Chapter III : To Refuse Is Death

4.2K 386 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Seluruh penghuni kerajaan membungkuk ketika keturunan dari pemimpin mereka melewati.

Tubuh kekarnya yang dibalut pakaian serba hitam, wajahnya yang selalu datar juga dingin. Auranya yang sangat mengintimidasi, mata tajamnya yang selalu mengarah kedepan.

Dravent Heeseung. Itulah namanya.

Banyak sekali yang takut padanya, memang kakak beradik dari kerajaan ini sangat mengerikan. Tidak kenal ampun, kejam, licik.

Kaki panjangnya terus melangkah, juga satu pengawal kepercayaannya dibelakangnya.

Mengabaikan penghormatan dari bawahannya, ia terus berjalan hingga berhenti disalah satu ruangan didepannya. Pintu coklat dengan ukiran sayap disana terbuka. Heeseung masuk, sementara pengawalnya menunggu diluar.

Ia menatap punggung tegap yang membelakanginya.

"Ada apa kau memanggilku? "

Tanpa berbasa-basi sedikitpun, ia langsung bertanya alasannya datang kemari. Pria yang membelakanginya membalikan tubuhnya, pakaiannya bernuansa putih, rambut hitam legam. Sangat kontras dengan dirinya yang berpakaian nuansa hitam dan rambut silvernya.

"Ayolah, kenapa kau selalu serius? "

"Berhenti berbasa-basi Sunghoon. Jawab pertanyaanku. "

Sunghoon menghela napasnya sejenak, Iblis ini memang tidak bisa diajak bercanda. Pikirnya.

Mata hitamnya menatap Heeseung, "Kau benar-benar membawanya? "

Heeseung sudah menduga. Pasti vampire terkutuk ini akan menanyakan tentang Jaeyun. 

"Ya, kenapa memangnya? "

Sunghoon menyernyitkan dahinya heran mendengar perkataan Heeseung, "Kenapa? Kenapa kata kau?! Dengan membawanya kemari justru akan membuat tempat ini semakin berbahaya! Juga makhluk itu! "

Mata merahnya semakin menajam ketika Sunghoon menaikan suaranya, kepadanya. "Aku yang akan mengatasinya, kau hanya perlu mengawasi. Tidak lebih. "

Setelah mengatakannya, Heeseung berbalik dan meninggalkan ruangan. Saat pintu sudah tertutup kembali, Sunghoon mengusak rambutnya dengan kasar.

Sungguh, apa pria itu sudah gila? Dengan membiarkan makhluk itu disini akan memperburuk keadaan. Pikirnya.

Ia berjalan ke jendela besar disana, hingga seekor merpati putih hinggap di bahu kirinya. Paruhnya membawa sebuah gulungan, Sunghoon membuka gulungan itu.

The Devil And His Angel [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang