19. TERLUKA

1.8K 115 11
                                    

2 Hari kemudian.

Pria muda membenarkan posisi dasi yang sedikit mencekik, menatap tubuh gagahnya di depan cermin besar.
Dia langkahkan kaki tegasnya keluar kamar, menoleh kearah kiri berjalan menuju pintu paling ujung.

Dia buka perlahan pintu bercat putih di hadapannya dan netra tajam miliknya langsung terfokus pada laki-laki yang duduk menekuk kedua kakinya diatas sofa menyandarkan kepala menatap kosong keluar mansion dan sesekali terdengar isakan yang menyakitkan.

Rachen melangkah masuk menghampiri laki-laki yang nampak pucat tak bertenaga.

"makanlah."
"jangan membuatku terlihat semakin jahat karna tak memberimu makan." Nata diam seolah tak ada seorangpun disana.

"kau tuli?!" tanya Rachen sedikit meninggikan suara membuat Nata memejam.

"memang tak sepantasnya aku bicara dengan laki-laki menyedihkan sepertimu." Nata mengalihkan pandangannya menatap Rachen dengan sorot sendu.

"kau tak terima ku sebut menyedihkan, um?" ucap Rachen dengan nada angkuh mengejek dan Nata hanya diam menatapnya.

"ku ingatkan satu hal padamu." Rachen menyondongkan badannya mendekat kearah Nata menatap manik yang nampak terluka.

"secinta apapun kau dengan seseorang, sertakan pula logika di dalamnya." lirih Rachen tepat di depan Nata.
"jika kau hanya menyertakan hatimu tanpa akal, maka kau yang akan mati tertikam." bisik Rachen dengan ujung bibir terangkat kecil.

Ia bawa langkah tegapnya keluar meninggalkan laki-laki manis yang terisak karna ucapannya.

~

Semua maid berjajar di dekat meja makan menyambut tuannya yang baru turun dari lantai atas dengan kepala pelayan berdiri di paling depan barisan. Semua menunduk dan beberapa diantara mereka melirik tipis terkagum pada tuan muda nya.

"bagaimana beberapa hari ini?" tanya Rachen pada kepala pelayan.

"tuan Natala tidak menyentuh makanannya sama sekali, tuan." Rachen mendengarkan laporan kepala pelayan sembari mengoleskan selai diatas rotinya.

"buah?"

"tidak, tuan."
"2 hari ini tuan Natala tidak makan dan minum sama sekali." Rachen menghentikan kegiatannya.
Dia tatap satu persatu maid yang berjajar menunduk.

"kau." tunjuknya pada satu orang di tengah barisan.

"kau urus dia."
"bujuk dia sampai memakan makanannya."
"laporkan padaku apapun yang dia lakukan."

"baik, tuan." maid muda itu menunduk sesekali melirik tuannya menahan senyum penuh arti.

"pergilah."
"antarkan sarapan untuknya." titah Rachen dan maid itu pergi meninggalkan beberapa rekannya.

Rachen menikmati sarapannya tanpa gangguan lalu berangkat menuju kantornya untuk mengurus perusahaan yang mulai membaik.

•••

Seorang maid membawa nampan berisi makanan, masuk di sebuah kamar yang di huni laki-laki cantik tengah terdiam di depan jendela.

"maaf, tuan."
"tuan muda meminta saya mengantar makanan dan mengurus semua kebutuhan anda." ucap maid tersebut namun Nata tak memberi respon apapun.

Maid itu mendekat mengarahkan sesuap makanan namun Nata tak membuka mulutnya sama sekali.

"ayolah tuan....makanlah."
"tuan muda akan memarahi saya jika anda tidak makan." rayu maid tersebut namun Nata tetap tak bergeming.
Maid itu membuang nafas kesal sebab usahanya sia-sia, ia melangkah menjauh dari Nata.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang