.
.
.
Seluruh penghuni kerajaan langsung bersiaga ketika pemimpin mereka telah datang kembali, bersama dengan sosok yang selama ini menghilang.
Termasuk Jungwon, dia membantu mengobati setiap luka di tubuh Jaeyun, tubuh yang dipenuhi goresan dan luka dalam. Begitu mengenaskan, terlebih dia masih memakai pakaian yang terakhir kali Jaeyun pakai.
Para fairy berkumpul atas perintah Heeseung, Sunoo sedang tidak ada. Karena biasanya untuk masalah mengobati hanya pria itu, namun kini sedang pergi. Fairy itu mengobati luka luar Jaeyun, tidak dengan luka dalam. Karena, ketika mereka ingin menggunakan sihir mereka, luka itu sudah menghilang dengan perlahan. Seolah terobati sendiri oleh Jaeyun.
Jungwon juga mengetahuinya, namun tidak memberitahu hal ini kepada Heeseung. Atau, belum.
Setelah pengobatan selesai, hanya Jungwon yang diperbolehkan untuk menjaga pria itu. Heeseung tidak mengizinkan siapapun memasuki ruangan tempat dimana Jaeyun berada. Pun Jungwon menerimanya perintah itu dengan senang hati.
Namun, sudah sehari Jaeyun ditemukan, pria itu belum membuka matanya sama sekali. Jungwon mengerti jika Jaeyun telah berjuang melawan rasa sakitnya, jadi dia tetap berusaha tenang.
"Cepatlah sadar, "
Netra hijaunya menatap sendu wajah pucat yang terus memejamkan matanya. Langit semakin gelap, tanda malam akan tiba. Dia membereskan peralatan pengobatannya, setelah mengganti perban di pergelangan tangan Jaeyun.
Jungwon bangkit, dan berjalan keluar dari ruangan itu. Tanpa menyadari jika jemari tangan pria yang terbaring itu perlahan bergerak.
Lenguhan kecil terdengar, kelopak mata itu perlahan terbuka. Netra biru yang semula redup kini memancarkan kekosongan. Sejenak Jaeyun mengendalikan pengelihatannya yang memburam, dia tidak bergerak sama sekali.
Menatap langit-langit ruangan yang gelap, Jaeyun sudah mengetahui dia ada dimana. Udara dingin dan suasana diruangan ini membuatnya tersenyum kecil, karena telah keluar dari tempat mengerikan itu.
Perlahan tubuhnya bangkit, duduk sambil bersandar. Ia sedikit meringis ketika denyutan dikepalanya muncul, namun menghilang dalam sekejap.
Netra birunya menatap jendela diruangan itu, tempat dimana dia biasanya berdiri memandangi bulan karena tidak bisa tidur. Kekehan kecil mengisi ruangan sunyi itu, merasa kecewa sedikit karena ketika membuka mata tidak ada siapapun disampingnya.
Fokus memandangi bulan itu, ia tidak menyadari jika pintu terbuka. Sosok itu berjalan menghampiri Jaeyun yang duduk diatas ranjanganya, mengusap surai emas itu lembut. Hingga membuat pria itu menoleh terkejut, namun langsung tersenyum menyadari siapa yang mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil And His Angel [✔]
Fantasyᴡᴀʀɴ! ʜᴇᴇᴊᴀᴋᴇ || ʙxʙ || ꜰᴀɴᴛᴀꜱʏ ➡ ⠂ʜɪᴅᴜᴘᴋᴜ ʏᴀɴɢ ʟɪᴍᴀ ʙᴇʟᴀꜱ ᴛᴀʜᴜɴ ʙᴇʀɪꜱɪ ᴋᴇᴅᴀᴍᴀɪᴀɴ ᴅᴀɴ ᴋᴇᴛᴇɴᴀɴɢᴀɴ, ᴛᴇʀᴇɴɢɢᴜᴛ ꜱᴜᴅᴀʜ ᴏʟᴇʜ ᴍᴏɴꜱᴛᴇʀ ᴀɴᴇʜ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴᴊᴇᴍᴘᴜᴛᴋᴜ ᴅᴀɴ ᴍᴇɴɢᴀᴛᴀᴋᴀɴ, ᴊɪᴋᴀ ᴀᴋᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍɪʟɪᴋɴʏᴀ. ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ, ꜱᴇᴍᴀᴋɪɴ ʙᴇʀᴛᴀᴍʙᴀʜ ᴅᴇᴛɪᴋ, ᴛᴀᴋᴅɪʀ-ᴛᴀᴋᴅɪʀ ᴀɴᴇʜ ᴍᴜʟᴀ...