32. Tiara is baek

24 1 1
                                    

"haii" sapa Tiara tersenyum ramah

Mendengar suara sapa tiara, mereka berlima sontak menatap ke sumber suara.

"Ngapain??" Tanya aca

"Boleh duduk?" Tanya Tiara sebelum itu tersenyum dulu

"Boleh, silah" bals Fajri

"Bukannya pacar kak Fajri udah gak ada ya, kok ini ada? Aku gak bermaksud gimana gimana, tapi kak fenly pernah ngomong" ujar Fira menjelaskan

"Ngomong apa aja Lo sama dia!" Ketus fajri memukul lengan fenly

"Kehidupan kita aja! Sakit!" Kesel fenly

"Berarti Lo ngomong gue juga?" Sahut Fiki

"Ya gak salah lagi" bals fenly enteng

"Heh!!" Kesel Fiki sambil memukul lengan fenly

"Udah, kapan ngomong nya. Kalau Lo berdua ngomong terus!" Kesel aca menatap fenly dan Fajri

"Jadi gue yang kena kan" gerutu Fiki pelan sambil menyenggol lengan fenly karena emang mereka bersebelahan, sedang fajri berlawanan arah

"Lo yang mulai" bals fenly tak mau kalah

"Terus kamu ngapain kesini?" Tanya fajri yang mengacuh kedua temannya itu dengan menatap ke arah Tiara

"Aku pindah kesini" ujar Tiara

"Sekolah Lo dulu, kenapa?" Tanya fenly

"Gak papa sihh, cuma pengen pindah aja" bals Tiara

"Enak ya sultan, mau pindah tinggal pindah" sahut aca

"Engga, yang kaya itu orang tua gue, bukan gue" bals Tiara merendahkan diri nya

"Tapi kan, kakak juga dapat keturunan kekayaannya" sambung Fira

"Iya sihh" bals Tiara sambil berpikir

"Mau pesen apa??" Tanya fajri pada Tiara

"Hm.... Apaya?? Terserah aja sihh" jawab Tiara sambil berpikir

"Bu!!" Panggil Fajri mengajak Bu kantin dengan melambaikan tangannya

"Sip, bentar yaa" sahut Bu kantin

=

=

Seluruh siswa siswi di sekolah ini masih sibuk di kelas dengan mata pelajarannya yang terakhir, hingga disekolah itu terlihat sepi.

"Oke, pr nya kumpul kan" perintah ibu ana yang duduk di meja guru.

"Pr??" Gumam Fajri kaget saat mendengar perintah ibu ana

"Emang ada pr ya?" Tanya fenly yang entah ke siapa

Fiki juga ikut binggung dengan langsung membuka buku mata pelajaran dari ibu ana.

"Ada? Aduhh.... Gue lupa ngerjain" panik Fiki saat menatap buku mapel nya

"Mampus kita, bisa di hukum" timpal fenly

Sedangkan Fajri hanya bisa pasrah dengan keadaan.

"Buat yang belum ngater ke depan, angkat tangan" mendengar itu Fajri Fiki dan fenly langsung mengangkat tangannya

"Maju kedepan!" Perintah ibu ana dengan langsung ketiga orang itu berjalan mendekati.

"Hormat bendera, setelah jam pulang sekolah, pel semua toilet di sekolah ini, gak ada bantahan" tegas dalam ibu ana

Mereka bertiga hanya bisa terdiam, walaupun mereka membela, tetap diri nya salah. Dengan pasrah mereka bertiga langsung menuju lapangan.

Tiba di lapangan, mereka langsung menghormat bendera dengan keadaan matahari lagi panas panas nya.

"Kok bisa lu berdua lupa, kalau ada pr" dumel Fiki

"Ya gak bisa juga lah Fik, namanya lupa" sahut fajri

"Tapi kan biasanya lu inget!!" Kata Fiki dengan nada tinggi

"LO SEAKAN-AKAN NYALAHIN KITA BERDUA YA FIK, LO GAK TAU GIMANA KITA BERTARUNG NYAWA BUAT SELAMAT DARI HANTU ITU! LO PIKIR MUDAH!" Fenly yang mendengar suara tinggi Fiki membuat nya ikut kesel

"KENAPA LO KESEL, KAN GUE CUMAN NGOMONG? LO KAN TAU GUE ORANG NYA PELUPA, WAJARLAH KALAU GUE MINTA BUAT DI INGETIN!" bals Fiki juga ikut kesel

"LO PIKIR GAK BEBAN! TERUS KALAU UDAH KEGINI, LO NYALAHIN GUE, KARENA LO LUPA GARA GARA GAK DI INGETIN GUE, EGOIS NAMANYA!" Marah fenly

"GUE GAK NYALAHIN LO!"

"UDAH!! KENAPA KALIAN BERANTEM SIHH" rerai Fajri yang pusing mendengar perdebatan mereka

"Urusin teman Lo tu!" Ketus fenly menatap Fiki marah dengan langsung pergi meninggalkan lapangan

"Tu kan ji_"

"Diam!!" Sentak Fajri menghentikan ucapan Fiki

"Bener dong gue, gue cuma nanya? Kenapa dia yang sensi" cerocos Fiki tanpa henti

"Bisa diam gak sih! Kalau Lo cerocos kegini, Lo seakan nyalahin gue sama fenly, Lo seakan cuma harus diingin sama gue sama fenly, tanpa usaha Lo sendiri" kesel Fajri langsung pergi meninggalkan Fiki sendirian di lapangan

"Kenapa gue yang salah sihh?" Tanya Fiki binggung sendiri

=

=

Dalam sepi, mereka bertiga hening. Tidak ada yang mengeluarkan suara sekali pun, bahkan mereka melakukan kerja dengan suara, setelah pulang sekolah mereka langsung mengepel seluruh toilet di sekolah ini termaksud di ruangan misterius itu.

Melihat tidak ada pembicaraan dari mereka, membuat sekolah itu makin seram dan mencekam. Tanpa mereka sadari, disekolah itu bukan mereka bertiga saja, seperti ada sosok lain yang ingin bergabung, hanya saja mereka belum menyadari hal itu.

Mereka sejak tadi sesekali mendengar suara jejak kaki, tapi mereka acuh kan saja, tapi makin kesini, mereka merasa jejak kaki itu makin mendekat, dan hal itu membuat mereka saling menatap satu sama lain.

Dengan kecepatan kilat, mereka langsung mengepel lantai toilet itu dengan secepat, fenly dan Fajri melihat Fiki seperti itu juga ikut cepat.

"Aaahhh...." Teriak Fiki langsung lari dengan meletakkan pel di tempat nya

Fajri dan fenly yang melihat hal itu, juga ikut lari. Tiba di parkiran Fiki menghentikan kedua temannya untuk berlari.

"Hugh!!"

"Tarik nafas, buang. Tarik nafas, buang. Tarik nafas lagi, buang lagi" perintah Fiki di ikuti kedua temannya

"Ih! Buat jantung aja sih!" Kesel fenly memukul lengan Fiki

"Kalian kenapa lari??" Tanya Fiki tanpa bersalah

"Lo teriak, pake lari lagi. Ya gue takut lah" sahut fajri ikut kesel

"Gue_"

"Udah! Jangan cerita disini, gue trauma tau" larang fenly yang langsung naik ke motor nya

"Fen, gue ikut" sahut fajri yang melihat fenly yang ingin pergi

"Ayo!"

"Tunggu gue ikut!!" Sahut Fiki yang langsung naik ke motor nya

Sosok itu sejak tadi melihat mereka bertiga dari ke jauhan dengan senyuman penuh arti.

=

=

To be continued...

INDIGO || FIKI UN1TY || ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang