25. TAK BERMORAL

1.9K 100 28
                                    

1 Minggu kemudian.

Langkah lebar milik pria gagah yang ketampanannya tak tergerus usia memasuki gedung pencakar langit milik putra tunggalnya.
Kedatangannya tak membawa kabar lebih dulu membuat semua karyawannya nampak terkejut.

"ada?" tanya nya pada resepsionis.

"ada, Sir." jawab sang resepsionis menunduk hormat.

Dia bawa langkahkah menuju lift naik ke lantai tertinggi menuju ruangan putra sematawayangnya.

"begitu sibukkah?" sapa Earth.

"ketuk pintunya dad." Earth terkekeh.

tok tok tok

"sudah?" ucap Earth dan Rachen terkekeh membawa tubuh tegapnya menghambur ke pelukan daddy nya.

"daddy lihat wajahmu nampak berseri-seri."

"jangan menggodakuuuu." ucap Rachen mengundang tawa besar Earth.

"apa kekasihmu baru saja memberi jatah?" goda Earth menaik turunkan alisnya.

"daaaaad." tawa Earth kembali terdengar.

Rachen bawa daddy nya menuju sofa panjang, meninggalkan pekerjaannya menghabiskan rindu bersama sang daddy.

•••
19.30

Dua pria tampan berbeda usia baru saja memasuki gerbang mansion dan di sapa banyaknya mobil mewah berjejer di garasi dan halaman mansion putra nya.

"kau koleksi mobil sebanyak ini?"
"mengapa tidak kau jual besi-besi itu untuk membangun perusahaanmu lagi ha?!" tanya Earth bercanda.

"aku sedikit menyesal menawarimu bantuan kemarin." tawa Rachen pecah.

"berhentilah mengomel dan ayo turun."
"aku punya kejutan untukmu."

"untukku?" Rachen mengangguk.

Daddy dan anak itu berjalan menuju pintu putih menjulang tinggi, Rachen buka lebar pintu itu dan langsung di sambut teriakan meriah.

"selamat datang kembali Mr.Earth." teriak semua tamu bersamaan membuat Earth tersentak. Senyumnya merekah indah.

"kau yang merencanakannya?" bisik Earth tertahan, Rachen terkekeh.

"pantas saja memaksa tak boleh pulang ke mansionku sendiri."
"aku berniat tidur dan semuanya gagal karnamu." omel Earth lirih.
Rachen dorong punggung daddy nya, berjalan sejajar ikut bergabung di tengah pesta.

"kau juga datang?" sapa Earth pada sahabat lama nya.

"tentu."
"bagaimana aku tak datang jika putramu sendiri yang mengundangku." Earth terkekeh.

"kau ini benar-benar ya." ucap Earth pada putranya.
"mengganggu kesibukan pria ini." goda Earth dan tawa ketiga pria itu terdengar renyah.

"mana istrimu?" tanya Earth.

"dia tak bisa datang."
"bisnisnya tak bisa di tinggal."

"putramu?"
"aku dengar dia bertunangan dengan putra Tu?"

"iya"
"aku menjodohkan mereka agar putra Tu bisa menjaga putra ku." Rachen hanya diam mendengarkan percakapan dua pria dewasa di depannya karna tak mengenal siapa yang tengah mereka bahas.

"nikmati pesta nya tuan."
"saya permisi sebentar." pamit Rachen pada sahabat daddy nya.

Dia melangkah menjauh menaiki anak tangga menuju kamar paling pojok.

•••

Laki-laki cantik tengah duduk di dekat jendela berhadapan dengan kanvas dan kuas runcing di genggamannya sesekali melirik keluar mansion yang nampak riuh sedari pagi namun tak sedikitpun membuat Nata tertarik untuk turun dan bertanya pada kepala pelayan. Kanvas kosong jauh lebih menarik minatnya.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang