Tiga

1.8K 118 67
                                    

Floral dress dengan model spaghetti strap yang dipadu cardigan, menciptakan kesan manis dan feminim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Floral dress dengan model spaghetti strap yang dipadu cardigan, menciptakan kesan manis dan feminim. Cocok untuk kepribadian Nadila yang memang manis dan sedikit girly jika diluar rumah. Gadis itu sudah siap dan sedang menunggu jemputan Kavi di depan Kafe Learn.tera.

"Gugup amat kayak first date," sindir Lavanya. Gadis itu ikut keluar saat melihat sahabatnya belum juga dijemput.

"Bagi gue setiap nge-date itu first date," balas Nadila sombong.

Mendengar itu, Lavanya berdecih karena itu terdengar seperti ejekan untuknya yang single. "Jam berapa berangkatnya? Kalo nggak jadi, ganti baju aja balik kerja."

"Mulutnya ya! Enak aja nggak jadi. Kavi lagi otw. Lagian kalo nggak jadi, mending gue pulang. Soalnya, kan, udah izin setengah hari dari minggu lalu. Bener begitu ibuk bos?"

Lagi-lagi Nadila berhasil membuat Lavanya kesal. Mereka memang bersahabat, tetapi tiada hari tanpa berdebat. Mungkin itulah rahasia kelanggengan persahabatan mereka sejak SMA.

"Tuh, udah sampe pacar lo," tunjuk Lavanya dengan dagu, sedangkan tangannya berdesekap di dada.

"Nge-date dulu, ya, jomblo. Jangan iri!" seru Nadila yang lebih dulu berlari menjauh dari Lavanya.

Sementara gadis itu hanya berdecih. Baginya berpacaran itu buang waktu dan perasaan. Jika memang sudah waktunya menikah, baru kita curahkan semua hal itu.

"Seneng banget godain si Lava," tegur Kavi begitu Nadila sampai di depannya. Sang gadis langsung tersenyum lebar sampai menampilkan deretan giginya.

"Nggak apa-apa, biar dia cepet cari pacar dan nggak gangguin kita."

Kavi tertawa mendapati jawaban Nadila. Tangannya terangkat untuk mengelus kepala gadis itu dengan sayang. "Cantik banget, sih, pacarku hari ini," pujinya.

"Gombal! Sini mana helmnya?" Berusaha menahan diri, Nadila mengalihkan percakapan mereka agar tidak tampak salah tingkah.

"Hari ini mau ke mana, ya, enaknya?"

"Ke mana aja boleh, kok," sahut sang gadis yang kini sudah duduk di boncengan pacarnya.

"Ke apartemen aku mau, nggak?" ajak Kavi dengan nada bercanda, dia pun langsung dihadiahi pukulan oleh Nadila di punggungnya.

"Makanya mau kemana? Jangan muter-muter aja."

Sebenarnya Nadila bingung mau mengajak Kavi kemana. Bisa dibilang selera mereka jauh berbeda. Kavi terbiasa nongkrong dengan teman-temannya, jelas tidak akan mau ke tempat yang sudah biasa didatangi. Mau mengajaknya nonton pun sudah sering dilakukan. Bahkan bisa dibilang mereka nonton terus saat keluar.

"Ke pameran mau nggak? Aku kemaren dapat tiket dari kating. Kayaknya ada di tas, deh." Nadila sudah mengubek-ubek tasnya. Namun ucapan Kavi menghentikan aktivitas gadis itu.

Interested [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang