Fajri dan Tira sudah tiba di perumahan milik orang tua Tira, dengan santai nya mereka langsung masuk menuju ruangan tamu dan di sambut hangat oleh kakak dari Tira bersama zweitson.
"Assalamualaikum" ucap keduanya sambil masuk kedalam rumah
"Masuk ji" sambung Tira
"Iya" bals singkat Fajri
"Eh ada tamu??" Sahut zweitson sambil berjalan menghampiri mereka
"Ji, kenalin. ini kakak aku nama zweitson, kak, ini pacar aku nama Fajri" tutur Tira memperkenalkan mereka
"Fajri" ujar Fajri mengulur tangan nya
"Zweitson" bals zweitson
"Soni aja boleh kak, zweitson agak kepanjangan, susah di inget juga" ujar Fajri dengan cengengesan
"Soni??" Ulang Tira sambil berpikir "nama yang unik!!" Girang Tira menatap keduanya dengan sumringah "aku setuju! Boleh kan kan" Tira kembali menatap zweitson dengan penuh persetujuan
"Hm... Boleh dehhh"
"Yeee!!!"
"Jangan senang dulu, ada syarat!" Ucapan zweitson menghentikan senyuman Tira yang sumberingah itu
"Apa??" Bals Tira dengan nada cemberut
"Buatin minum dulu, masa tamu gak di buatin minum, ya walaupun pacar juga haus" cibir zweitson
Fajri hanya terdiam tersenyum melihat tingkah laku adek kakak ini.
"Ohh, itu syarat nya. Kalau itu aku bisa, tunggu yaa" seru Tira langsung menuju ke dapur
Zweitson dan Fajri langsung duduk di kursi sofa sambil menunggu kedatangan minuman yang dibawa mereka juga ngobrol hal rondem tentang kehidupan nya masing-masing.
Mereka berlima sudah duduk di bangku taman untuk memulai cerita, satu persatu dari mereka menceritakan apa yang terjadi kepada mereka.
"Waktu Fiki di buli satu kelas, awal gue emang kesel, gue pengen marah tapi sama siapa? Belum Fiki ngomong kalau dia bisa lihat mahluk gaib. gue udah tau karena Tira yang ngomong sama gue, dan kata Tira dia tau juga karena Fajri yang ngomong. Katanya dia takut gue bakalan bertengkar perkara ini, yaa... Awalnya sih gue gak percaya, tapi beberapa kali gue sempet lihat Fiki ngobrol sendiri, dan gue juga mulai curiga dari tatapan mata Fiki saat botol minuman gue jatuh tapi gue pura pura gak lihat aja, tepat gue di rooftop Fajri nyamperin gue, dari tatapan Fajri sih gue lihat itu bukan Fajri, tapi gue acuh aja tapi fajri mengucapkan kalimat itu yang mereka bertiga pun tidak tau dan gue pikir juga, Tira gak bakalan ngomong, waktu gue minta penjelasan dia, dia ngomong kalau dia cuma bisa masuk kedalam raga Fajri doang, dan dia janji buat datang kerumah gue dan awal sihh gue gak percaya tapi waktu itu dia beneran datang di saat Lo berdua ngintip" jelasin aca sedikit nada menyindir
"Ya kita, kan juga mau tau. Soalnya adek Fajri ngomong kalau Fajri lagi di masukin mahluk" sahut fenly
"Tapi gue gak ngerasa gue ke rooftop nyamperin Lo, dan gue juga gak ngerasa kerumah Lo, tapi tiba-tiba gue udah di depan pintu kamar gue aja dan rasa badan gue sakit banget..." Ujar Fajri apa adanya
"Kok gue ingat dengan kalimat yang ada diruangan itu ya??" Gumam Fiki sambil berpikir
"Kalimat apa??" Nimbrung zweitson
"Ingat gak ji fen, yang pernah gue omongin??" Bals Fiki agar kedua temannya mengingat kalimat yang pernah fiki sampai kepada kedua temannya.
"Ohh, mereka ada didekat mu tapi__"
"Iya!!" Bals Fiki memotong perkataan Fajri
"Kalau Tira sudah meninggal, berarti Tiara bohong dong, kalau Tira pergi ke Belanda" sahut fenly
"Bisa jadi, dan gak mungkin salah denger dong gue. Gue berani sumpah. Kalau dia Bilang kalau di adalah Tira pacar Fajri" tutur aca penuh keyakinan
"Jadi, yang gue temuin di taman itu siapa??" Tanya fajri entah kenapa siapa
"Apa jangan jangan yang selalu dideket Lo itu adalah arwah Tira?? Dan di juga gak mau nampak wajah nya karena dia tau kalau gue bisa lihat dia??" Sambung Fiki
"Bener juga ya Fik" bals fenly
"Terus gimana??" Tanya zweitson menatap satu persatu dari mereka
"Satu satunya cara, kita harus jebak Tiara" pungkas Fiki menyimpulkan
"Tiara?" Ulang mereka ber empat dengan tatapan kaget
"Lo mau jebak adek gue!" Kesel Fajri
"Bukan!!" Bals Fiki nada kesel
"Terus Tiara siapa??" Tanya fajri menurunkan nada bicara
"Makanya! Kasih nama jangan sama, jadi susahkan. Nama adek Tiara, nama pacar Tira, nama kembaran Tira Tiara, gak ada lagi nama gitu, harus banget sama!" Cerocos Fiki
"Heh!! Lo pikir gue mau apa!!" Ketus Tiara dengan langsung menarik kuping Fiki
"Aaakhh... Ihhh sakit!" Keluh Fiki menarik paksa tangan Tiara
"Makanya mulut jangan lemes" celetuk aca
"Kok kamu bela Tiara sihh" kesel Fiki menatap sang pacar
"Kenapa lu gak suka?" Tanya Tiara
"Iya" sambung aca dan Tiara dengan cengengesan
"Dihh" decak fenly
"Udah bercanda nya?" Tanya fajri datar
"Dia dulu yang mulai aa' aji" tuduh Tiara langsung duduk di tengah tengah Fiki dan aca
"Nyempil aja nih bocah" dumel Fiki, Tiara hanya mengeluarkan lidahnya dengan wajah ngeledek fiki
"Maksud Fiki tadi, Tiara siapa??" Tanya zweitson memulai kembali obralan
"Ya... Adek loh lah, karena cuman dia yang gue curigain. Secara kita udah clue dari mereka, bentar!" Fiki menjeda kalimat sambil berpikir "gue juga curiga, sama Tira"
"Tira siapa??" Sahut Tiara
"Ck, temen gaib gue lah" balas Fiki muka mals
"Ya kalau Lo gak bilang, gue mana tau!" Kesel Tiara
"Tiara Lo sini deh, Lo berdua kalau di satuin ribut Mulu" heran Fajri menatap adiknya dan Fiki selalu cekcok mulut ketika mereka bertemu
"Dia dulu!"
"Udah sini!" Paksa Fajri menatap Tiara serius
Dengan berat hati Tiara berjalan menuju Fajri dan Langsung duduk disamping Fajri.
"Kenapa Tira, bestie gaib lu" tanya fenly
"Dari gue kenal dia sama sekarang, gue gak tau asal usul dia, yang waktu gue berantem dikelas, gue lagi marah sama dia. Masa dia bilang kalau dia di utus sama pencipta buat jagain gue. Aneh kan" ujar Fiki bercerita
"Tira yang selalu di dekat lu adalah pacar Fajri" ujar aca tiba tiba
"Apa??" Kaget mereka berlima
"Jadi kak Tira hantu?" Kaget Tiara
"Waktu itu dia yang ngomong sama gue, dia masih ada sini karena masih banyak yang pengen dia sampai sama kakaknya dan orang terdekat nya termasuk Fajri" tutur aca sendu
"Jadi, selama ini?" Gumam fiki kaget
Mereka semua terdiam saat mendengar pernyataan itu, setelah beberapa menit terdiam Fajri tiba tiba terdiam tanpa sadar Fajri di masukin mahluk gaib.
"Fiki, mas soni, aca, Tiara fenly" panggil fajri
Mendengar namanya disebut fajri mereka berlima serentak menatap kearah Fajri dengan tatapan kaget.
=
=
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO || FIKI UN1TY || ENDING
Terrormahluk hidup bukan manusia saja tanpa kita sadari!! tumbuhan, hewan dan bahkan mahluk tak kasat mata juga makhluk yang harus kita hargai. mereka sama seperti kita, hanya saja kita tak dapat melihat mereka. hanya orang spesial yang bisa melihat dan b...