30. BELATI TUMPUL

1.7K 121 23
                                    

"apa maksudmu Nat?"tanya Nara bingung.

"oh kau tidak tau?"
Nata meraih sebuah tabung di balik jasnya merunduk menggelindingkannya ke arah Nara.

Nara meraih benda di depan kakinya yang ternyata berisi gulungan kertas, ia baca dengan seksama dan seketika tubuhnya membeku.

"apa ini Nata?" lirih Nara yang tangannya mulai gemetar.

"Nara Andreano dan Rachen Josephine." panggilan Nata menggema.

"ah, apa harus ku sebut Rachen Andreano?" tanya nya dengan ujung bibir terangkat kecil.

"tidak tidak."
"tidak mungkin." Nara mencoba membantah.

"kau juga mau membantah kehadiran adikmu, Nara?"
"ohoooo malang sekali nasibmu, Chen."
"daddy dan kakakmu menolak kehadiranmu." ucap Nata menyulut api permusuhan semakin membara.

"aku tidak tau kemana arah pembicaraanmu." ucap Rachen dengan mimik muka tenang.

"biar ku jelaskan sedikit." Nata membenarkan posisi duduknya.

"Mr.Earth Josephine daddymu, bukan?" Rachen mengangguk kecil.

"jika kau di lahirkan seharusnya kau memiliki ibu, bukan?."
"kau tau dimana ibumu?"
"pernahkah daddymu menyinggung perihal ibumu?"
"pernahkah kau melihat foto pernikahan daddymu atau foto masa kecilmu bersama wanita?" rentetan pertanyaan Nata membuat Rachen diam menatap dalam lawan bicaranya.

"tidak akan kau temukan karna memang daddy mu tidak pernah menikah." jelas Nata masih dengan raut tenangnya.

"aku salut dengan daddymu."
"dia pria hebat dengan hati lapang yang bersedia merawat putra mantan kekasihnya karna ayah kandungnya sendiri tak bersedia mengakui kehadirannya."
"pria yang rela mempertaruhkan kebahagiaannya demi membesarkan putra sepertimu."

"hentikan karangan tak bergunamu."
"dari mana kau mendapat omong kosong semacam ini?" tanya Rachen dengan mimik muka yang nampak tak suka.

"kenapa tidak kau tanyakan langsung pada daddy mu?"
"silahkan datang padaku dan tembak kepalaku jika yang ku katakan hanya omong kosong belaka." tantang Nata tanpa rasa takut.
Rachen melangkah pergi meninggalkan dua orang yang saling diam.

Suasana gedung kembali hening menyisakan dua orang yang saling diam. Laki-laki yang masih duduk itu memandang pria di hadapannya dengan tatapan remeh.

"Nat." lirih Nara membawa langkah kakinya mendekat.
Dia pandang lekat-lekat paras tampan nan cantik yang ia rindukan. Tatapannya menyiratkan rasa bersalah yang teramat sangat di balas sorot tenang menenggelamkan milik Nata.

Nara berlutut di depan Nata yang masih duduk tenang tak terusik, telapak besar Nara berniat meraih jemari lentik Nata yang saling bertaut di lutut namun Nata lebih dulu memindahkan kedua tangannya, melipatnya di dada.

"bagaimana kabarmu?" lirih Nara menatap paras kekasihnya, tak ia temukan lagi wajah ramah disana.

"seperti yang kau lihat." singkat Nata.

Nara diam, dia benar-benar menyadari perubahan cukup besar pada tunangannya.

"aku minta maaf Natala." ucap Nara.

"simpan baik-baik kata maaf itu setelah apa yang kau lakukan padaku." balas Nata dengan sikap tenangnya.

"aku sadar atas semua kesalahan yang aku perbuat dan entah dengan cara apalagi yang bisa ku lakukan agar permintaan maafku kamu terima." ucap Nara menilik sorot tenang milik Nata.

"tapi satu hal yang perlu kamu tau Nat." Nara diam sejenak, netra coklatnya mulai berkaca-kaca membayangkan masa-masa indahnya bersama Nata.

"semua cinta yang aku berikan padamu itu nyata." seringai kecil muncul di wajah tenang Nata.

REVENGE || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang