.
.
.
"Jaeyun? "
"Ya ibu? "
"Apa kau percaya jika ada makhluk-makhluk mitos didunia ini nyata? "
Jaeyun kecil memasang pose seolah berpikir, dan kemudian mengangguk. "Tentu saja! Karena sewaktu aku di pinggiran sungai aku melihat siren disana! "
Sang ibu terkekeh melihat anaknya yang sangat antusias, "Kalau semisalnya makhluk mitos itu adalah pasangan Jae, apa yang akan Jae lakukan? "
Sejenak senyuman itu pudar, lalu kembali mengembang, dengan artian yang berbeda dari sebelumnya. "Aku akan menerimanya, karena pasangan adalah takdir. Jika kita menolak takdir, itu samanya dengan kita menentang yang berkuasa. Aku tidak mau seperti itu, tapi jika memang pasanganku makhluk semacam itu, semoga saja baik dia baik. "
...
Matanya terbuka, mimpi itu, yang sering terjadi padanya semenjak tinggal ditempat ini. Kenangan bersama ibunya terkadang kembali teringat ketika ia tidur, datang secara tidak sadar. Membuatnya merasakan nyeri ketika mengingatnya.
Jaeyun, pria itu bangkit setelah meredakan tangisannya. Duduk diranjang, sesaat setelahnya pintu diketuk, lalu Jungwon memasuki ruangan itu.
Ia mengatakan jika Heeseung memperbolehkannya keluar dari sini, berkeliling dengan syarat jika Jungwon menemaninya. Jaeyun langsung bersiap dan sejenak melupakan mimpinya. Ia sempat bertanya dimana sang iblis itu, dan Jungwon menjawab jika Heeseung tengah melakukan tugasnya diluar sana.
Dan disinilah dia sekarang, berjalan disepanjang lorong dengan tatapan takjub. Banyak sekali ukiran-ukiran di dinding, nuansanya sama seperti bayangannya jika membayangkan kerajaan fantasi.
Beberapa kali ia bertanya tantang benda-benda disini, juga ruangan yang tertutup. Jungwon menjawab sekaligus menjelaskan dengan baik hati, yang tentu saja beberapa ia ketahui.
Saat berjalan, mereka berpapasan dengan Sunghoon. Pria itu menatap Jaeyun dengan dingin, Jaeyun yang melihat Jungwon membukukan tubuhnya mengikuti dengan gugup. Setelahnya Sunghoon pergi begitu saja bersama dua orang dibelakangnya, tanpa sepatah katapun.
"Dia siapa Jungwon? " setelah menegakkan tubuhnya, Jaeyun langsung bertanya. Jungwon tersenyum kecil sambil kembali melangkahkan kakinya.
"Tuan Dravent Sunghoon, dia adalah sepupu dari Tuan Heeseung. Mereka berdua yang memimpin kerajaan ini semenjak Raja telah gugur dari peperangan. Namun walau begitu, pangkat Tuan Heeseung lebih tinggi dari Tuan Sunghoon. "
Jaeyun mengangguk, "Tapi, apa itu berarti dia juga iblis? "
"Tidak, Tuan Sunghoon bukan iblis, dia Vampire. Satu-satunya Vampire terlangka didunia ini, "
"Pantas saja Sunghoon-Sunghoon itu dingin, sepupu iblis itu ternyata. " ia terus menggerutu, Jungwon yang dibelakangnya pun tertawa kecil.
Saat sedang memperhatikan, Jaeyun teringat akan sesuatu. "Oh! Aku ingin melihat-lihat mawar didekat batasan hutan, apakah boleh? " ya, ia selalu tertarik dengan mawar-mawar disana. Hanya bisa memperhatikan dari jendelanya saja tidak merasa puas, Jaeyun juga ingin kesana dan melihatnya dengan jelas. Karena terkadang, bunga itu menyala dimalam hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil And His Angel [✔]
Fantasyᴡᴀʀɴ! ʜᴇᴇᴊᴀᴋᴇ || ʙxʙ || ꜰᴀɴᴛᴀꜱʏ ➡ ⠂ʜɪᴅᴜᴘᴋᴜ ʏᴀɴɢ ʟɪᴍᴀ ʙᴇʟᴀꜱ ᴛᴀʜᴜɴ ʙᴇʀɪꜱɪ ᴋᴇᴅᴀᴍᴀɪᴀɴ ᴅᴀɴ ᴋᴇᴛᴇɴᴀɴɢᴀɴ, ᴛᴇʀᴇɴɢɢᴜᴛ ꜱᴜᴅᴀʜ ᴏʟᴇʜ ᴍᴏɴꜱᴛᴇʀ ᴀɴᴇʜ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴᴊᴇᴍᴘᴜᴛᴋᴜ ᴅᴀɴ ᴍᴇɴɢᴀᴛᴀᴋᴀɴ, ᴊɪᴋᴀ ᴀᴋᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍɪʟɪᴋɴʏᴀ. ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ, ꜱᴇᴍᴀᴋɪɴ ʙᴇʀᴛᴀᴍʙᴀʜ ᴅᴇᴛɪᴋ, ᴛᴀᴋᴅɪʀ-ᴛᴀᴋᴅɪʀ ᴀɴᴇʜ ᴍᴜʟᴀ...