Chapter I : The Devil

8.1K 505 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Suara pedang yang memekakan telinga saling mengadu satu sama lain, tubuh-tubuh yang sudah tidak berdaya, dan bau anyir darah yang sangat menyengat disana.

Sang Raja dengan tertatih terus melawan musuhnya dengan tenaga terakhirnya demi melindungi putranya. Tubuhnya sudah banyak sekali luka, dengan beberapa tusukan disana. Sangat berbanding balik dengan keadaan musuhnya, tidak ada goresan sedikitpun hanya jubah hitamnya dipenuhi dengan darah.

"Kau yakin tidak ingin menyerah? Cukup berikan saja padaku. "

Sang Raja mundur kebelakang saat pedang musuhnya itu perlahan mengeluarkan sebuah cahaya hitam. Ia berdecih sinis saat melihat seringai dari musuhnya.

"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah memberikan putraku padamu dasar makhluk terkutuk! "

Tepat saat mengatakan itu, sebuah cekikan yang sangat kencang dilehernya sampai membuatnya melayang diatas langit-langit. Cahaya hitam itu mengelilingi tubuh sang raja, perlahan tubuhnya terbakar dengan mengerikan.

Tawaan mengerikan keluar dari sang pelaku, seolah hal ini adalah hiburan untuknya. Cahaya hitam itu semakin pekat, teriakan kesakitan sang Raja memenuhi ruangan yang sudah hancur itu.

Tubuh yang sudah mengelupas seluruhnya ia lempar bergitu saja, ketika mata merahnya bergulir ke sudut ruangan. Dimana ada gumpalan kain yang menggeliat disana, ia melangkah mendekatinya. Menyingkirkan tangan wanita yang menahan gumpalan itu, lalu ia mengangkatnya kegendongannya.

Makhluk mungil digendongannya menggeliat, ketika mata merah kelamnya menatap dingin mata biru terang makhluk itu, sebuah dersiran aneh menjalar didarahnya.

Bibirnya mengukir seringai kecil, "Tidak sia-sia aku menuruti perintah untuk membawamu. "

Kemudian kakinya melangkah keluar, melewati tubuh-tubuh yang sudah hancur disana.

Matanya menyisir depan bangunan hancur ini. Ia terkekeh rendah saat melihat tubuh-tubuh hancur didepannya. Padahal hanya satu lawan ratusan, memang lemah lawannya.

Jubah hitam yang ia pakai dilepaskan, sebuah sayap hitam besar yang sebelumnya tersembunyi mengepak, ia lalu terbang dengan makhluk kecil yang masih bersamanya.

.

Kepakan itu berhenti, tubuhnya mendarat di hutan yang berdekatan dengan sebuah desa.

Kaki jenjangnya melangkah ke pohon besar yang berdekatan dengan gubuk-gubuk disana. Mata merahnya kelamnya menyala di dalam kegelapan.

Menaruh makhluk mungil itu disana, ia mendekatkan mulutnya ke wajah damai yang tengah terpejam.

"See you in fifteen years, darling. "

Ia mengeluarkan mawar putih dibalik jubahnya, lalu menaruhnya di dekapan sang bayi.

Sayap hitamnya kembali mengepak, terbang meninggalkan makhluk mungil yang tertidur lelap, seolah bersiap untuk kehidupannya dihari kedepan.

●●●

Haye.

Walawe sudah end, votenya yap temann, hehe

Ror

The Devil And His Angel [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang