Chapter XXXIII : Under Control

1.1K 137 11
                                    

...

typo? kajeun. mager baca ulang

roripiriding

...

Kesunyian, dan kegelapan. Hal yang begitu disukai oleh sosoknya, namun disaat bersamaan pula, kedua hal itulah yang selalu ditakutinya.

Kebencian, bagaimana kata itu terlayangkan padanya, membuatnya merasa jika sebenarnya dia memang tidak berguna.

Hastara Jaeyun, apa kau benalu?

Matanya terbuka. Menatap kesekelilingnya yang gelap, sunyi dan hanya dirinya seorang. Bagai melayang diatas kegelapan, namun tubuhnya seolah menerangi tempat ini.

"Siapa? "

Suaranya menggema, seolah dirinya berada diruangan besar tak perpenghuni.

Kakinya melangkah satu persatu kedepan, dengan hati yang terus berdegup kencang. Hingga, titik cahaya lain muncul didepannya, terbang menjauh, dan hal itu yang menjadi dirinya kini berlari mengejar cahaya itu.

Tangannya mencoba menggapai, "Tunggu! Kumohon, ini dimana?! "

Hanya gemaan suaranya, dengan larian yang terus mengejar titik putih didepannya. Namun, melihat sekelilingnya yang tidak berubah, membuatnya berpikir jika dia sedari tadi hanya berputar disatu tempat.

Hingga, dia berhenti ketika melihat punggung kecil yang berjarak beberapa meter darinya, "Kau—"

Terhenti.

Tidak mungkin. Itu bukan hantu, bukan?

Surai emas yang panjang, juga gaun putih yang menjuntai kebawah. Namun.. dia meneguk ludahnya berat melihat bagian bawah gaun itu terdapat noda merah yang begitu banyak, tentu itu adalah darah.

Kakinya kembali melangkah mendekat, "Maaf—" pertanyaannya terhenti kembali, ketika suara tangisan kini mengalun dari sosok didepannya.

Wanita itu, menangis.

"I kill him.. "

"Tunggu, apa? "

Tidak ada jawaban. Hanya tangisan, dan hal itu membuat dia berpikir jika sebenarnya wanita itu tidak bisa mendengarnya, lantas ia berjalan menghampiri dengan cepat.

Namun, tubuhnya membeku, melihat sosok lain terbaring didepan wanita itu. Tubuh kecil yang terbalut kain. Netra biru terang itu.. menatap tepat pada dirinya.

Dia tidak salah tentu saja. Bukan ilusi, tetapi, bayi itu benar dirinya. Hastara Jaeyun.

Lantas jika benar dirinya, lantas, "Kau siapa?" tangannya mencoba meraih bahu wanita itu,

Menembus.

Tangannya melayang diudara, menembus tubuh itu, yang tidak dapat disentuh olehnya.

Namun, wanita itu mendongak, hingga kini tubuhnya kembali membeku. Sorot mata dari netra biru, yang lebih pudar darinya, "Aku.. pembunuhmu.. maaf, maaf.."

"Hei, kumohon tenanglah, " percuma, yang keluar dari mulut wanita itu hanya gumaman maaf tanpa henti, yang semakin lama mulai menipis.

Lantas, tangannya menyentuh pinggir wajah cantik itu, walau tidak terasa, namun seolah ada hal lain yang menghubungkannya ketika menyentuh wajah itu, "Tolong jelaskan, kau siapa?"

Wajah indah, surai emas panjang yang setara dengannya, juga netra biru yang lebih pudar. Jaeyun sedikit tertegun, "Tunggu.."

"I'm your mother, Jae. Maafkan aku membiarkanmu melakukan hal ini sendirian.. maaf.. "

The Devil And His Angel [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang