiam, tanpa merespon. Tira langsung menghilang begitu saja.

"Hilang tu anak? Kayak hantu tu bocah, ngilang tanpa bilang, nongol tiba tiba" gerutu fiki "tu anak kan emang hantu" ujar fiki baru menyadari dengan ucapan nya barusan

"Udah, ngomel ya??" Tanya mama di ambang pintu kamar fiki, yang membuat fiki terdiam kaget

"Mama... Ngagetin fiki aja" gerutu fiki

"Ini, makan" mama langsung menyuguhkan sebuah piring kepala fiki "terus, langsung pergi ke sekolah, mama gak mau denger alasan gak sekolah karena pager ya di tutup" tegas mama kepada fiki

"Bg Shan, udah berangkat kuliah mah?" Tanya fiki

"Udah tadi, bareng papa" jawab mama

Fiki langsung menyantap makanan nya, setelah makanan itu habis. Fiki langsung pergi menuju sekolah tak lupa, fiki berpamitan kepada mama dengan menyalami mama nya.

"Ma, fiki berangkat! Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, ingat! Kata mama semalam" kata mama sambil mengingat kan

"Iya, mama ku sayang..." Bals fiki sambil menaiki motor nya.

=

=

To be continued...

INDIGO || FIKI UN1TY || ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang