27.BIMBANG

1.8K 123 53
                                    

Jam menunjukkan pukul 8 pagi dan seorang laki-laki manis yang baru saja terlelap di sofa ruang tamu tiba-tiba tersentak, tak ia temukan nyenyak dalam pejamnya.
Manik hitamnya menyusuri seisi ruangan dan tak menemukan tanda-tanda pemilik condo berada disana, yang berarti dia memang benar-benar tak pulang sesuai ucapnya semalam.

"apa yang kamu harapkan Lev." tanya nya pada diri sendiri, nampak raut kecewa terpatri di paras imutnya.

"wajar jika dia mencari tunangannya."
"apa yang kamu harapkan?" lanjut Levi, entah mengapa dadanya terasa nyeri.

"tapi aku juga tidak bisa bohong jika perasaanku tak lagi untuk Chen." netra sipitnya mulai berkaca-kaca.

Dia beranjak menuju kamar Nata yang selama ini dia tempati. Mata nya mengedar menilik setiap sudut ruangan itu.

"jangankan orangnya bahkan yang aku tempati saja jelas miliknya."
Levi raih ponselnya di atas nakas melangkah menuju pintu utama.
Dia menengok menelusuri condo yang telah di sisipi momen hangat bersama Nara.
Ia bawa langkah lemahnya meninggalkan condominium milik pria yang berbaik hati menampungnya.

••••
07.15

Seorang laki-laki pemilik paras indah baru saja membuka mata di sambut wajah tenang pria jahat yang masih terlelap.
Tilikan manik coklatnya seolah mengawang apa yang di lakukan pria di hadapannya semalam dan tanpa di sadari airmatanya luruh begitu saja.

Dia bangun bergerak perlahan menuruni ranjang dengan badan yang terasa remuk redam tangannya meraih selimut tipis di ujung ranjang menggunakannya sebagai penutup tubuhnya yang terbuka bebas.

Langkah tertatihnya di temani tangis tanpa suara keluar dari kamar Rachen menuju kamar paling pojok, dia kunci pintu kamar itu dan kakinya luruh terduduk dengan kaki tertekuk bersandar di belakang pintu.

Dia menunduk menangis dengan punggung bergetar, tangis dan raungan kecil terdengar memilukan.

Dia mendongak berdiri menuju kamar mandi.
Nata lepas selimut yang menutupi tubuh mulusnya di ambang pintu, berjalan menyalakan shower.

Ia duduk meringkuk di lantai yang terasa dingin, mengguyur tubuh polosnya dengan air.
Dia menunduk menyugar rambutnya ke belakang menjambaknya kuat.

"aaaaaaaaaa." teriaknya lemah bersama isakan. Dia menangis merintih meraung dibawah shower seolah tengah berlomba dengan suara gemericik air.

•••
Pria tampan merasa terusik dengan dering ponselnya, dia raba kasur disampingnya namun kosong. Dia raih ponselnya di atas nakas.

~
"hmmm"

"maaf tuan hanya ingin mengingatkan."
"satu jam lagi ada meeting."

"jam berapa sekarang?" tanya nya dengan suara khas bangun tidur.

"jam delapan tuan."

"haaa??!!!!"
~

Dia segera mematikan sambungan teleponnya.

"ssstt." desis Rachen merasa kepalanya begitu pening.
Dia tengok sisi sebelahnya namun kosong, Nata sudah tak lagi di sampingnya.

Dia beranjak menuju kamar mandi bersiap ke kantor dengan tergesa-gesa.

~

"dimana daddy?" tanya Rachen yang baru sampai di lantai dasar.

"tuan besar sudah pulang pagi-pagi sekali, tuan." Rachen tak menanggapi.

"aku tidak sarapan pagi ini."
"urus Nata."
"aku ada kepentingan seharian."

"baik tuan."
Rachen segera melangkah keluar mansion melancarkan semua strategi bisnisnya yang telah dia rangkai sedemikian hebatnya.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang