Bab 6

200K 2.9K 34
                                    

Now here we are
So close yet so far
Haven't I passed the test
When will you realize
Baby, I'm not like the rest

Varo sudah harus terbiasa mendengar suara sumbang Bella disetiap perjalanan mereka. Playlist lagu yang ada di mobil Varo juga sudah seutuhnya diganti oleh Bella. Perjalanan selalu ditemani dengan lagu-lagu kesukaan Bella yang menurut Varo sedikit aneh. Bukan aneh hanya saja sangat random.

"Om, tahun ini gathering kemana?" Tanya Bella yang tiba-tiba teringat teman-teman kerjanya sejak kemarin terus membicarakan perihal gathering yang rutin dadakan oleh kantor. Hanya saja mereka belum mengetahui dimana tempat pastinya.

"Belum tau" balas Varo.

"Ke pantai aja Om" saran Bella langsung.

"Hm, gimana nanti"

Itulah sekilas percakapan antara Varo dan Bella. Dan yang tidak Bella sangka keesokan harinya sudah ada keputusan jika gathering kali ini akan diadakan di villa dekat pantai.

"Tumben gue kira ke tempat biasa" ucap Hannah, yang memang sudah cukup lama bekerja di kantor agensi. Tiga tahun terakhir mereka hanya pergi ke villa yang ada di puncak. Diam-diam Bella tersenyum karena tak menyangka Varo mendengarkan sarannya.

Hingga akhirnya hari yang ditunggu para karyawan pun tiba. Sudah disiapkan 2 mobil bus untuk mereka berangkat. Bella kebagian bus nomor 1 bersama Zara dan Hannah juga. Harusnya Bella duduk bertiga dengan kedua temannya itu namun sayang tiba-tiba saja ada perubahan tempat duduk yang sudah sebelumnya dibagikan. Jadinya hanya Zara dan Hannah yang duduk berdua, sedangkan yang membuat Bella semakin heran namanya bahkan tidak tertulis di daftar itu.

Di tengah kebingungannya Bella mencoba bertanya. Ia baru saja akan pergi untuk protes pada staff yang bertanggung jawab mengatur pembagian kursi saat dengan tiba-tiba ada yang menarik ujung baju yang Bella pakai hingga membuat Bella hampir saja jatuh terjengkang.

"Mau kemana?" Saat menoleh ternyata Varo pelakunya. Mendapat perlakuan seperti itu Bella terang-terangan mendengus sebal, tak perduli dihadapannya kini adalah bosnya sendiri.

"Parah Mbak Siska, masa nama aku enggak ada di daftar, Om" ucap Bella, mengadu.

"Kamu duduk sama Om, Bella"

"He?" Awalnya Bella kaget, namun tak lama ia hanya bisa berdecak kesal saat mengetahui ini pasti ulah Varo. Bella kira Varo akan pergi dengan supir bersama para petinggi lainnya, tak ia sangka Varo ikut bergabung didalam bus.

Dibawa tatapan orang-orang Bella hanya bisa pasrah ketika Varo menarik tangannya, membawanya ke bangku depan jajaran nomor dua. Pemandangan seperti itu sudah biasa untuk pegawai lain yang melihat, bahkan Bella mendapat julukan ponakan nakal bos karena hanya Bella yang berani terang-terangan mendebat dan membuat Varo kesal.

Varo sudah menyuruh Bella duduk di pojok dekat jendela, namun Bella hanya bergeming sambil memberikan tatapan kesalnya.

"Aku mau sama temenku, Om" pinta Bella.

"Bunda kamu bilang kamu gampang mabuk kalo naik bis, yang ada nanti malah ngerepotin temen-temen kamu" Mendengarnya Bella hanya bisa menghembuskan nafas lalu dengan kasar mendudukan tubuhnya ke kursi bus. Meski sebenarnya Bella sangat ingi bergabung dengan teman-temannya di belakang sana karena pasti lebih ramai.

Akhirnya setelah semua siap bus pun berangk, sebelumnya juga dilakukan doa bersama. Sepanjang perjalanan Bella tak berhenti mengunyah. Ia sudah membawa banyak persediaan makanan ringan untuk diperjalanan. Bahkan Bella berbagi dengan orang yang duduk dibelakangnya.

"Nguyah terus" sindir Varo, sama sekali tak menatap Bella. Fokusnya pada layar tab yang ada ditangannya.

"Bacot terus!" Balas Bella, dengan sengaja mendekatkan mulutnya ke arah telinga Varo agar pria itu mendengar lebih jelas suara kunyahannya.

Om Varo [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang