***
Sesaat setelah memasuki lautan, entah mengapa matanya enggan terbuka. Tangannya tetap melilit pada leher pria itu, namun ia merasa tubuhnya ditarik menjauh.
Sialnya, dia tidak bisa memberontak. Matanya terbuka sedikit, melihat bagaimana kedua mata itu kini mulai menghitam. Tubuh sang demon menjauhinya, memasuki portal hingga tidak terlihat kembali.
Kenapa? Kemana ia ingin pergi? Mereka baru bertemu. Mengapa kini pria itu meninggalkannya?
Matanya terbuka bersamaan tubuhnya yang bangkit duduk. Napasnya tersenggal, degup jantung tidak karuan, mengingat kembali kondisi ketika dia berada didalam sana.
Tangannya yang terkepal diraih tangan lainnya, ia menoleh kesamping. Netra kuning itu, membuat jiwanya kembali menyadari. Jika kini ia berada didaratan.
"Kau tidak apa-apa? " werewolf itu bertanya, melihat pandangan Jaeyun yang begitu kosong.
Hingga Jaeyun menyadari, jika kedua mata Niki mulai berkaca-kaca, barulah ia menjawab.
"A-Aku baik, "
"Matamu masih sakit? "
Saat itu juga, tangannya menyentuh mata kanannya. Terbuka, namun ia tidak bisa melihat dari sana. Mata kanannya mengalami kebutaan. Alhasil, kepalanya menggeleng kecil.
Dan Niki menyadari apa yang terjadi pada matanya. Dia menutup mata kanan Jaeyun dengan tangannya, "Jangan sedih, kau tetap indah walau penglihatanmu hilang sebelah. "
Ia melihatnya, netra biru yang pudar sebab sel pengelihatannya mati, menjadikan warnanya seperti perak.
Jaeyun tidak menjawabnya kembali, memilih menatap langit yang sudah sepenuhnya biru terang. Sangat indah, bahkan cahaya mataharinya memantul di lautan, sehingga air disana memancarkan keindahan lain. Tidak ada makhluk itu lagi disana, monster-monster kini menghilang. Lenyap bersamaan dengan ledakan itu.
Namun walau begitu, tidak membuatnya merasa senang. Ia menatap Niki, lalu sekeliling.
Mereka hanya berdua.
"Dimana yang lain?.. " nadanya melirih, begitu kecil hingga werewolf itu sejenak mengalihkan perhatiannya.
Niki menyungging kecil, merapikan surai emas Jaeyun yang berantakkan, lantas menarik pelan lengan pria itu, "Ada, mereka semua berkumpul. "
Jawaban itu membuat hatinya sedikit senang, ternyata tidak ada korban. Karena memang ia berharap tidak ada yang meninggalkannya.
"Aku ingin kesana, "
Jeda terjadi, Niki tidak menjawabnya. Namun setitik air mata turun, bersama anggukkannya.
Jaeyun yang melihatnya mencoba mengabaikan, kini mereka berjalan berdampingan memasuki hutan. Meninggalkan pinggiran tebing laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil And His Angel [✔]
Fantasyᴡᴀʀɴ! ʜᴇᴇᴊᴀᴋᴇ || ʙxʙ || ꜰᴀɴᴛᴀꜱʏ ➡ ⠂ʜɪᴅᴜᴘᴋᴜ ʏᴀɴɢ ʟɪᴍᴀ ʙᴇʟᴀꜱ ᴛᴀʜᴜɴ ʙᴇʀɪꜱɪ ᴋᴇᴅᴀᴍᴀɪᴀɴ ᴅᴀɴ ᴋᴇᴛᴇɴᴀɴɢᴀɴ, ᴛᴇʀᴇɴɢɢᴜᴛ ꜱᴜᴅᴀʜ ᴏʟᴇʜ ᴍᴏɴꜱᴛᴇʀ ᴀɴᴇʜ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴᴊᴇᴍᴘᴜᴛᴋᴜ ᴅᴀɴ ᴍᴇɴɢᴀᴛᴀᴋᴀɴ, ᴊɪᴋᴀ ᴀᴋᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍɪʟɪᴋɴʏᴀ. ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ, ꜱᴇᴍᴀᴋɪɴ ʙᴇʀᴛᴀᴍʙᴀʜ ᴅᴇᴛɪᴋ, ᴛᴀᴋᴅɪʀ-ᴛᴀᴋᴅɪʀ ᴀɴᴇʜ ᴍᴜʟᴀ...