24. BERBAGI CERITA

1.9K 142 48
                                    

09.00

Pandangan teduh dari pemilik netra bulat coklat kehitaman sedang menjelajahi langit kebiru-biruan, nalarnya mencoba mencerna keanehan yang ia rasa tak dilakukannya.

tok tok tok

Suara pintu di ketuk membuyarkan semua kemungkinan yang tengah ia susun agar menjadi masuk akal.

"permisi, tuan."
"sarapan yang anda minta, tuan." ucap kepala pelayan mengantar sarapan milik Natala.

"terimakasih." balasnya ramah.

Dia melangkah duduk di sofa panjang yang telah tersaji sarapannya di atas meja.

"saya permisi, tuan." ucap kepala pelayan mulai undur diri.

"ah iya pak."
"terimakasih sudah memindahkanku ke ranjang."
"maaf merepotkanmu." ucap Natala tau diri namun lawan bicaranya hanya mengerutkan alisnya tipis.

"maaf, tuan."
"saya tidak berani begitu lancang memindahkan anda." kepala pelayan menunduk sungkan membuat Nata kebingungan.

"mungkin tuan muda yang melakukannya tuan." lanjutnya membuat Nata terdiam.

"jika tidak ada yang diperlukan lagi saya pamit tuan." ucap kepala pelayan meninggalkan Nata.
Dia diam sebentar kemudian mengedikkan bahu mulai menikmati sarapannya di lanjutkan dengan bermain beberapa cat warna yang di goreskan indah oleh jemari lentiknya.

•••
21.00

Seorang pria baru saja menyelesaikan ritual mandinya meluruhkan rasa lelahnya setelah lembur dibawah guyuran air.
Bukannya beristirahat dia malah melangkahkan kakinya keluar kamar menuruni anak tangga menuju ruang kerjanya.

Kaki panjangnya membawa Rachen duduk tegap memangku kaki kokohnya di sofa panjang, dia otak-atik ipad di genggaman memeriksa beberapa desain yang akan di wujudkan.
Kejayaannya hampir sepenuhnya pulih berkat sokongan daddy nya, semua klien yang sempat kabur mulai meliriknya kembali sebab strategi nya kali ini lebih menakjubkan daripada masa kejayaannya di awal. Sungguh pria sinting mengagumkan.

Fokusnya terganggu dengan dering ponsel di samping paha, segera ia raih dan senyumnya merekah tipis.

~
"yes dad." kekehan berat terdengar dari ujung telepon.

"do you miss me, son?"

"yeah."
"anak macam apa yang tak merasa rindu jauh dari daddy tersayangnya."
tawa besar Earth menyapa indera pendengaran putranya.

"daddy akan pulang."

"jangan bercanda." ucap Rachen tak percaya.

"sungguh."
"satu minggu lagi daddy pulang."

"ku tunggu kepulanganmu, dad."

"baiklah."
"sampai jumpa nak." keduanya terkekeh disusul memutuskan sambungan teleponnya.
~

Terpampang jelas raut berserinya dia tekan cari nomor pengurus rumahnya untuk menyiapkan sesuatu.

~
"ya tuan?." ucap kepala pelayan di telepon.

"siapkan pesta besar penyambutan kepulangan daddy di mansion."
"undang semua kolega dan sahabatnya."
"daftar nama nya ada di ruang kerjaku."

"baik tuan." pungkas kepala pelayan dan Rachen segera mematikan sambungan teleponnya.
~

Ia kembali sibuk dengan ipad nya melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Suara pintu terbuka membuat Rachen menghela nafas kasar, ia sangat tak suka pintunya di buka tanpa mengetuknya lebih dulu.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang