Bab 25

74K 2.5K 414
                                    

Bella meminta Andre untuk mengantarkannya ke rumah Varo saja sebab jaraknya lebih dekat. Ia tega membiarkan Andre berkendara sejauh itu menuju rumahnya.

Meski Andre mengendarai motornya pelan, tak membutuhkan waktu lama mereka sudah sampai. Tepat setelah Andre menghentikan motornya, Bella turun dari boncengan motor Andre dengan hati-hati.

"Pak Bos, ya?" Tanya Andre dengan hati-hati sambil pandangannya mengarah pada perut Bella. Sesuai dugaanya, Bella balas dengan anggukan kecil.

Sebenarnya Andre sempat merasa curiga sebab kedekatan Bella dan Varo memang terlihat sedikit tidak wajar, Andre juga tahu jika Bella bukan ponakan kandung Varo. Apalagi pernah sekali Andre tak sengaja melihat Bella dan Varo sedang berciuman di dalam mobil. Selama ini ia diam saja tak pernah menyinggung itu semua karena ia tak mau terlalu ikut campur.

"Jangan sampe ada yang tau ya, Ndre" pinta Bella, memelas.

"Tenang, aman!" Balas Andre.

"Mau mampir dulu?" Tawar Bella dengan suara serak. Mata dan hidungnya juga tampak memerah karena tangisnya.

"Enggak, gue mau langsung pulang" tolak Andre.

"Inget jangan aneh-aneh dulu sekarang, kalo butuh apa-apa lo bisa telpon gue!"

"Gue yakin dia pasti akan bawa kebahagiaan untuk hidup lo" ujar Andre disertai senyuman tipisnya. Tangan kanan Andre mendarat di bahu Bella mengelusnya penuh kelembutan.

"Ya, thanks, Ndre" ucap Bella yang Andre balas anggukan kepala.

"Gue balik" pamit Andre. Mendapat anggukan dari Bella, pria itu mulai melesat pergi dengan motornya.

Meski Andre tak lagi terlihat oleh pandangan matanya, Bella tak langsung masuk. Sambil menghela nafas berat ia menatap bangunan rumah Varo. Mobil laki-laki itu tidak ada di tempat yang Bella yakini Varo juga tidak ada di rumah. Seperti itu lebih baik karena sejujurnya Bella masih belum siap untuk bertemu Varo.

Sejujurnya Bella masih merasa kecewa, sangat kecewa kepada Varo. Mengetahui fakta jika kini ia tengah mengandung anak Varo membuatnya kebingungan, jika ada Varo mungkin rasanya tak sesulit ini. Mereka bisa mencari jalan keluar atas apa yang sedang ia alami.

Bella datang kesini hanya untuk mengambil beberapa barang penting saja. Sudah Bella putuskan ia akan keluar dari pekerjaanya lalu seperti permintaan sang Ayah, Bella akan fokus meneruskan pendidikannya.

Untuk kandungannya sendiri Bella belum memutuskan apapun. Tapi, semua perkataan Andre ada benarnya, ia sangat jahat dan egois. Padahal anak dalam perutnya juga memiliki kesempatan untuk hidup. Ada sedikit penyesalan dalam diri Bella karena ia berniat melenyapkan anaknya sendiri. Dengan keadaan yang serba rumit seperti ini Bella hanya tak mau mengajak anaknya susah. Bella takut ia tak bisa memberika kehidupan yang baik untuk anak ini kelak.

Entahlah, bagaimana kedepannya akan ia pikirkan nanti. Tapi Bella mencoba mencari cara agar ia bisa mempertahankan anak ini dan sebisa mungkin akan ia coba rahasiakan kehamilannya ini. Mungkin nanti setelah anak ini lahir Bella akan berikan kepada pasangan orangtua yang menurutnya bisa menjaga anak ini dengan baik.

Bella baru saja akan membuka pintu dengan kunci cadangan yang selalu ia bawa saat ia mendapatkan sebuah panggilan telpon yang ternyata dari sang Bunda.

Mendengar sang Bunda memintanya pulang dengan suara bergetar, Bella memilih menurut. Ia takut terjadi suatu yang buruk pada Bundanya itu.

****

Saat melangkah masuk ke dalam rumah, Bella merasa suasana di dalam terasa sedikit aneh. Apalagi melihat wajah kedua orangtua dan adiknya yang tampak tegang membuat Bella penasaran apa yang terjadi. Melihat ketiganya berkumpul di ruang keluarga Bella yakin mereka pasti sudah menunggu kedatangannya. 

Om Varo [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang