7. AWAL PRAHARA

1.8K 111 19
                                    

Keesokan harinya
06.15

Levi sedikit menggeliat merasakan seluruh tubuhnya lemas tak bertenaga. Dia mulai mengerjap menyamankan cahaya yang sedikit demi sedikit masuk ke netra nya, seketika terkesiap saat melihat punggung seseorang yang masih terlelap di sampingnya.
Tangannya gemetar kecil mencengkram selimut yang menutupi separuh tubuhnya, airmatanya lolos begitu saja.

Dia beranjak dari ranjang, segera mengenakan pakaiannya.
Menatap punggung lebar milik seorang pria yang menghabiskan malam bersamanya, Levi usap airmata yang kembali lolos segera melangkah pergi meninggalkan condo Nara.
Tanpa dia sadari sang pemilik condo tersenyum penuh arti dengan mata memejam.

••••Pria tampan yang tengah tersenyum memejam membalikkan badan saat tak mendengar pergerakan di sekitarnya, membuka mata menatap langit-langit kamarnya dengan senyuman yang semakin lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••
Pria tampan yang tengah tersenyum memejam membalikkan badan saat tak mendengar pergerakan di sekitarnya, membuka mata menatap langit-langit kamarnya dengan senyuman yang semakin lebar.

"mari mulai permainannya, dude." lirihnya di susul tawa lantang seolah akan mendapatkan hadiah besar.
Dia beranjak membawa tubuh polosnya menuju kamar mandi membersihkan diri

~~
Nara telah siap dengan kemeja putih dan celana bahannya, dia buka lemari meraih dasi hitam motif kecil pemberian tunangannya mengalungkan ke leher.
Dia melangkah mendekati nakas, menekan satu nomor lalu gambar loudspeaker.
Dia berdiri tegap mulai memasang dasinya.

"yes, Sir." ucap Jacob.

"edit video yang aku kirimkan setelah ini."
"atur senatural mungkin, bagaimanapun caranya." titahnya mutlak.

"baik Sir."
Nara mematikan sambungan telepon mengirim semua video yang telah dia pindahkan sebelumnya.
Dia terkekeh membayangkan rencana yang akan dilakukan dengan rekamannya semalam.

•••
2 Hari kemudian.

Seorang laki-laki tengah duduk di atas ranjang king size miliknya bersandar di kepala ranjang dengan kedua kaki di tekuk ke dada memeluk keduanya meletakkan kepala yang terasa bising di atas kakinya.

Sejak kejadian dua hari lalu, dia tak bisa tidur nyenyak sebab rasa bersalah pada kekasihnya yang begitu besar, dia tak makan dengan baik, bahkan mata panda mulai terlihat di pelupuknya yang bengkak.
Hatinya terasa sesak dengan rasa takut yang mulai menghantui membayangkan respon Rachen jika tau pengkhianatannya.

"maaf."
"maafkan aku Chen." lirih Levi kembali menangis.

"sungguh aku tak sadar."
"aku tidak tau apa yang terjadi."
"maafkan aku."
"aku bodoh Chen."
"aku tak bermaksud mengkhianatimu." Levi memejam dengan punggung yang mulai bergetar.

Triiing!!
Suara notifikasi pesan menyadarkannya, dia raih ponsel di atas nakas membaca pesan dari nomor tak di kenal.
Levi lempar ponselnya asal, setelah mengintip foto profil sang pengirim.

Tak berselang lama satu notifikasi pesan masuk kembali terdengar, dia raih ponselnya membuka pesan yang seketika membuat tangannya gemetar.
Dengan keberanian yang tipis Levi menekan tombol play dan menampilkan aksi panasnya bersama pemilik Serenade Bar, dia tutup kedua telinganya saat suara desahan terdengar begitu keras seolah benar-benar menikmati permainan lawannya.
Airmatanya mengalir deras, ia menjambak rambutnya merasa frustasi dengan kebodohannya.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang