Chapter XXV : Reject?

1.9K 230 36
                                    

Ada yang nungguin ga? Hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang nungguin ga? Hehe

.

.

.

"Kenapa kau mau aku membantumu? Lebih baik aku melakukannya sendiri dengan tanganku. "

Bola matanya berputar jengah, jika saja didepannya ini bukan makhluk mengerikan. Sudah ia koyak lehernya sampai terputus.

"Jika kau melawannya, dia tidak akan mempunyai kesempatan untuk menjaga makhluk itu. Aku yang membawanya, dan memberikannya padamu. Yang terpenting dia mati, bagaimana? "

Dia terkekeh mendengar tawaran itu. "Menarik. Kenapa kau mau melakukannya? Kalian sudah sangat dekat padahal. "

Pria itu tersenyum sinis, lalu menyandarkan tubuhnya ditembok. "Karena aku tidak pernah menyukainya, asal kau tahu. "

Makhluk itu terdiam sebentar, tak lama dia mengangguk dengan seringainya. "Baiklah, aku terima tawaranmu. "

"Kita akan memberikan kejutan yang tidak pernah dilupakan olehnya, "

***

Kelopak mata itu perlahan terbuka, menampilkan netra biru terang yang selalu membuat siapapun merasa tenang jika menatapnya.

Sejenak dia terdiam, memandang kosong langit-langit ruangan. Pikirannya sekilas kembali mengingat kejadian sebelum dia tertidur, bayangan-bayangan itu terus melintas di kepalanya. Tangannya terangkat mencengkram surainya erat, dengan ringisan yang terus keluar dari bibirnya.

"Itu hanya mimpi! Lupakan! " racaunya keras. Matanya terpejam erat, kedua tangannya kini memukul keras kepalanya. Tubuhnya meringkuk diatas kasur, juga setitik air yang keluar dari sudut matanya.

"Aku mohon.. Pergi dari pikiranku! " bayangan itu berhenti disatu titik. Pria yang memeluk tubuhnya yang dipenuhi darah, dan tatapan itu penuh dengan emosi yang mendalam. Hingga berpindah ke sosok yang terjatuh dari langit, masuk kedalam laut dalam.

"PERGI! "

Tubuhnya ia jatuhkan ke bawah, menyeret ke sisi tembok dan membenturkan kepalanya berkali-kali disana. Suara tangisan terus memenuhi pikirannya, juga bayangan darah disekelilingnya.

Cairan perlahan mengalir dari kepalanya, namun ia tidak mempedulikannya. Rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa takut yang menyelimuti hatinya, bahkan suara pintu yang terbuka dengan kasar ia tidak pedulikan.

The Devil And His Angel [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang