Bab 41

56.5K 2.5K 89
                                    

Malam sudah hampir beranjak pagi tapi Bella sama sekali tak bisa memejamkan matanya. Otaknya sedang berpikir keras, memikirkan kembali semua keputusan yang sudah ia ambil.

Ada hal yang membuatnya bimbang tapi Bella tak bisa membohongi dirinya sendiri jika ia masih berharap kepada Varo. Luka yang Varo beri memang sangat dalam, tapi ia juga hanya wanita biasa yang bisa luluh dengan semua usaha yang Varo lakukan untuk menebus kesalahannya. Bella masih berharap pria itu bisa kembali memberikan kebahagiaan dalam hidupnya seperti yang dulu pernah ia rasa.

Bella sadar ia sudah mengambil keputusan sangat besar dalam hidupnya. Mungkin karena ia sudah lelah menyimpan rasa sakit yang selama ini ia rasa, sekalian saja ia pertaruhkan hidupnya. Jika beruntung ia akan hidup bahagia jika tidak Bella rasa dirinya sudah cukup kebal untuk menerima rasa sakit itu.

Malam itu Bella benar-benar tidak bisa memejamkan mata, sampai akhirnya matahari sudah terbit Bella memilih bangkit, berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tubuhnya mendadak sangat lemas, Bella butuh sarapan secepatnya. Di meja makan ia melihat Felish tengah duduk sendirian. Bisa Bella lihat tatapan menggoda yang adiknya itu beri ketika ia ikut bergabung di meja makan.

"Ciee yang udah balikan" ucap Felish, dengan senyum menggoda.

"Apasih!" Bella sendiri mencoba menyembunyikan rasa malu dengan menampilkan wajah juteknya. Bella memilih fokus dengan sarapannya dan mencoba mengabaikan godaan-godaan yang masih gencar adiknya itu berikan.

"Jangan sampe Ayah tau dulu" pinta Bella, penuh keseriusan. Bella ingin Ayahnya itu mendengar dari mulutnya langsung.

"Siap!" Balas Felish.

"Cepetan makannya, sebelum ke kampus aku anterin Kakak dulu" ucap Felish membuat Bella menandang adiknya itu heran.

"Kemana?"

"Ke tempat Om Varo, pacar aku kerja jadi enggak bisa jemput Kakak" jelas Felish, karena Andre bekerja sebelum pergi ke kampus Felish ditugaskan untuk mengantarkan Bella ke tempat Varo.

****

Setelah mengucapkan terimakasih, Bella keluar dari mobil yang Felish kendarai. Bella bisa pergi sendiri dengan menggunakan taksi tapi adiknya itu tetap memaksa mengantarkannya. Padahal jarak rumah Varo dengan kampus Felish sangat jauh, adiknya itu harus kembali memutar jauh.

Ternyata kedatangannya sudah disambut Varo di teras rumah. Terlihat pria yang tengah duduk di kursi itu tersenyum lebar melihat kedatangannya.

"Maaf, Om belum bisa jemput kamu" ucap Varo penuh sesal, keadaan kakinya masih belum memungkinkan ia berkendara seorang diri.

Bella sendiri hanya balas dengan gelengan kepala pelan, tak mempermasalahkan itu semua

Bella melangkah mendahului Varo masuk ke dalam setelah sebelumnya dipersilakan oleh pria itu untuk masuk. Pandangan Bella mengedar, menatap sekeliling rumah yang tak jauh berbeda dari yang terakhir ia lihat.

"Om enggak kerja?" Tanya Bella, mengikuti Varo duduk di sofa. Sengaja duduk di ujung berjauhan dengan Varo.

"Om kerja dari rumah, minggu depan baru mulai masuk kantor" balas Varo.

"Aku ganggu, dong?"

"Enggak, sayang!" Tentu Varo balas dengan gelengan kepala, Varo sengaja menggeser duduknya mendekat kepada Bella.

"Kamu mau kerja lagi di tempat Om?" Tawar Varo.

"Enggak" balas Bella.

"Kenapa?" Tanya Varo.

"Aku udah kerja di tempat lain" jelas Bella. Bukan pekerjaan full time seperti ketika ia bekerja di kantor Varo dulu, hanya 3 atau 4 hari dalam satu minggu.

Om Varo [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang