28. BALASAN

2.1K 136 44
                                    

22.45

Suasana dalam mansion yang hening membuat nada langkah kaki pemiliknya terdengar menggema di dalam mansion, dia tapaki granit mahal yang terpasang di lantai menaiki tangga lebar menuju kamar paling ujung.

Ia buka perlahan pintu putih di hadapannya dan menemukan seseorang terbaring lemah dan tergantung infus di samping ranjang king size nya.

Rachen hampiri laki-laki cantik yang nampak pucat itu, dia tatap lekat-lekat paras teduhnya tak terlewat satu inci pun.
Matanya memicing saat laki-laki itu nampak gelisah dalam pejamnya, nafasnya mulai memburu seolah di kejar sesuatu dan keringat mulai membasahi keningnya.
Rachen segera naik ke atas ranjang menepuk pelan pipi mulus Nata.

"hei." ucapnya mencoba menyadarkan.

"Natala." panggilnya lembut namun Nata tetap memejam.

"ampuuuun." rintih Nata meneteskan airmata masih dengan mata terpejam membuat mata Rachen membulat sempurna.

Segera ia rebahkan tubuhnya di samping Nata, meraih tubuh lemah tak berdaya itu membawanya masuk ke dekapan hangatnya.

"maaf." lirih Rachen mendekap erat tubuh Nata.

"maaf Natalaaa." entah mengapa melihat Nata seperti ini membuat hatinya teriris sakit dan tak sadar ikut meneteskan airmata.

"maaf."
"maafkan aku." ulangnya dengan rasa sesal yang mendalam.

"ampun hiks." isak Nata dalam lelapnya.
Rachen usap punggung Nata memeluknya memberi rasa aman dan nyaman untuk lelaki cantik itu.

Dia letakkan dagunya di puncak kepala Nata memejam merasa sesuatu yang aneh dalam hatinya.

"aku tau setelah ini kamu pasti membenciku, Nat." bisik Rachen memejam.

"izinkan aku memelukmu malam ini." lanjutnya mencoba mengikuti Nata bergelung dengan alam mimpinya.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10.30

"sekali lagi saya ucapkan terimakasih Sir telah bersedia bekerjasama dengan Proflex." ucap Rachen berdiri berhadapan dengan klien nya, nampak raut bahagia di wajah tegasnya sebab proyek kali ini cukup besar.

"sama-sama Mr. Rachen."
"semoga proyek kita berjalan dengan lancar." harapan besar dia bebankan pada kemampuan Rachen yang tak diragukan lagi.

"apa lagi jadwalku setelah ini?" tanya Rachen pada Est setelah klien nya pergi.

"kunjungan ke proyek set___" ucapan Est terputus saat menyadari keberadaan seseorang di depan mereka.

"ada yang ingin ku bicarakan denganmu." ucap Nara dingin dengan tatapan tajam.

"tinggalkan kita berdua." lanjutnya memberi perintah kepada masing-masing tangan kanan mereka.

~
Dua pria tampan tengah duduk di satu meja saling melempar tatapan tajam menusuk menciptakan atmosfer menakutkan di sekitarnya.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang