Bab 31

75.4K 2.6K 162
                                    

Keadaan sangat hectic, semua orang terlihat sangat sibuk dengan tugasnya masing-masing begitupun Bella. Meski banyak yang sedang mengganggu pikirannya Bella mencoba tetap fokus, bekerja penuh rasa tanggung jawab dan selalu mengedepankan profesionalitas. Ia tak mau masalah pribadi mengganggu pekerjaanya. Apalagi ini pengalaman sangat baru untuk Bella ikut berpartisipasi dalam ajang pemilihan kontes putri kecantikan. Bella dan ada beberapa timnya dipercaya untuk merias fanelis dalam ajang tersebut.

Sejujurnya sejak pertemuan tak sengajanya dengan Varo kemarin perasaan Bella selalu tidak tenang, ia dibuat gelisah takut sewaktu-waktu Varo tiba-tiba muncul di hadapannya.

Saat tiba di studio ini saja mata Bella selalu awas menatap sekitar. Karena pertemuannya dengan Varo membuat Bella merasa jika ia sedang diawasi. Tapi beruntungnya ruangan untuk make up itu bersifat privat, tak bisa sembarangan orang bisa masuk. Sejak tadi hanya staff-staff yang hilir mudik. Namun tetap saja perasaan Bella tak bisa tenang.

Hari itu terasa sangat melelahkan bukan hanya untuk Bella, tapi juga semua yang ikut terlibat dalam acara tersebut. Bella merasa tenaganya terkuras habis. Setelah semua ini selesai ia hanya ingin pulang lalu merebahkan tubuhnya di kasur.

****

Terdengar riuh tepuk tangan saat akhirnya pemenang ajang kecantikan telah diumumkan. Bella juga ikut bertepuk tangan. Dari layar monitor yang ada di backstage ia melihat wanita yang tadi ia rias keluar menjadi runner up acara tersebut. Marisaa namanya, perempuan itu sangat ramah, mereka memang belum lama mengenal Bella juga ikut merasa bangga. Meskipun sangat disayangkan bukan Marissa yang menjadi juarannya.

Pekerjaanya hari ini sudah selesai. Setelah membereskan alat make upnya Bella bisa menelpon sang Ayah untuk menjemputnya pulang.

Tapi sebelum merapikan alat-alat make up yang tadi ia pakai, Bella memilih pergi ke toilet terlebih dahulu untuk membasuh wajahnya agar terlihat sedikit lebih segar, tak lupa Bella juga mengaplikasikan lipstik agar bibirnya tak terlalu pucat. Setelah memastikan penampilannya sudah jauh lebih baik, Bella melangkah keluar.

Bella baru saja membuka pintu toilet ketika ia langsung melihat seorang pria sudah berdiri menjulang dihadapannya. Varo, pria itu seolah memang sengaja sedang menunggunya keluar. Terang-terangan Bella mendengus tak suka melihatnya.

"Om mau bicara" ucap Varo, matanya menatap lurus wajah Bella.

"Enggak bisa!" Tolak Bella, membuang wajah dan mencoba mendorong tubuh Varo yang menghalangi jalannya. Tapi, tubuh pria itu sangat kuat, seolah terpaku dengan lantai tak bisa ia geser menjadikan usaha Bella menyingkirkannya terasa sia-sia.

"Minggir, Om! Aku harus kerja!" Ucap Bella, menahan kesal. Tak lama Bella dibuat semakin kesal ketika dengan tiba-tiba Varo mencekal pergelangan tangan kanannya lalu mencoba menariknya pergi.

"Apa-apaan, sih, lepas!" Tentu Bella tak tinggal diam, ia memberontak mencoba melepaskan cekalan tangan Varo dengan memukul dan mencubit Varo dengan tangannya yang bebas.

"Lepas!" Jerit Bella semakin kesal saja. Matanya mengedar menoleh kesana kemari, tadi sebelum masuk Bella rasa disekitar ini lumayan banyak orang tapi kenapa sekarang mendadak sepi.

"Ikut sebentar Bel, ada banyak hal yang harus kita bicarakan!" Ajak Varo, sedikit paksa menarik tangan Bella agar mengikuti langkahnya. Bella sendiri masih mencoba memberontak tapi tentu saja tenaga Varo jauh lebih besar sampai akhirnya Bella hanya pasrah saja mengikuti langkah pria itu yang ternyata membawanya menuju lantai lain, masuk ke dalam sebuah studio yang sedang tidak dipakai.

"Cepetan mau ngomong apa? Aku capek mau buru-buru pulang" ucap Bella melipat tangannya di dada sambil melayangkan tatapan jengah pada pria dihadapannya.

Om Varo [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang