Sensasi dingin langsung menyeruak dalam mulutnya. Rasa asam manis khas stroberi yang dipadu susu itu bercampur begitu masuk kerongkongannya. Lengkungan sudut bibir Nadila terlihat jelas begitu suapan gelato masuk untuk sekian kalinya.
"Makanan manis katanya bagus buat orang yang baru putus."
"Eung?" Gadis itu mendongak saat mendengar ucapan Jay. "Lo tau gue baru putus?"
"Lah? Gue ngomongin hubungan gue sendiri."
Jay berpura-pura tidak tahu tentang hubungan Nadila. Meskipun hampir setiap hari Lavanya meluapkan amarahnya pada laki-laki itu.
Saat Nadila ber-oh singkat, baru Jay bisa bernapas lega karena tadi sudah keceplosan. Laki-laki itu kemudian terkekeh saat mengingat posisi mereka yang hampir sama. Sama-sama baru putus dan mungkin belum sepenuhnya sembuh dari luka itu.
"Kita sama-sama orang yang baru putus. Sekarang apa? Mengadu nasib?" kata Nadila sambil terkekeh juga.
Jay menoleh, sedikit tertegun karena seolah-olah Nadila bisa membaca pikirannya. Namun, dia kembali berpikir itu bisa saja terjadi pada siapapun.
"Kalo boleh, tau, kenapa lo putus?"
Sebelum menjawab, Nadila memandang gelato di depannya. Seolah melakukan persiapan sebelum membawa kembali ingatan itu dari memori di otaknya.
"Dia selingkuh," sahut gadis itu seadanya.
"Apa alasannya?"
"Gue terlalu sibuk sama dunia gue sendiri, sampai lupa kalo ada pacar yang selalu nungguin gue. Lucu, ya, hal kayak gitu dijadiin alasan buat selingkuh. Sekalinya tukang selingkuh, ya, bakal tetap selingkuh."
Jay tersenyum bangga dengan jawaban yang Nadila berikan. Dia hampir saja berpikir gadis itu akan merasa bersalah, atau minimal tidak terima kenyataan.
"Gimana pendapat lo tentang orang yang selingkuh?"
Jay merangkai kata di otaknya sebelum diutarakan. Menurutnya selingkuh pembahasan yang luas dan sulit untuk dipersempit maknanya.
"Selingkuh itu salah, apapun alasannya sebagai pemicu. Selingkuh itu bukan hanya saat salah-satu pasangan punya hubungan sama orang lain. Tapi juga saat pasangan menyembunyikan sesuatu, saat dia tertarik pada orang lain dan membiarkannya saja. Menurut gue, sih, gitu."
"Lo pernah kepikiran buat selingkuh? Sorry, bukan maksud mau nuduh—"
"Gue nggak pernah kepikiran buat selingkuh. Soalnya gue punya panutan yang walaupun udah ditinggalin, tetap nggak buka hati buat orang lain."
Jay teringat dengan Ayahnya yang tetap menduda untuk waktu lama, setelah Ibunya pergi mencari kebahagiaan di tempat lain. Ayahnya yang selalu menghargai wanita dan Ayahnya yang tidak patriarki.
Nadila yang ada di depannya mengangguk-anggukan kepala. Jay dan panutan laki-laki itu sama-sama keren di matanya.
"Jadi sampe sekarang lo belum bisa move on dari Jeslyn, ya?" godanya. Mengingat bagaimana laki-laki itu menghargai sebuah hubungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interested [TAMAT]
RomanceIni tentang Nadila, yang diselingkuhi padahal hubungan mereka baik-baik saja. Ini tentang Jayendra yang harus berpisah dengan pacarnya karena berbeda keyakinan. Keduanya bertemu saat menjadi relawan kampus untuk bencana alam. Ketika dua hati yang...