9. ⭕👤

41 5 2
                                    

Setelah pulang sekolah, Fiki fajri dan fenly memutuskan ke rooftop sekolah untuk ngobrol kan soal kejadian tadi.

"Lo kenapa sih Fik, suka banget keruangan itu" fenly menatap Fiki heran dengan tingkah lakunya

"Gue denger suara dari dalam ruangan itu" ujar Fiki

"Fik, gue bukan gimana gimana, tapi ruangan itu juga baru sebulan damai. Masa ia lu mau buat riweh lagi" sahut Fajri

"Bukan gitu ji, oiya" kata Fiki langsung memotong perkataan dengan mengubah obralan

"Kelarin dulu satu, baru ngomong yang lain. Bukan tiba-tiba ngepotong!" Kesel fenly

"Gak penting! Yang terpenting itu Lo ji" Fiki mengacuhkan Omelan fenly dengan menatap Fajri serius

"Gue?" Binggung Fajri

"Kenapa emangnya Fajri?" Tanya fenly penasaran

"Gue bukan, bermaksud mengungkit masa Lo semalam. Tapi ruangan itu kayak nya ada hubungan sama lu" ujar Fiki

"Semalam?" Gumam Fajri sambil berpikir

"Semalam aji kenapa?" Sahut fenly bertanya dengan hati penasaran

"Putus" bals Fajri sendu

"Ha! Putus? Sama ___"

"Ya sama pacarnya lah fen, yang itu!!" Kesel Fiki melihat fenly yang tak mengerti mengerti

"Kok bisa?" Tanya fenly

"Gitulah, gue lagi mals bahas nya" terlihat jelas dari raut wajah Fajri, kalau Fajri membahas tentang semalam

"Sabar deh, mungkin bukan dia yang terbaik buat lu" lirih fenly mengelus pundak Fajri

Fajri hanya mengerut bibir nya pasrah.

"Oiya ji, ruangan itu? Kayaknya ada hubungan sama lu" Fiki kembali membahas ruangan itu kepada dua teman nya dengan tatapan serius

"Kok Lo ngomong gitu?" Sahut fenly binggung

"Ada sosok yang ngikutin lu"  kalimat Fiki membuat Fajri dan fenly was was, sesekali mereka melirik kearah sekitarnya

"Lo jangan nakutin gue Fik!" Suara Fajri terdengar sedikit kesel

"Beberapa kali, gue lihat sosok itu dekatin Lo. Kelihatan sih dia baik, pertama gue lihat dia waktu kita video call, sebelum gue dihukum?" Fajri dan fenly hanya mengangguk sambil mencerna cerita Fiki "yang gue tanya? Lo sendiri dikamar. Terus paginya gue denger suara dari ruangan kosong itu, dan gue juga sempat lihat dia dekat sama Lo. waktu gue Lo kira gue ngelamun, sebenarnya gue lagi merhatiin dia, dan aneh nya dia gak pernah tunjukkan wajah nya sama gue. Apa karena dia tau, gue bisa lihat dia?" Fiki menjelaskan sambil bertanya

"Mungkin" singkat Fajri

"Terus?" Sahut fenly penasaran

"Gue baru ingat! Waktu Lo di putusin? Malam itu"

Fajri dan fenly menatap Fiki dengan tatapan serius.

"Dia ada disana, Lo harus tau? Dia nangis!" Fiki menjelaskan dengan nada serius

"Nangis? Sosok yang ngikutin Fajri?" Tanya fenly tak percaya

"Iya fen!! Yang pernah gue baca di buku tentang dunia lain, mahluk menagis dengan mengeluarkan air mata darah, mereka merasa apa yg di rasakan manusia, tapi itu cuma berlaku buat keluarga terdekat aja. Tapi yang aneh nya, suara yang gue denger di ruangan itu, mengatakan bahwa _____" Fiki menceritakan semua kejadian itu kepada kedua temannya.

"Berarti kuncinya di Lo ji, Lo harus ngomong sama tu mahluk" ujar fenly menyimpulkan

"Masalahnya, gue gak bisa lihat!" Kesel Fajri

"Iya juga ya?" Fenly kembali pusing memikirkan hal ini

"Kalau dia mau berkomunikasi sama gue, gue bakalan bantuin dia, tapi ini gak! Setiap gue lihat dia di samping lu, gue selalu lihat belakang punggung nya, gue gak pernah lihat wajahnya"

"Waktu Lo bilang dia nangis?" Fenly kembali bertanya

"Itu sekilas doang, terus hilang. Gak sempat lihat, cepat banget pergerakan dia" balas Fiki

Mereka bertiga terdiam sambil berpikir dalam benaknya.

=

=

Fiki memutuskan untuk pergi ke rumah Fajri untuk menemui sosok itu, tapi tepat dikamar Fajri. Fiki tidak menemui sosok itu, di sudut mana pun.

"Gimana? Ada gak?" Tanya fajri

"Kok sosok ya gak ada yah?" Gumam Fiki

"Salah lihat kali, adek Fajri mungkin" ujar fenly

"Engga! Gue gak salah lihat. Waktu gue lihat di kelas juga sama, yang gue lihat dikamar Fajri" kekeh Fiki

"Sekarang mana? Gak ada kan!" Ketus fenly

"Fen, Lo kayak gak tau hantu aja. Dia kan bisa hilang gitu aja" sahut fajri yang sejak tadi Mendengar perdebatan fenly dan Fiki

"Serah dehh" acuh fenly langsung berjalan mendekati kasur Fajri "gue numpang tidur" fenly langsung merebahkan tubuhnya di kasur milik Fajri

"Gak percaya dia ji, gue beneran lihat! Dan gak  mungkin salah" Fiki kembali membicarakan hal itu agar Fajri percaya

"Iya iya deh, Lo jangan kenceng kencang ngomong hal ini. Nanti adek gue denger. Parnoan nanti dia, yang ada nanti dia gak ngebolehin gue keluar" pungkas fajri Was was sang adek Mendengar perbincangan mereka.

Fiki memanyunkan bibirnya akibat kedua temannya gak pernah apa yang ia lihat "gak percaya" dumel Fiki ikut merebahkan tubuhnya di kasur fajri bersebelahan dengan fenly

Melihat ke-dua temannya sudah terlelap tidur, Fajri memutuskan untuk ke dapur setelah mengganti pakaian sekolah nya. Fajri melihat sang adik tengah duduk di meja makan sembari memainkan handphone miliknya, memutuskan untuk menghampiri.

"Ra"panggil fajri sambil berjalan menghampiri

Pemilik nama hanya menoleh sebentar dan kembali menatap handphone nya

"Ra, denger aa' ngomong gak!"

"Ck, apa sihh aa' Ra denger kok" decak sang adik kesel

Sang adek menatap Fajri yang kini tak mengeluarkan suara sejak tadi.

"Kenapa diam?" Tanya sang adik

Fajri duduk di samping sang adik dengan wajah murung, Sang adik melihat raut sang sang kakak murung sontak membuat nya bertanya

"Kenapa sih aa' ada masalah?" Tanya sang adik lagi

"Aa' putus" tutur fajri sendu

"Ohh" singkat sang adik dengan wajah datar

"Kok tanggapan kamu gitu doang?" Tanya fajri binggung melihat raut sang adik

"Ya gimana ya? Seharusnya udah lama sihh" bals sang adik sambil memainkan handphone miliknya

"Maksud kamu apaan sih, Ra?" Fajri kembali menatap sang adik nya dengan tatapan serius sambil mengambil handphone milik sang adik

"Balikin handphone akuu!!" Renggek sang adek Sambil berusaha mengambil handphone nya di tangan Fajri

"Engga!! Jelasin dulu ke aa' Apa yang kamu tau? Kamu gak akan kegini, kalau kamu gak tau sesuatu. Yang aa' gak tau!" Tegas fajri

Terlihat dari raut wajah adek Fajri, dia tau sesuatu? Apakah itu? Fajri terus menatap sang adik dengan tatapan penuh jawaban, sedang adek Fajri hanya menundukkan dengan raut wajah sendu.

"Tiara! Ngomong sama aa' kamu tau sesuatu kan?" Fajri kembali bertanya dengan nada serius

"Sebenarnya __"

Fajri Mendengar dengan seksama

=

=

To be continued....

INDIGO || FIKI UN1TY || ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang