13. BABAK KEDUA

1.4K 98 20
                                    

2 Bulan kemudian.
18.00

Pria tampan dengan kaos hitam celana bahan selutut berjalan dari arah dapur menuju ruang kerja, sesekali menyesap secangkir kopi di genggaman.
Suara dering ponsel di saku mampu menahan langkahnya.

"hm." singkatnya.

"maaf mengganggu waktu santai anda, Sir."
"saya baru saja mendapat email bahwa tender nevada Casino telah resmi dibuka, Sir." Nata tersenyum lebar.

"benarkah?"

"iya, Sir."
"ada tenggang waktu 2 bulan untuk pengajuan program yang bisa kita tawarkan untuk menarik minat mereka."

"baiklah."
"kita harus menangkan tender raksasa ini untuk memperluas wilayah Serenade sekaligus menyenangkan daddy."

"siap, Sir." Nara mematikan sambungan telponnya.

"selamat datang di permainan kedua, dude."
"meskipun aku tak minat dengan usaha dunia malam, selagi aku bisa melihatmu hancur maka ku kejar sampai dapat." lirihnya sendirian, kembali melangkah sembari mengotak-atik ponselnya mencari nomor seseorang.

Langkahnya terhenti saat mendengar suara pintu di ketuk berjalan mengintip lewat door viewer.
Kedua unjung bibirnya terangkat saat melihat seorang lelaki cantik bergerak kecil seperti anak-anak yang menunggu di bukakan pintu.

"hai." sapa Nara dan laki-laki itu memamerkan senyum manisnya.
Nara mengangkat kedua tangan saat tunangannya melangkah menghambur ke pelukannya.

"ini panas sayaaaang." jelas Nara dengan nada lembut, takut jika kopi nya mengenai sang kekasih.

"aku rinduuuu."
"sudah 1 tahun tidak bertemu." Nara terkekeh mendengar drama pujaan hatinya.

"bukankah satu abad?" Nara mengoreksi pernyataan Nata.

"ah iya benar satu abad." tawa keduanya memenuhi condo Nara.
Mereka berjalan menuju ruang tamu duduk di sofa panjang dengan Nata yang berada di tempat favoritnya, pangkuan Nara.

"sendirian?" Nata mengangguk dengan posisi menghadap Nara.

"kenapa tidak menghubungiku?"
"aku bisa menjemputmu jika ingin main kemari."

"sebenarnya aku tidak berniat kemari." ucap Nata.

"lalu?"

"aku hanya bosan di condo sendirian, hanya ingin berjalan-jalan tapi karna aku tidak tau harus kemana jadi ku putuskan kemari." jelas Nata panjang lebar.
Nara letakkan kopi yang setia di genggamannya ke atas meja, melingkarkan lengan kekarnya di pinggang Nata menatap dalam manik coklat indah dihadapannya dan Nata kalungkan tangannya ke leher Nara menyatukan kening keduanya.

"sayang." lirih Nata.
Nata mendekat mengecup bibir tunangannya dan Nara tersenyum.
Dia dekap tubuh Nata mengusap kepala penuh sayang.

"jangan memasang wajah lucu seperti itu." ucap Nara lirih.
Nata mengecup leher Nara membuat sang pemilik menjauhkan badan kekasihnya.

"jangan nakal Natalaaaa."

"sekali saja."

"No." tegas Nara yang paham kemana arah pembicaraan Nata.

"masuk separuh."
Nara membungkam mulut Nata dengan telapak besarnya.

"eeemmmm."

"tidak akan ku buka mulut nakalmu ini." ucap Nara menahan tawa.

"eeemm emmmmmm."

"tidaaaak." Nara mulai terkekeh kecil melihat Nata memasang puppy eyes yang nampak lucu.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang