31.

20 1 0
                                    

Fiki sudah tiba di lingkungan sekolah, dengan motor nya Fiki memarkir nya dengan teratur. Tak lama Fiki turun dari motor nya, fenly datang sambil memarkir motor nya disamping motor Fiki.

"Gue kira lu gak sekolah" ujar fenly sambil turun dari motor nya

"Sekolah gue, bosen juga di rumah. Ngapain" tanggap Fiki

"Main game, biasa juga main game lu" bals fenly, belum sempat Fiki menjawab. fenly sudah bertanya lagi kepada Fiki saat melihat tempat biasa nya motor fajri terparkir.

"Fajri gak sekolah?" Tanya fenly

Melihat arah mata fenly, Fiki juga menatap kearah nya "belum datang kali, gak mungkin gak sekolah" respon Fiki

"Tapi udah hampir jam tujuh, belum datang. Biasa telat dia" sahut fenly

"Udahlah, kita kekelas aja dulu" ajak Fiki, di angguk fenly sambil memulai perjalanan menuju kelas.

Tepat dikelas, fenly dan Fiki menatap kaget saat melihat fajri sudah tiba di kelas yang tengah sibuk dengan handphone nya, sambil di adu mulut bersama ana yang terganggu dengan suara game fajri yang menurutnya berisik.

"Fajri!! Bisa kecilin gak sihh suara handphone Lo, berisik!" Omel ana terus terusan

"Berisik ana, diam aja deh lu" acuh fajri yang masih fokus menatap layar ponselnya

"Tapi gue terganggu es batu" ana kembali menatap fajri dengan mata melotot

Tanpa menatap fajri sudah kenal, bahkan fajri tau kalau ana menatap nya kesel dengan mata terus melotot tajam kearah nya "diem rempeyek" umpan balik fajri

"Lo pikir gue kerupuk, gue ana ya" kesel ana sambil memperjelas kan namanya

"Dan gue juga bukan es batu, tapi fajri. You know" sahut fajri terus menerus, hal itu membuat ana kenal

"Hehh!!" Umpal ana dengan menatap wajah Fajri kesel

"Lo tu mau yang mana sih?" Tanya aca di sela sela perdebatan mereka

"Maksud Lo?" Tanya ana yang beralih menatap aca yang duduk disamping nya

"Maksud gue, ya Lo kadang ribut sama fenly, kadang sama fajri, mana yang Lo suka" jelas aca

"Gue sama ana? Ihhh!!" Sahut fajri yang mendengar sekilas pembicaraan mereka, karena tempat duduk fajri dan aca hanya terhelat satu bangku yaitu ana

"Siapa juga yang mau sama lu!" Ketus ana

"Tu kan berantem lagi, sama fajri Lo panggil dia es batu, sama fenly Lo panggil dia bule, kalau tu cowok suka sama Lo gimana!!" Kesel aca pusing mendengar perdebatan mereka

"Gak mungkin, gue suka sama fajri? Lebih baik gue sama Bimo, nyata es batu" cibir ana enteng

"Emang bimo mau sama lu, mulut berisik??" Sahut fajri lagi

"Diam lu" sentak ana

"Ji" panggil Fenly sambil berjalan menghampiri, fajri yang mendengar suara itu hanya menoleh sebentar dan kembali lagi menatap layar ponselnya

"Kenapa?" Bals fajri

"Lo gak bawa motor ya?" Tanya Fiki to the poin

"Kenapa sihh, pagi pagi udah ribut aja rumah tangga" ledek fenly menatap wajah ana kesel

"Diam lu bule, jangan sampe ini pena gue sumpelin ke pori pori" sentak ana menatap fenly kesel

"Sebelum Lo sumpelin, gue dulu sumpelin pori pori lu" bals fenly ikut kesel

"Tu kan fen, darah tinggi aja ni anak pagi pagi, gue rasa di makan garam, maka emosi" sahut fajri enteng tanpa menjawab pertanyaan Fiki

"Fajri gue nanya, Lo gak bawa motor!" Kesel Fiki yang pertanyaan diacuh kan saja

"Tadi gue di anterin Abi, soalnya adek gue lagi datang manja nya, minta di anterin bareng gue juga, gue mals ribut pagi pagi, ya gue iyain aja" jawab Fajri sambil memasukkan handphone di saku celana nya

"Terus Lo pulang sama siapa?" Tanya fenly yang beralih menatap kearah fajri setelah cekcok mulut bareng ana

"Paling nebeng, sama lu berdua" bals Fajri

"Assalamualaikum.."

Mendengar salah dari balik pintu fenly dan Fiki yang tadi berdiri langsung segera duduk di kursi nya masing masing dengan memulai pelajaran.

=

=

Setelah beberapa menit melakukan pelajaran mengajar, mereka memutuskan untuk pergi ke kantin untuk isi perut nya, setelah beberapa menit di kelas. Di meja itu sudah terlihat jelas mereka berpasang pasangan terkecuali fajri, Fajri tidak sedikit pun ngerasa terganggu dengan kehadiran kedua perempuan itu, Bahkan fajri sudah terbiasa Dengan hal itu.

"Ji" panggil Fiki sambil mengunyah makanan nya dengan sesekali melirik kearah fajri

Mendengar panggilan itu, fajri hanya menatap tanpa menyahut, dan Fajri juga menunggu kelanjutan ucapan Fiki.

"Masih main game yang lama?" Lanjut Fiki bertanya

"Masih" jawab Fajri

"Gue sama fenly, ganti. Main game yang ini, lebih seru ji, cobain" ujar Fiki sambil melihat game di handphone nya

"Lebih seru! Cobain aja. Gue di rekomendasi kan sama temen online gue, dan permainannya lebih luas ji, bahkan kita bisa kenalan sama orang baru, dan teman atau pun lawan tidak seumuran kita, cowok cewek juga main" sahut fenly memperjelas

Fajri yang mendengar penjelasan fenly hanya mengangguk mengiyakan.

"Ohh, pantesan... Ternyata teman ataupun lawan kita, lawan jenis" sindir Fira

"Iya sayang, kita bisa main sama cewek tinggal pilih aja" bals fenly santai tanpa melihat raut wajah Fira

"Gue gak ikutan yaa" kata fajri yang melihat raut wajah Fira

Melihat tanggapan fajri, fenly menoleh ke arah Fira yang sudah wajah manyun.

"Sayang.... Gak gitu maksudnya akuu" tutur fenly lembut

"Diam!! Gak usah sentuh aku" sentak Fira melarang tubuh fenly mendekat kearah yang bahkan Fira dan fenly sudah jaga jarak.

"Salah ngomong gue" gumam fenly mengusap wajah nya pasrah

Fajri dan fiki mendengar hanya terdiam tanpa ikut campur urusan mereka, sedang aca terus memancing emosi Fira dengan cibiran nya.

"Haii" sapa seseorang perempuan itu dengan tersenyum manis

Mendengar suara sapa seseorang, mereka berlima sontak menatap ke sumber suara.

=

=

Tiara kini sedang beradaptasi di ruangan kepala sekolah, dengan membawa ransel di belakang punggung ya, Tiara keluar dari ruangan tersebut. Kini Tiara berjalan dengan santai menuju kelas, dengan tersenyum ramah ketika bertemu siswa/i di sekitar nya.

"Siapa tu?"

"Anak baru nya?"

"Sok cantik, awas aja di ngambil predikat gue disekolah ini"

"Cantik banget..."

"Bukannya Tira sudah gak ada, terus ini siapa?"

"Ada saingan gue ini, buat dapatin Fajri"

Tiara hanya tersenyum mendengar cibiran dari siswi yang menatap kehadirannya, disekolah ini. Tanpa perduli cibiran mereka tiara hanya tersenyum membalasnya.

=

=

To be continued...

INDIGO || FIKI UN1TY || ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang