9. LANGKAH PERTAMA

1.4K 111 18
                                    

Sudah 15 menit Levi terdiam diruangan kekasihnya, kali ini pikirannya benar-benar rumit.
Dia tak ingin video panasnya sampai di tangan kekasihnya namun dia juga tak ingin mengkhianati usaha Rachen siang malam untuk mendapatkan tender ini. Levi menghela nafas kasar beranjak melangkah duduk dibalik meja berharga milik kekasihnya.

"maafkan aku Chen." lirihnya meraih laptop diatas meja kekasihnya mengotak-atik CCTV lewat laptop tersebut lalu berpindah mencari file berkas yang di inginkan seseorang.

Dia membaca sekilas satu berkas, meskipun dia tak paham akan desain namun sekali saja melihatnya dia sudah tertarik.

"pantas saja dia menginginkan ini."

Dia ambil flashdisk di saku celana nya, memindahkan file yang dicari.
Levi menatap kearah pintu merasa situasi sekitar masih aman.

Dia segera mengembalikan CCTV nya  mematikan laptop dan langsung beranjak pergi meninggalkan kantor Proflex Corp.

•••Seorang laki-laki manis menatap gedung pencakar langit di hadapannya, dia segera menyebrang memasuki gedung besar itu menuju resepsionis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
Seorang laki-laki manis menatap gedung pencakar langit di hadapannya, dia segera menyebrang memasuki gedung besar itu menuju resepsionis.

"saya ingin bertemu dengan tuan Nara."

"sudah ada janji?"

"sudah."

"maaf, atas nama siapa?" tanya perempuan cantik di depan Levi.

"Levi."
"Pahlevi." terangnya.
Resepsionis di hadapan Levi langsung memeriksa jadwal sang CEO.

"mohon maaf."
"tapi di jadwal Mr.Nara tidak ada janjian dengan anda."
Levi mengambil ponselnya menekan satu nomor.

"aku tak bisa masuk."
"aku belum membuat janji denganmu." ucap Levi setelah panggilannya diangkat.

"nyalakan loudspeakermu." Levi mengetuk gambar speaker di layarnya.

"izinkan dia masuk."
"dia tamu spesialku." titah mutlak dari sang CEO.

"baik, Sir."
Levi mematikan sambungan teleponnya.

"mari saya antar, tuan." Levi mengikuti perempuan cantik didepannya memasuki sebuah lift menuju lantai 50.

•••
POV LEVI

Tok tok tok

"silahkan masuk tuan."
"saya permisi." ucap perempuan cantik yang mengantarku, melangkah pergi setelah membukakan pintu atasannya untukku.

Aku masuk dengan perasaan yang tak karuan, marah, benci, takut namun aku tak bisa bertindak apapun selain menuruti perintah orang di depanku, aku tak punya kuasa untuk melawan.

Tilikan mata yang dulu begitu ramah di depanku, sekarang nampak begitu menyakitkan.
Seolah tengah memandang rendah kearahku layaknya mainan murah.

"kemarilah." perintahnya dengan nada lembut.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang