Pengunjung kafe Learn.tera tidak terlalu ramai karena sudah melewati jam makan siang. Hanya tinggal beberapa mahasiswa yang sepertinya tidak ada kelas sore. Lavanya mondar-mandir mengantarkan pesanan sambil mengecek keluar, memastikan Nadila sudah pulang atau belum.
"Nadila belom balik, Bang?"
"Belom," sahut Fero yang kini duduk di meja kasir. Dengan tidak adanya Nadila, mereka menjadi kelimpungan.
"Kemana coba selama ini," gerutu Lavanya sambil mengotak-atik ponsel di tangannya.
"Coba ditelpon. Nggak biasanya dia gitu."
"Ini juga mau Lava telpon, Bang."
"Lav ...."
Begitu teleponnya diangkat, Lavanya malah mendengar suara Nadila yang sengau khas orang menangis. Dia tentu saja panik mendapati gadis itu seperti tak baik-baik saja.
"Lo dimana? Kenapa nggak balik-balik? Lo nggak kenapa-napa di jalan, kan?"
"Motor gue rusak, gue ... juga nyasar, Lav." Suara isakan Nadila di seberang semakin terdengar jelas. Selain panik, Lavanya juga mengernyit karena tak biasanya sang sahabat menjadi cengeng begini.
"Ya udah sharelock aja. Gue ke sana sekarang." Dengan buru-buru Lavanya melepaskan apron dari badannya. Hal itu tentu mengundang pertanyaan dibenak Fero.
"Mau kemana?
"Motornya Nadila rusak, Bang. Jadi mau gue jemput. Gue titip Kafe, ya? Please." Lavanya merasa tidak enak karena kini Fero benar-benar sendirian. Namun, dia tetap pergi untuk menyusul Nadila.
"Anya!"
Lavanya langsung menoleh saat dipanggil dengan nama rumah, sudah pasti keluarganya. Benar saja, di sana sudah ada Jay dengan beberapa laki-laki sepantaran mereka.
"Apaan?"
"Gue mau pinjem mobil buat beberapa hari ke depan. Boleh, kan?"
"Boleh. Tapi anterin gue dulu." Untungnya meskipun terburu-buru, pikiran Lavanya masih jalan. Sebab tadi dia sedang mengecek maps dan ternyata lokasi Nadila sangat jauh.
"Anterin kemana? Nggak bisa. Kami mau siap-siap buat berangkat besok." Jay tidak habis pikir dengan sepupunya ini. Selalu saja mencari kesempatan dalam kesempitan, padahal gadis itu terlihat buru-buru mau ke suatu tempat.
"Ya udah jangan pake mobil gue. Lagian itu, kan, kegiatan kampus. Masa nggak dikasih mobil bentar buat kalian?"
"Udahlah, kita anterin aja. Nggak mungkin, kan, sodara lo ini minta anterin ke Bogor?" saran salah-satu teman Jay.
"Bener kata si Abi, anterin aja Jay."
Teman-teman Jay yang sejak tadi hanya menonton, meminta laki-laki untuk setuju saja karena mereka pun dalam keadaan terdesak. Tidak ada mobil yang dapat di pinjam dari kampus, karena akan dipakai untuk menjemput mahasiswa KKM.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interested [TAMAT]
RomanceIni tentang Nadila, yang diselingkuhi padahal hubungan mereka baik-baik saja. Ini tentang Jayendra yang harus berpisah dengan pacarnya karena berbeda keyakinan. Keduanya bertemu saat menjadi relawan kampus untuk bencana alam. Ketika dua hati yang...