Bab 5

136K 2.7K 53
                                    


Sudah dua hari Varo pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan, meninggalkan Bella seorang diri di rumah. Namun, diam-diam tanpa Varo ketahui selama dua hari itu Bella sering mengajak sang kekasih datang ke rumah. Tak sampai menginap tapi Ali bisa sampai tengah malam berada disana.

Seperti saat ini, sudah hampir tengah malam tapi sepasang muda mudi itu sedang duduk bermesraan di sofa dengan layar televisi dihadapan mereka menampilkan sebuah film yang sudah hampir selesai. Dengan posisi Bella yang memeluk erat tubuh Ali dari samping sedangkan Ali melingkarkan tangannya di bahu Bella. Sejak tadi tangan Ali sudah tidak bisa diam untuk menggerayangi tubuh Bella namun berkali-kali Bella berhasil menepisnya, ia sedang serius menonton film.

Sampai akhirnya film berdurasi 90 menit itu selesai mata Bella sudah berkaca-kaca.

"Masih kerasa deh nyeseknya" gumam Bella.

"Yang..." Bella mendongkak hingga kini wajahnya berhadapan dengan sang kekasih. Seakan tahu apa arti tatapan yang Ali beri Bella hanya memejamkan mata, tak menolak saat Ali mulai menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman mesra. Bibir Bella juga mulai bergerak, membalas setiap lumatan yang Ali beri.

Bella hanya bisa mengerang pelan saat perlahan bibir sang kekasih turun menjelajah lehernya, namun tak lama tubuhnya dibuat menegang saat mendengar suara deruan mobil dari luar sana. Bella yang sudah hafal itu mobil Varo segera mendorong Ali menjauh, tindakannya itu seketika mendapatkan tatapan protes dari kekasihnya.

"Itu suara mobil Om Varo" ucap Bella, berbisik menahan rasa panik.

Bella tak tahu jika Varo akan pulang secepat ini padahal setahu Bella seharusnya Varo baru kembali lusa nanti.

Seketika Bella berdiri, pandangannya mengedar keseluruh penjuru rumah mencari tempat untuk menyembunyikan Ali. Namun, sepertinya percuma saja dengan mobil Ali yang terparkir didepan sana pasti akan membuat Varo curiga.

"Kamu bilang Om kamu itu pulang lusa" Sebenarnya Ali tidak takut, hanya saja ia sedang malas mendapat amukan Varo. Laki-laki yang selalu memberikannya tatapan sinis.

Ditengah kebingungannya bisa Bella dengar suara kunci yang diputar lalu disertai dorongan daun pintu dan tak lama Bella mendengar langkah kaki mendekat.

"Sembunyi di kamarku aja, deh" Belum sempat itu terlaksana Varo  tiba-tiba sudah muncul dihadapan mereka.

"Bagus!" Tatapan Varo menyorot datar pada Bella dan Ali yang kini tertangkap basah olehnya. Sekarang Varo mengerti kenapa Lily tak mengizinkan Bella tinggal seorang diri.

"Pergi kamu dari rumah saya!" Usir Varo.

"Aku pulang dulu, yang"

"Hati-hati" Terang-terangan Varo menggeram marah saat Ali masih sempat-sempatnya mendaratkan sebuah kecupan dipipi kanan Bella.

"Sudah berapa kali Om bilang, kamu enggak bisa seenaknya bawa laki-laki ke rumah ini, Abella!" Varo berteriak murka.

"Biasa aja, enggak usah bentak-bentak!" Bella balas dengan jeritan kesalnya.

"Apa mau laporin, silakan. Om yakin kamu yang akan diseret pulang Ayah dan Bunda kamu untuk selesain skripsi kamu" ucap Varo, tajam dan penuh penekanan.

"Om enggak mau kamu yang bikin ulah tapi orangtuamu malah salahin Om"

"Inget ini rumah Om, kamu yang harus ikutin semua aturan yang Om punya!" Ucap Varo sambil lalu, meninggalkan Bella yang masih memberikan tatapan kesalnya kepada Varo.

****

Pagi ini giliran Bella yang harus menyiapkan sarapan, tak mau repot Bella memilih membeli bubur saja. Lagipula suasana hati Bella masih kurang baik karena kejadian semalam. Bella tahu ia salah tapi ia sangat tak suka mendengar orang meninggikan suara apalagi sampai berteriak padanya.

Om Varo [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang