20. TANPA SENGAJA 21+

3.5K 128 40
                                    

23.30

Lelaki cantik beranjak dari duduknya menuju ranjang merebahkan dirinya yang merasa pusing akibat banyak menangis, mata sembab membuat manik bulatnya semakin terlihat kecil.

"pusiiing." keluhnya hampir seperti rengekan.
Dia memejam menyecap merasa kerongkongannya begitu kering.
Nata kembali bangun, menatap gelas kosong diatas nakas.

Dia beranjak dari ranjang berjalan kearah pintu, menyembulkan kepalanya memeriksa sekitar. Ia bawa langkah lemasnya menuju dapur dilantai dasar mansion.

Matanya berbinar melihat segelas air putih diatas meja makan, mata liarnya mengitari sekitar namun tak menemukan pemiliknya.
Ia raih gelas itu meminumnya untuk menghilangkan dahaga namun tiba-tiba tangannya di cekal seorang maid.

"lancang sekali." ucap maid tersebut.
"ini milik tuan Rachen."
Nata menunduk merasa bersalah.

"maafkan aku."
"aku sudah meminumnya separuh."
Nata mengangkat kepalanya.

"berikan padaku biar ku cuci gelasnya dan kamu bisa memberi air yang baru untuknya." terang Nata mendapat tatapan tak suka dari maid tersebut.

"tak perlu." maid itu pergi meninggalkan Nata yang terdiam menatapnya dengan sorot menyesal.
Dia langkahnya kakinya kembali menuju kamar pojok di lantai dua.

•••

Pria muda turun dari Jaguar miliknya, ia baru saja pulang dari lembur. Sungguh laki-laki yang begitu ambisius.
Dia langkahkan kakinya memasuki mansion dengan penerangan temaram membawa badan yang terasa begitu lelah menaiki tangga.
Dia berbelok arah menuju kamar paling ujung memeriksa laki-laki cantik yang ada disana, hal yang diam-diam sering ia lakukan setelah pulang kerja.

Dia buka pintu kamar seketika mata tajamnya melebar saat menemukan Nata terduduk di lantai. Ia jatuhkan jas mahal yang tergantung di lengan, menggulung kemejanya.

"kau baik-baik saja?" tanya Rachen berjalan cepat menghampiri Nata.

"panaaasssshh." rintihnya hampir terdengar samacam desahan pelan. Ia mengulurkan tangan seolah ingin menggapai sesuatu.

Belum sempat jongkok, kaki panjangnya lebih dulu di peluk Nata.
Rachen raih bahu laki-laki cantik di bawahnya, membawanya berdiri.

"kau kenapa?" bukan jawaban yang di dapat namun pelukan serta usakan pada ceruk lehernya.

"kau menggodaku?!!" ucapnya meraih bahu Nata membuatnya berdiri tegap.
Sorot tajam menilik mata sayu penuh hasrat milik Nata.

"apa yang kau makan?" tanya Rachen yang paham makna sorot Nata namun lagi-lagi pelukan Nata lah yang menjadi jawaban.

Rachen tarik laki-laki cantik itu menuju kamar mandi menyiramnya dengan air dingin demi meredam hawa panas yang dirasa. Ia tatap tubuh basah Nata, menilik setiap inci keindahan di paras tampan nan cantiknya.

"ck, shiiiit." umpatnya penuh tekanan saat pikiran kotor terlintas di otak mesumnya. Bohong jika dia mengatakan tak tergoda pemandangan indah di hadapannya.

"tolongh badanku tak nyamaanhh." rengek Nata.
Rachen lempar shower di genggamannya menggendong tubuh basah Nata saling memagut berjalan duduk di sofa panjang dekat pintu.

Nata kalungkan tangannya di leher Rachen, bergerak menekan milik pria tampan di bawahnya membuatnya memejam.
Bibir ranumnya turun ke bawah menyesap menjilat leher Rachen dan sang pemilik hanya mampu mendongak susah payah menelan saliva nya.

Kembali naik keatas saling melumat kasar menuntut membuat keduanya semakin meremang, Rachen usap punggung Nata mendekap erat merapatkan tubuh keduanya seolah menyalurkan hawa dingin tubuh basah lawan mainnya.
Dia cengkram pelan pinggul Nata, menggoyangkannya membuat milik mereka saling menekan.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang