Sembilan

1.5K 105 59
                                    

Kavi ♡Semalam kenapa kamunelpon, Ayy? Tumben

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kavi ♡
Semalam kenapa kamu
nelpon, Ayy? Tumben

Kangen, ya?

Pesan itu hanya dibaca lewat notifikasi. Biasanya dia akan buru-buru membalas dengan perasaan berbunga-bunga. Kini, dia merasa janggal dan berakhir memasukkan kembali ponselnya dalam saku apron.

Meskipun pikirannya terus menyangkal dengan berbagai alasan yang dibuat sendiri, hati kecilnya tidak bisa bohong. Sudah ada retakan tak kasat mata yang membuatnya ingin Kavi menghilang sejenak.

Sampai sekarang pun dia belum mengambil keputusan untuk melakukan apa. Seperti tidak ada kejadian apapun, Nadila masuk kuliah seperti biasa. Meskipun dia lagi-lagi terserang insomnia dan memutuskan mengerjakan tugas semalam suntuk. Kantung matanya yang menghitam sudah menjelaskan semuanya.

"Bagus. Orang selingkuh emang harus dikasih pelajaran. Maunya enak doang, tapi pas viral modal klarifikasi." Gerutuan Lavanya menarik perhatian Nadila. Gadis itu merasa tersentil dengan ucapan sahabatnya.

"Liatin apa?"

Lavanya yang baru sadar kehadiran Nadila, mendongak. Lalu dia menunjukkan layar ponsel yang menampilkan video seorang laki-laki.

"Lo kenal seleb ini? Ketauan selingkuh sama istrinya. Sekarang dihujat netizen, buru-buru buat video klarifikasi."

"Tapi itu dia minta maaf," tunjuknya pada Video yang masih terputar.

Lavanya menghela napas gusar. Selain kesal dengan video yang dia tonton, dia juga lelah dengan sahabatnya yang selalu luluh dengan ucapan maaf. Dia ingat dulu semasa SMA, dengan mudah melupakan masalah pembulian terhadapnya hanya karena pelaku meminta maaf.

"Nad, maaf nggak nyelesain masalah apapun. Lo pikir korban perselingkuhan bakal baik-baik aja habis diselingkuhin? Mereka nggak akan stress? Apalagi misal ada anak, gimana si korban menjelaskan pada anak mereka? Banyak hal yang nggak selesai dengan kata 'maaf'. Gue akuin permintaan maaf itu baik dan sudah seharusnya dilakukan, tapi itu nggak cukup. Harus ada pembalasan yang setimpal atas apa yang orang itu lakukan biar ada efek jera."

"Kalo lo diselingkuhin, apa yang bakalan lo lakuin?"

Lavanya langsung merinding saat membayangkannya. "Amit-amit, deh, ya. Tapi kalo gue diselingkuhin, gue udah pasti siapin air comberan buat nyiram mereka berdua."

Suara tepuk tangan dari balik mesin kopi membuat kedua gadis itu terdistraksi. "Ide terepik yang pernah gue denger. Tapi kita ada pelanggan, Nona-nona!" seru Bang Fero. Mereka pun langsung kembali ke aktivitas masing-masing.

Nadila meresapi ucapan Lavanya tadi. Jika memang Kavi berselingkuh, dia harus mendapatkan ganjarannya. Untuk membuktikan pacarnya berselingkuh atau tidak, dia harus mencari tahu.

"Mau pesan apa, Mbak?"

"Yang biasa kami pesan. Pasti udah hafal, kan?"

Jeslyn dan dua temannya datang lagi. Nadila sebisa mungkin untuk menahan diri karena mereka memang menyebalkan. Untuk itu dia melayani seadanya, tidak beramah-tamah seperti pada pengunjung lainnya.

Interested [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang