.
.
.
Cahaya bulan mulai menyeruak masuk melalui jendela besar ruangan. Pria bersurai silvernya berdiri membelakangi pintu. Tampilannya lumayan mengerikan, darah ditubuhnya masih melekat juga sayap hitam bak kelelawarnya terbuka.
Ketika pintu besar itu diketuk, ia berdehem. Lalu seseorang bersurai hitam memasuki ruangannya. Jay, pria itu membungkuk hormat. Merasakan aura ruangan yang mencekam tidak membuatnya lengah.
"Anda sudah menemukannya, Tuan? "
Mata merahnya memandangi bulan purnama di depannya. Tangan kanannya memainkan pedang hitam yang sedari tadi dipegangnya. Memutarnya dengan mudah seperti tongkat, lalu berucap tanpa berbalik. "Zebutor. "
Beberapa detik Jay mencerna ucapan Tuannya, lalu kembali membuka mulutnya. "Zebutor, wilayah kekuasaan Timur yang dipimpin oleh Wizard dengan kemampuan tinggi bernama William Matson. Zebutor juga salah satu kerajaan yang ikut menyerang dalam peperangan Houzben. " tuturnya kemudian.
Heeseung mengangguk kecil, dengan senyuman miring menghiasi bibirnya. Entah apa yang sedang dipikirkannya, tidak ada yang tahu. Menaruh pedang hitam itu di atas meja, ia berbalik. Menatap dingin pria bersurai hitam.
"Anak itu? "
Jay tersenyum kecil, "Dia menanyakan lukamu, juga kemana kau pergi. "
"Lalu? "
"Sudah, selebihnya dia mengobrol terus bersama Jungwon. "
Heeseung mengangguk, lalu duduk di kursi miliknya. Matanya tertutup, namun pikirannya menerawang. Sebenarnya ia bingung, Jaeyun adalah tahanannya. Tapi, mengapa anak itu malah menjadi alasan dia melakukan ini semua? Hingga, suara Jay kembali menyergah pikirannya.
"Ada apa memangnya dengan Zebutor? " tubuhnya menyandar pada dinding dengan kedua tangan di sakunya. Menatap wajah dingin Tuannya.
"Bunuh seluruh penghuni disana, bawa pemimpinnya padaku. "
Perintah itu membuat Jay sedikit mengeryit, "Tunggu, sebenarnya ada apa dengan dia? "
Heeseung membuka matanya, mulutnya berdesis kecil ketika mengingatnya. "Dia dalang dari panah hitam itu. " ia mengingat persis. Panah hitam yang terbuat dari sihir, jika tergores sedikit saja bisa menyebabkan kematian, panah itu mengincar Jaeyun. Namun tidak berfungsi jika di tubuh Heeseung, seolah sihir itu tidak ada.
Jay mengangguk, membungkuk sedikit lalu langsung melesat bagai angin. Meninggalkan ruangan juga Heeseung yang duduk menatap kembali bulan. Pikirannya kembali mengingat kejadian alasan dia membawa Jaeyun kemari membuatnya mengepalkan tangannya erat.
Tubuhnya bangkit, menjetikkan jarinya sekilas dan pakaiannya sudah berganti menjadi lebih bersih. Sayap itu perlahan menghilang seiring kakinya melangkah keluar. Saat pintu terbuka, pria berjubah putih berdiri didepannya.
"Aku akan pergi mengurus perbatasan. "
Heeseung diam, tidak menjawab. Sunghoon menghela nafas pelan, lalu langsung berjalan pergi dari sana.
Setelah Sunghoon pergi, ia kembali melangkah di sepanjang lorong. Hingga berhenti di depan pintu besar dengan ukiran burung disana. Pintu itu perlahan terbuka, ia menatap punggung seseorang yang duduk membelakanginya menatapi jendela.
'Mengapa kau kemari? '
Jaeyun sadar jika ada yang memasuki kamarnya, namun tubuhnya seolah lemas dan tidak mempunyai tenaga untuk sekedar membuka mulutnya. Dan ia tahu siapa yang masuk, siapa lagi jika bukan iblis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil And His Angel [✔]
Fantasyᴡᴀʀɴ! ʜᴇᴇᴊᴀᴋᴇ || ʙxʙ || ꜰᴀɴᴛᴀꜱʏ ➡ ⠂ʜɪᴅᴜᴘᴋᴜ ʏᴀɴɢ ʟɪᴍᴀ ʙᴇʟᴀꜱ ᴛᴀʜᴜɴ ʙᴇʀɪꜱɪ ᴋᴇᴅᴀᴍᴀɪᴀɴ ᴅᴀɴ ᴋᴇᴛᴇɴᴀɴɢᴀɴ, ᴛᴇʀᴇɴɢɢᴜᴛ ꜱᴜᴅᴀʜ ᴏʟᴇʜ ᴍᴏɴꜱᴛᴇʀ ᴀɴᴇʜ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴᴊᴇᴍᴘᴜᴛᴋᴜ ᴅᴀɴ ᴍᴇɴɢᴀᴛᴀᴋᴀɴ, ᴊɪᴋᴀ ᴀᴋᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴍɪʟɪᴋɴʏᴀ. ᴛᴇʀʟᴇʙɪʜ, ꜱᴇᴍᴀᴋɪɴ ʙᴇʀᴛᴀᴍʙᴀʜ ᴅᴇᴛɪᴋ, ᴛᴀᴋᴅɪʀ-ᴛᴀᴋᴅɪʀ ᴀɴᴇʜ ᴍᴜʟᴀ...