39. TERLUPAKAN

1.9K 134 54
                                    

18.00

Nata merasa kondisinya sudah membaik dan kini ia tengah duduk di samping ranjang Rachen menunggu pujaannya yang tak kunjung membuka mata. Dia letakkan kepalanya di kasur dan membaliknya tangan Rachen mencoret-coret telapak tangan pria itu dengan telunjuknya.

"Chen."
" nyenyak sekali tidurnya?" tanya nya lirih.

Nata melebarkan matanya dan segera bangkit saat melihat jemari Rachen bergerak. Dia menatap Rachen yang mulai mengerjap tanpa banyak kata Nata segera memencet tombol merah di atas Rachen dan memeluk pria tampan itu merasa begitu bahagia pujaan hatinya telah sadar.

Rachen mengerjapkan matanya sedikit merunduk saat merasa tubuhnya di peluk seseorang dan seketika netra tajamnya melebar saat tak mengenali orang tersebut, Rachen segera mendorong Nata bertepatan dengan datangnya dokter, Nara dan Levi. Nata sedikit terkejut dengan sikap Rachen.

"siapa kamu." tanya Rachen lirih.

"Levi."
"dimana Leviku?" lirih Rachen membuat manik bulat Nata melebar.
Dokter segera mendekat memeriksa Rachen yang baru saja sadar.

"dok kenapa dia tidak mengenali saya?" tanya Nata dan dokter hanya menengok mengangguk lalu kembali mengalihkan pandangan ke arah Rachen.

"apa yang anda rasakan?" tanya dokter pada Rachen.

"kepala saya sedikit sakit dok."

"apa anda mengenalinya?" dokter menunjuk Nara.

"diaaaaa." Rachen diam, entah mengapa ia merasa beberapa penggal ingatannya menghilang.

"dia kakak saya." ucap Rachen.

"kalau dia?" dokter menunjuk Nata.

"kekasih kakakku."

"dan ini?" tunjuk dokter pada Levi.

"dia kekasihku." mendengar jawaban Rachen membuat hati Nata begitu sesak seperti terhimpit benda besar.

"baiklah."
"jangan terlalu di paksakan untuk mengingat sesuatu."
"banyak-banyak istirahat."
"semoga lekas sembuh, saya permisi." ucap dokter melangkah keluar.

"mari ikut saya." ucap dokter saat melewati Nara, Nata yang mendengar itu semua segera bergegas mengejar Nara dan dokter meninggalkan Levi dan Rachen berdua di ruangan.

~~~

"permisi." dokter dan Nara menoleh ke arah pintu yang menampilkan Nata.

"silahkan." ucap Nata mengizinkan Nata dan dia segera duduk di samping Nara.

"baik, setelah saat telaah sepertinya pasien mengalami amnesia lanular."
"pasien kehilangan memori secara acak atau hanya mengingat sepenggal demi sepenggal peristiwa yang pernah terjadi."
"mungkin saat kecelakaan kepala pasien mengalami benturan yang cukup keras."

"apa bisa kembali dok?"

"bisa namun butuh proses."

"kira-kira berapa lama dok?" sela Nata.

"semua tergantung pasien tuan."
"jika perkembangannya baik maka secepatnya semua ingatannya akan pulih."
"bisa di bantu dengan hal-hal yang pasien sering lakukan bersama anda namun jangan terlalu di paksa." Nata mengangguk mengerti.

"saya rasa cukup itu yang perlu saya sampaikan." ucap dokter dan kedua orang yang berada di ruangan dokter tersebut segera pamit untuk kembali ke kamar Rachen.

Nara membuka pintu kamar Rachen namun tiba-tiba tangannya di cekal oleh Nata saat mendengar ucapan Rachen.

"sayang aku minta maaf."
"aku tau aku salah terlalu mengabaikanmu sampai membuatmu menderita."
"tolong jangan akhiri hubungan kita."
Nara dan Nata yang ada di ambang pintu mendengar semua ucapan Rachen pada Levi dan Levi yang menyadari kehadiran dua orang tersebut merasa tak enak hati, Levi bingung harus merespon bagaimana karna dia takut menyakiti hati Nata dan kekasihnya.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang