Bantu follow sebelum baca!****
Bella sangat menikmati hari-harinya dalam bekerja sampai tak terasa sudah 1 bulan ia bergabung di kantor agensi Varo. Bella juga sudah mendapatkan gaji pertamanya yang langsung ia gunakan untuk mentraktir makan orangtua dan adik-adiknya. Hasilnya memang tak seberapa malah lebih besar jatah bulanan yang biasa orangtuanya beri. Meski begitu Bella sudah merasa bangga pada dirinya karena bisa menghasilkan uang dari hasil jerih payahnya sendiri.
Selama satu bulan tinggal dirumah Varo, biasanya setiap weekend ia akan dijemput sang Ayah untuk pulang ke rumah.
Pagi ini terasa berbeda untuk Varo.
Terbiasa dengan Bella yang banyak mengoceh namun pagi ini mendadak diam terasa sedikit aneh. Tumben sekali sejak sarapan tadi Bella hanya diam tak seperti biasanya yang banyak mengoceh dan selalu bertingkah."Kamu kenapa?" Varo tidak tahan untuk tidak bertanya.
"Kenapa?" Bella malah balik bertanya.
"Batre kamu habis?"
Bella hanya mengangkat sebelah alisnya, tangannya masuk ke dalam tas untuk mengambil sesuatu lalu tak lama Bella memperlihatkan pada Varo layar ponselnya.
"Masih penuh" ujar Bella, sambil menunjukan keadaan batrai ponselnya yang masih terisi penuh.
"Bukan itu maksudnya, Bella. Kenapa diem?"
"Jadi aku harus apa? Kayang disini?" Tanya Bella dengan nada tidak bersahabat.
Menyadari suasana hati Bella sedang kurang baik Varo akhirnya memilih diam juga.
****
Seharian ini Bella menjalani harinya tanpa semangat. Tubuhnya terasa lemas dan memang moodnya sedang kurang baik. Mungkin karena semalam ia bertengkar dengan Ali.
"Bella, lo bocor" ucap Zara, rekan satu tim Bella sambil menunjuk celana bagian belakang Bella yang terlihat noda darah.
Bella segera menolehkan kepalanya ke belakang dengan sedikit kesusahan, benar saja di celana jeans yang ia pakai bagian belakangnya terlihat noda darah. Bella jadi mengerti dengan perubahan suasana hatinya hari ini karena ia akan kedatangan tamu bulanannya.
Saat Bella sedang kebingungan ada Hannah yang dengan sigap memberikan pembalut yang memang selalu dirinya bawa.
"Ini!" Bella hanya menatap uluran tangan Hannah lalu menggeleng pelan.
"Gue gak bisa pake yang merk itu" tolak Bella, jika memakai pembalut merk lain dari yang biasa ia pakai biasanya akan muncul iritasi.
Sambil menutupi bagian belakang celananya Bella berjalan menuju toilet, awalnya ada Zara yang ikut menemaninya tapi karena keadaan di dalam sana sedang sibuk Bella meminta Zara kembali saja. Ini saja Bella sudah merasa sungkan pada yang lain.
Kini Bella duduk diatas kloset sambil mencoba menelpon Varo, namun tidak langsung di angkat. Bella harus kembali mengulang panggilan, yang ketiga kali barulah terdengar suara sahutan Varo dari seberang sana.
"Hallo, ada apa Bella?"
"Om, tolong!" ucap Bella, nadanya sengaja ia buat sememelas mungkin.
"Kenapa?"
"Ke toilet cewek lantai 3 Om, cepetan!"
Tanpa banyak bertanya lagi sambungan telpon langsung terputus oleh Varo. Bella sendiri menunggu dengan tak sabaran, setelah ada pesan masuk dari Varo yang mengabarkan jika Varo sudah sampai dengan cepat Bella keluar.
"Ada apa?" Tanya Varo.
"Aku dapet, Om" cicit Bella, menahan malu.
"Dapet apa?" Tanya Varo, mengangkat sebelah alisnya tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Varo [21+]
RomanceMature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh perempuan dari masa lalunya. Sampai seorang gadis tengil mengubah segalanya. Mengajarkan kepada Varo b...