.
.
.
"Tidak ada yang bergerak setelah penyerangan itu, juga karena tewasnya Ratu klan fairy membuat Raja mereka mengirim surat peringatan pada kita. Untuk klan vampire, Raja dari uzacan terdengar merencanakan sesuatu untuk kedepannya. "
Pria dengan surai hitamnya sedikit merunduk kepada sang demon yang berdiri dihadapannya membelakanginya.
Heeseung menatap dingin bunga-bunga mawar miliknya. Lalu tangan kanannya mengambil salah satu bunga mawar hitam itu, pikirannya selalu gagal fokus karena terlalu berhenti di satu titik. Semakin bertambah hari, semakin bertambah juga masalah baru.
Jay masih setia dibelakangnya kembali membuka suara, "Mereka akan terus nekat, kau tahu?. Tidak kah jika kau menandainya, itu akan menjadi penghalang bagi mereka. " dia tahu jika perkataannya terlalu lancang, namun ia lebih memilih mengatakannya daripada bergelut dengan perasaannya.
Pria bernetra merah itu menatap tajam mawar ditangannya, ia mengerti Jay mengatakan hal itu karena tidak ingin masalah ini semakin panjang. Namun, jika Heeseung melakukan itu, "Kau tahu sendiri melakukannya akan membuatnya semakin menderita. Selain karena takdirnya, usianya untuk ukuran manusia tidak cukup. Lagipula, aku tidak ingin menandainya dengan paksa, itu bisa melukai batinnya. "
Jay kembali merunduk, benar. Usia Jaeyun memang sangat kecil untuk ukuran mereka, jika pria itu ditandai lebih awal maka bisa menyebabkan hal fatal. Terlebih, mereka berdua pasangan yang cukup langka. Resiko untuk melakukannya akan sangat besar.
"Bagaimana dengan tempat itu? "
Pria bersurai hitam itu langsung menegakkan tubuhnya, "Disana sudah hancur lebur. Para wizard dari zebutor menghancurkan tempat itu sampai tidak tersisa. Setelah mereka mengetahui jika dia ada sudah diambil alih olehmu, mereka kembali pergi. Meninggalkan tempat itu. "
Seringaian terbit setelah mendengar penjelasan singkat dari bawahannya. Tangan kanannya yang masih memegang mawar hitam tadi perlahan mengeluarkan api hitam. Lalu membakar bunga itu hingga hangus. Netra merahnya beralih menatap langit yang biru, sangat berbeda seperti hari sebelumnya.
"Bahkan alam tunduk padaku. Mereka masih mau menyaingiku? " ujarnya dengan kekehan rendah. Jay dibelakangnya hanya diam, tidak menjawab apapun.
Hingga, suara langkah kaki yang terkesan berlari menghampiri mereka membuat Jay langsung berbalik. Pria dengan netra hijau itu menatap pasangannya yang juga menatapnya tajam.
Jungwon membukukkan tubuhnya ketika Heeseung kini berbalik juga menatapnya, "Maafkan saya Yang Mulia, Tuan Jaeyun meminta untuk berjalan keluar, apa diperbolehkan? "
Heeseung terdiam sejenak, Jungwon masih membungkuk menunggu jawaban. Hingga suara itu membuatnya tersenyum senang, "Jangan terlalu jauh. "
"Dilaksanakan, Yang Mulia. " ia bangkit, melirik sedikit Jay di sampingnya dan mengedipkan sebelah matanya. Lalu berlari kecil pergi dari sana. Jay hanya menggelengkan kepalanya dengan kekehan kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil And His Angel [✔]
Фэнтезиᴡᴀʀɴ! ʜᴇᴇᴊᴀᴋᴇ || ʙxʙ || ꜰᴀɴᴛᴀꜱʏ ➡ ⠂ʜɪᴅᴜᴘᴋᴜ ʏᴀɴɢ ʟɪᴍᴀ ʙᴇʟᴀꜱ ᴛᴀʜᴜɴ ʙᴇʀɪꜱɪ ᴋᴇᴅᴀᴍᴀɪᴀɴ ᴅᴀɴ ᴋᴇᴛᴇɴᴀɴɢᴀɴ, ᴛᴇʀᴇɴɢɢᴜᴛ ꜱᴜᴅᴀʜ ᴏʟᴇʜ ᴍᴏɴꜱᴛᴇʀ ᴀɴᴇʜ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴᴊᴇᴍᴘᴜᴛᴋᴜ ᴅᴀɴ ᴍᴇɴɢᴀᴛᴀᴋᴀɴ, ᴊɪᴋᴀ ᴀᴋᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍɪʟɪᴋɴʏᴀ. ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ, ꜱᴇᴍᴀᴋɪɴ ʙᴇʀᴛᴀᴍʙᴀʜ ᴅᴇᴛɪᴋ, ᴛᴀᴋᴅɪʀ-ᴛᴀᴋᴅɪʀ ᴀɴᴇʜ ᴍᴜʟᴀ...