44. PESAN TERAKHIR

2.4K 113 21
                                    

Ruang kerja yang nampak sederhana dan tak banyak hiasan itu telah di penuhi beberapa orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruang kerja yang nampak sederhana dan tak banyak hiasan itu telah di penuhi beberapa orang.
Sing dan Jihan duduk di single sofa bersebelahan, Earth dan Mix yang duduk di sebrang Sing, Nara, Levi dan Tu berada di sofa panjang sedangkan Rachen duduk di kursi putar mendekat ke meja.
Semua diam membuat suasana nampak hening ditambah Sing yang menatap Rachen syarat akan tatapan permusuhan menambah suasana menjadi semakin menegangkan.

"kembalikan putraku." Sing memecah keheningan.

"Sing sebagai orangtua harusnya kita jangan___"

"jangan apa Earth?"
"jangan egois dan membiarkan putramu membodohi putraku?" sela Sing menatap Earth.

"saya tidak pernah membodohi putra anda Mr. Alfredo." balas Rachen datar.

"lalu apa?" timpal Jihan dan Rachen diam.

"jika anda menganggap perbuatan saya dan saudara saya membodohi Nata, saya minta maaf." ucap Nara.

"maaf kalian takkan cukup menebus semuanya." ucap Sing tenang datar.

"saya akan melakukan apapun untuk menebusnya jika kata maaf saya tak cukup." ucap Rachen penuh yakin.

"apapun?" Rachen mengangguk.

"bagaimana jika yang ku minta kepalamu?" ujung bibir Sing terangkat kecil, Earth melotot kaget.

"silahkan__"

"Rachen!!!" bentak Earth yang paham bagaimana Sing Andreano dan Rachen mengangguk tanda meyakinkan daddy nya untuk tenang.

"jika anda meminta kepala saya dan Natala mengizinkan, maka silahkan ambil kepala saya dan pajang di ruang megah anda." ucap Rachen penuh yakin dan semua keluarganya melotot kaget dengan keputusannya.

"baiklah__"

"Cheeen." panggil seorang laki-laki cantik yang masih menggunakan piyama, berjalan menuju ke arah Rachen duduk di pangkuan pria itu, menyembunyikan muka bantalnya di ceruk leher Rachen dan semua orang saling pandang. Sing yang melihat kelakuan manja Nata hanya mampu memijit pangkal hidungnya.

"tak jadi kau ambil kepala putraku Sing?" ucap Earth menahan tawa melihat sahabatnya yang nampak tak ada harapan.

"sepertinya tak akan bisa." jawab Sing membuat semua orang tertawa dan Nata segera menegakkan badan penasaran dengan keributan di sekitarnya, dia menengok kebelakang dengan wajah datarnya. Maniknya mengabsen satu persatu orang yang berada disana.
Binar bahagia muncul saat matanya menangkap kehadiran Sing.

"daddy mommy kapan tiba?" tanya Nata turun dari pangkuan Rachen berpindah pada daddy nya.

"tadi pagi." singkat Sing.

"belum mandi Nata?" tanya Jihan dan Nata menyengir kuda.
"mandilah."

"kakiku lelah menuruni tangga." keluh Nata.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang