.
.
.
"Ni-ki.. "
Ia mendekat, berlari menghampiri pria itu. Ia ingin memeluknya, menangis bersama tentang apa yang terjadi padanya. Namun, sebuah pedang hitam menghentikan langkahnya.
"Jaga batasanmu, Jaeyun. "
Kalimat dingin itu tak Jaeyun idahkan. Ia justru menggenggam pedang itu dengan tangannya, menariknya dan melemparnya tak tentu arah. Semua makhluk disana menundukkan kepala mereka, termasuk Jungwon juga Sunoo yang baru sampai. Aura disana sangat mengintimidasi, karena sang iblis dibuat naik pitam sebab Jaeyun dengan lancangnya menentangnya.
"Dia, sahabatku. " desisnya benci. Mata biru itu beralih menatap pria yang masih dipegangi dua pengawal. Ia langsung memeluknya.
Tangannya menangkup wajah bermata sipit itu, "Kau mengapa disini? Bagaimana dengan ibu? " Ni-ki menggeleng, ia memeluk Jaeyun erat saat dua pengawal itu melepaskan tangannya. "Aku merindukanmu, Jae.. "
"Aku juga.. Mengapa tubuhmu penuh darah? Apa mereka melukaimu? " lagi, Ni-ki hanya menggeleng disela tangisannya.
Namun, acara itu berhenti ketika Heeseung membuka suaranya, "Sudah selesai berpelukannya? Sahabatmu itu harus dihukum atas tindakannya. "
Jaeyun menoleh, berkata tak terima. "Apa maksudmu? "
"Dia melewati batasan wilayahku tanpa izin, dan membunuh bawahanku. "
"Jaga bicaramu! Ni-ki tidak akan melakukan hal itu! " bantahnya tak terima. Memang benar, sahabatnya ini tidak akan melakukan hal itu, karena dia terlalu baik dan tidak pernah membunuh oranglain satupun.
Heeseung terkekeh rendah, "Tanyakan saja padanya, lagipula Jaeyun. Mana ada manusia yang bisa menerobos untuk memasuki dunia ini, " Jaeyun kemudian menoleh, menatap Ni-ki dengan serius. "Ni-ki, apa itu benar? "
"Jawab aku.. " Ni-ki menunduk, tidak menatap Jaeyun. Dan Jaeyun melihat tangannya yang dipenuhi darah, hampir keseluruhan.
"Dia Werewolf asal kau tahu. "
Setelah itu, Ni-ki dipaksa untuk berdiri, dibawa oleh tangan kanan Heeseung yang bernama Jay, menuju kesebuah lorong. Entah kemana.
Jaeyun menangis, tubuhnya ditahan oleh Heeseung. Berbeda dengan Ni-ki yang sebelumnya menatap sahabatnya iba, beralih ke seorang pria yang dipapah oleh pelayan. Sejenak hatinya berdesir, namun melihat mata itu mengalihkan tatapannya membuatnya kecewa. Ia tidak peduli dengan hukumannya, yang terpenting dia dapat melihat Jaeyun saat ini.
Sedangkan Sunoo, dia menyadari jika ada yang salah dengan dirinya. Apalagi ketika pria itu meliriknya, ada rasa takut saat Ni-ki dibawa oleh Jay. Apa dia akan baik-baik saja?
Ia menoleh, menatap Jungwon yang menatap Jaeyun iba.
Heeseung mengangkat tangan kanannya, dan pedang hitam yang tergeletak dipojok ruangan langsung melayang kearahnya. Ia lalu menyeret paksa Jaeyun yang terus memberontak.
Mereka tiba di tempat saat pertama kali Jaeyun terbangun. Suara debuman pintu membuatnya terlonjak, ia menatap tajam Heeseung yang menatapnya dingin. "Kenapa kau menghukumnya? "
"Dia melanggar batasan. Apa kau lupa yang kukatakan? "
Bibir itu melengkung kebawah, tatapannya berubah menjadi takut juga sendu. Ia menatap tangannya yang sobek karena memegang pedang Heeseung yang sangat tajam.
"Kau memang iblis. Kau iblis kejam. Tidak berperasaan. "
"Yeah, you know that. And this devil is your mate, darling. "
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil And His Angel [✔]
Fantasyᴡᴀʀɴ! ʜᴇᴇᴊᴀᴋᴇ || ʙxʙ || ꜰᴀɴᴛᴀꜱʏ ➡ ⠂ʜɪᴅᴜᴘᴋᴜ ʏᴀɴɢ ʟɪᴍᴀ ʙᴇʟᴀꜱ ᴛᴀʜᴜɴ ʙᴇʀɪꜱɪ ᴋᴇᴅᴀᴍᴀɪᴀɴ ᴅᴀɴ ᴋᴇᴛᴇɴᴀɴɢᴀɴ, ᴛᴇʀᴇɴɢɢᴜᴛ ꜱᴜᴅᴀʜ ᴏʟᴇʜ ᴍᴏɴꜱᴛᴇʀ ᴀɴᴇʜ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴᴊᴇᴍᴘᴜᴛᴋᴜ ᴅᴀɴ ᴍᴇɴɢᴀᴛᴀᴋᴀɴ, ᴊɪᴋᴀ ᴀᴋᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍɪʟɪᴋɴʏᴀ. ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ, ꜱᴇᴍᴀᴋɪɴ ʙᴇʀᴛᴀᴍʙᴀʜ ᴅᴇᴛɪᴋ, ᴛᴀᴋᴅɪʀ-ᴛᴀᴋᴅɪʀ ᴀɴᴇʜ ᴍᴜʟᴀ...