Tiara menjelaskan apa yang terjadi kepada Fajri, hingga Fajri di rooftop itu. Dan Fira juga di rasuk oleh sosok Brayen yang ingin membantu Fajri tanpa sosok itu tau, Fajri mendengar cerita itu antara percaya dan tidak, karena menurut nya ini adalah aneh.
"Kok kayak gak masuk akal yaa?" Gumam Fajri
"Namanya juga hal mistis, mana ada yang masak akal" cibir Tiara
"Seharusnya Fiki lihat dong, secara kan dia Indigo" sahut fajri lagi
"Karena mata batin Fiki di tutup sama sosok itu" bals Tiara
"Terus gimana?" Tanya Fajri yang binggung
Sedangkan Tiara hanya terdiam sambil berpikir.
"Kenapa gue di incer sihh?" Gumam Fajri pada dirinya sendiri.
"Karena aa' yang paling mudah buat mereka rasukin, secara aa' adalah pintu masuk mereka ke dunia nyata dan gaib" jelas Tiara
"Terus gimana cara nutup pintu itu?" Tanya Fajri frustasi
"Gak bisa, karena itu udah dari lahir. Gak bisa di hilangin gitu aja, yang harus aa lakukan cuma mencegah. tadi aa' pasti lagi kesel kan, pikiran aa' lagi kacau"
Fajri mengangguk
"Itu! Makanya mahluk gaib bisa masuk kedalam tubuh aa', lagian ngapain sih peke segala banyak masalah, pacaran udah punya, ganteng iya, pintar lumayan apa lagi, kupur nikmat!" Ketus Tiara
"Heh! Ini juga semua gara gara Lo, Lo yang paksa gue buat bantuin makhluk, Lo kan yang indigo, kenapa Lo paksa gue bantuin! Aneh! Lo kan juga bisa minta bantuan teman gaib lu" kesel Fajri
"Dia gak mau!!"
"Eehhh, mana ada mahluk gaib pilih pilih minta di bantuin, lagian yang terpenting bagi dia balik, udah itu aja! Udah, gak usah banyak alasan" timpal Fajri tak percaya
"Iihh, gak percaya yaudah" acuhh Tiara
"Yaudah" bals Fajri ikut acuh
Tiara langsung pergi meninggalkan Fajri dikamar nya.
=
=
Fiki dan fenly sudah tiba di perumahan Fajri, tanpa memarkir kendaraan nya dengan bener, Fajri dan fenly langsung menuju pintu utama. Tiara yang tadi baru keluar dari kamar Fajri mendengar suara motor fenly dan Fiki, memutuskan untuk menuju pintu utama karena mereka memang terbiasa lewat situ.
"Ngapain lagi tu anak" gumam Tiara
Sebelum sempat Fiki mengetuk pintunya, Tiara udah lebih dulu membuka dengan tatapan datar.
"Ngapain Lo berdua?" Tanya Tiara seakan tahu tujuan mereka berdua
"Wiihh, beneran indigo. Kita belum ngomong lohh sama lu, Bahkan lu gak mempersiapkan kita buat ke kamar Fajri" seru fenly
"Gue tanya Lo tadi?? Ngapain lu berdua, bukan langsung ngomong tujuan Lo berdua, aneh!" Ketus Tiara langsung pergi
"Udah diam!" Sentak Fiki menatap fenly dengan kodean
"Ra..! Ra..! Kita perlu ngomong" sebelum jauh Fiki mencegah pergerakan Tiara
"Tentang Fajri?" Sahut Tiara
"Tumben lu gak pake aa' lagi berantem?" Tanya fenly
Tiara dan Fiki hanya mengacuh kan saja
"Bisa kan, penting soalnya" mohon Fiki
"Bentar gue ambil sesuatu dulu, kak Fiki sama kak fenly duluan aja ke rooftop, nanti aku nyusul" bals Tiara
"Iya, yuk fen" ajak Fiki mulai beranjak
Di bals fenly dengan anggukan.
=
=
Tak lama berselang, Tiara berjalan menghampiri mereka dengan membawa sesuatu ditangan nya, setelah Tiara sudah didekat mereka, Tiara langsung memberi kan kepada mereka.
"Apa nih??" Tanya fenly binggung sambil menatap bungsu kain hitam
"Udah pegang aja, kemana pun kalian harus bawa itu, jangan pernah di tinggal" peringat Tiara serius
"Apa emang nya nih??" Tanya fenly sekali lagi
"Kalau ke toilet? Makan misalnya? Mandi?" Sahut Fiki
"Banyak banget pertanyaan lu" timpal fenly menatap Fiki
"Kalau masih di lingkungan rumah, kalian boleh aja tinggal, tapi! Harus simpan yang orang lain tidak bisa menemukan, di mana gitu??" Jelas Tiara
"Pertanyaan gue belum di jawab Tiara!! Ini apa? Jimat" kesel fenly
"Itu kunci?" Jawab Tiara
"Kunci?" Gumam fenly dan Fiki secara bersamaan
"Iya kunci, itu gue di kasih sama Brayen. Buat jaga jaga katanya" bals Tiara
"Mana sekarang temen gaib lu?" Tanya Fiki
"Nihh, di samping" jawab Tiara
"Tapi kok gue gak lihat yaa" Fiki perlahan menatap sekeliling nya
"Ya karena, mata batin kakak di tutup sama sosok itu" sahut Tiara
"Bener kata lu Fiki, terus?" Fenly kembali menatap Tiara serius
"Tujuan sosok itu apa? Dia ngincar Fajri ya, atau Fajri lagi ada masalah di masa lalu nya" Tanya Fiki
"Kata Brayen, sosok itu butuh kalian bertiga buat menyempurnakan ke kuatan nya, dan raga kalian buat sosok itu membalas dendam ke manusia" jelas Tiara sesekali menatap kesamping
"Yang indigo di muka bumi kan bukan kita bertiga doang, banyak! Termasuk Lo" sahut Fiki
"Karena kalian bisa malas malas buat bantu mereka yang membutuhkan bantuan" timpal Tiara
"Kenapa harus kita bertiga? Indigo kan bukan cuma kita, lu juga indigo, malah indigo Lo dari pada Fiki" ujar fenly
"Karena Lo bertiga peran utamanya bego!" Ketus Tiara menatap Fiki dan fenly kesel
"Ha??" Binggung fenly dan Fiki saling menatap
"Sebenarnya Arin itu murid sekolah itu, dia mati karena bully, dan tukang bully itu meletakkan jasad Arin di ruangan kosong yang kalian sering bilang ruang misteri. Sebelum kejadian pembunuhan itu, ruangan itu adalah tempat musik, karena jasad Arin tidak terkubur dengan layak, makanya Arin butuh tubuh kalian buat bals dendam" Tiara menjelaskan
"Tim SES gak cari jasad nya gitu? Keluarga nya gitu cari? Masa anaknya hilang orang tuanya santai aja?" Bals Fiki
"Arin itu menghabiskan waktu dengan mambaca novel, sambil mendengarkan musik mengunakan handset. Dari kecil Arin cuma di besar kan oleh asisten rumah tangga nya, orang tuanya udah pisah bahkan mereka tidak memperdulikan Arin. Arin tetap sabar, tanpa sepengatahuan Arin papa nya selalu memberikan uang kepada asisten rumah tangganya untuk menjaga arin, papa dan mama Arin sudah menikah lagi tanpa Arin tahu, masuk di sekolah itu Arin jadi bahan bully-an pereman pereman sekolah, karena Arin capek dengan keadaan Arin pasrah di pukul mati matian dengan pereman sekolah, hingga Arin memecahkan kaca sekolah dengan menggores ditangan nya"
"Lah tadi katanya Arin mati karena bully, terus jasadnya diletak di ruangan kosong, kenapa sekarang dia gores tangga nya dengan kaca?" Binggung fenly
"Sebelum Arin bunuh diri, arin sudah babak belur karena pukulan itu"
Fenly dan Fiki hanya mengohka saja.
"Kalian orang baik, seharusnya kalian tidak terlibat dari masalah ini" ujar Fajri
"Fajri??" Gumam fenly dan Fiki me dengar kalimat itu
"Itu bukan aa', tapi Arin" mendengar kalimat itu fenly dan Fiki terdiam.
"Aku butuh bantuan kalian" ujar Arin
Fenly Fiki dan Tiara saling menatap.
=
=
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO || FIKI UN1TY || ENDING
Horrormahluk hidup bukan manusia saja tanpa kita sadari!! tumbuhan, hewan dan bahkan mahluk tak kasat mata juga makhluk yang harus kita hargai. mereka sama seperti kita, hanya saja kita tak dapat melihat mereka. hanya orang spesial yang bisa melihat dan b...