23. MELUKIS LUKA

2K 142 28
                                    

21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21.00

Sang surya telah bergeser digantikan dengan purnama yang terpajang indah di hamparan biru megah, seolah tengah menemani laki-laki cantik yang terduduk dengan kaki tertekuk menyandang lara.

Senyum indahnya tak lagi muncul bak di telan hitamnya gerhana, paras berserinya tak lagi hadir bak di terkam gelapnya malam, tawa nya tak lagi renyah berganti dengan kesunyian yang menyesakkan.
Dadanya sesak bak di himpit batu besar.

"setelah ini bisakah aku bahagia?" lirihnya dengan tatapan kosong disandingkan nada putus asa.

Suara pintu terbuka tertangkap di indera pendengaran Nata namun tak dapat merubahnya dari posisi nyamannya.

"maaf mengganggu, tuan."
"apa anda ingin makan sesuatu?" tawar kepala pelayan pada Nata namun dia hanya diam.

"anda belum makan sesuatu beberapa hari ini, tuan."
"tolong makan dan minumlah meskipun sedikit." lagi-lagi Nata hanya diam.

"atau anda menginginkan sesuatu, tuan?"
"saya akan menyiapkan apapun yang anda minta sesuai perintah tuan muda."
Saat mendengar kata tuan muda entah mengapa muncul sebuah ide besar di pikiran Nata.

"aku ingin alat lukis." lirihnya namun masih bisa di dengar.

Tunangannya amat tak suka jika dia melukis, dan entah mendapat pemikiran dari mana dia ingin membuat Rachen juga tak suka melihatnya melukis sampai pria jahat itu muak dan mengeluarkannya dari mansion megah yang memenjarakannya.

Kepala pelayan itu diam, dia raih ponsel di saku celananya menghubungi pemilik mansion.

~
"maaf tuan mengganggu."
"tuan Natala ingin alat lukis."

"alat lukis?" ulang Rachen meyakinkan.

"benar, tuan."

"berikan apapun yang di minta asal dia mau makan meskipun sedikit." ucapnya datar.

"baik, tuan."
~

"maaf tuan."
"tuan muda berpesan jika anda bersedia makan maka tuan muda akan menyediakan alat lukis untuk anda."

"hanya makan?"

"benar,tuan."

"sedikit?" tanya nya meyakinkan.

"iya, tuan"

"baiklah aku mau makan." mendengar ucapan Nata membuat kepala pelayan itu tersenyum lebar ikut merasa senang.

"terimakasih, tuan."
"sebentar saya ambilkan makanannya."

"salad sayur." ucap Nata menghentikan kepala pelayan.

"baik tuan."
"salad sayur anda akan segera datang."
"saya permisi sebentar." kepala pelayan itu melangkah cepat untuk menyiapkan permintaan tamu majikannya.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang