Bab 27

73.7K 2.9K 465
                                    

Belum sempet edit, jadi maapkan kalo ada typo atau kalimat yang kurang nyambung!!

Met baca sayang-sayangku😘

****

Tidur Varo terganggu karena suara deringan panggilan telpon yang terus masuk ke ponselnya. Masih dalam keadaan setengah mengantuk Varo melihat nama sang penelpon yang ternyata adalah Tira. Varo memilih mengabaikannya sampai deringan itu berhenti sendiri. Tapi tak lama panggilan telpon dari orang yang sama kembali masuk namun lagi-lagi Varo memilih mengabaikannya, agar tak mengganggu Varo juga mengubah ponselnya dengan mode silent.

Tapi ternyata setelahnya Varo malah tak bisa kembali memejamkan matanya. Varo meregangkan tubuhnya sambil menguap lebar, melihat langit di luar sana sudah mulai terang Varo memilih bangkit dari tidurnya.

Tangan Varo terulur untuk meraih ponsel yang tadi ia lemparkan sembarang ke ujung kasur. Ada banyak panggilan telpon tak terjawab dari Tira. Begitupun juga pesan yang Tira kirim. Varo tak berniat membacanya tapi pesan tersebut muncul di pop up layar ponselnya.

Tira

Varo kamu kemana?

Gimana udah dapet pengacaranya

Varo hanya bisa menghela nafas kasar membaca pesan yang Tira kirimkan. Tanpa berpikir panjang Varo memilih memblokir nomor tersebut, hal yang sudah seharusnya sejak awal ia lakukan. Ia akan mencoba mengeraskan dirinya agar tak lagi iba kepada wanita itu.

Kini Varo beralih mengecek jadwal pekerjaanya untuk hari ini melalui email yang tersambung dengan ponselnya yang sudah asistennya kirim. Satu minggu ditinggal cuti, ia yakin pekerjaanya pasti menumpuk.

Disana sudah terinci jadwalnya untuk hari ini dan beberapa hari kedepan. Ternyata nanti jam 9 ia harus pergi ke Surabaya untuk melihat kantor cabangnya yang ada disana. Masih ada waktu untuknya pulang dan mengajak Bella bicara.

Tak lama dahi Varo dibuat mengernyit heran, dari banyaknya email yang masuk terselip satu email yang mana itu alamat surel milik Bella. Dengan penuh penasaran Varo membukanya dan seketika ia dibuat kaget setelah mengetahui isinya ternyata surat pengunduran diri Bella.

Tanpa banyak berpikir Varo bangkit, meraih kunci mobil yang ia simpan di atas meja lalu dengan terburu-buru ia pulang menuju rumahnya.

Sepanjang perjalanan Varo tak berhenti mencoba menghubungi nomor Bella, namun ponsel wanita itu tidak aktif. Beruntungnya jarak kantor dan rumahnya sangat dekat hingga tak membutuhkan waktu lama ia sudah sampai. Varo masuk menggunakan kunci yang selalu ia bawa, dengan tak sabaran ia berjalan ke dalam tapi keadaan rumah tampak sangat sepi.

Langsung saja Varo membawa langkahnya menuju kamar Bella. Tanpa permisi ia buka pintu kamar tersebut dan ternyata keadaan di dalam juga kosong. Bahkan kasur Bella dalam keadaan sangat rapi tampak seperti tidak digunakan untuk tidur.

Tak lupa Varo juga mengecek ke toilet berharap Bella ada di sana tapi lagi-lagi ia tak menemukan kehadiran wanita itu.

"Bella!"

Tak menyerah Varo membawa langkahnya berkeliling rumah yang tak seberapa besar itu sambil terus memanggil nama Bella tapi ia benar-benar tak menemukan keberadaan Bella.

Varo mencoba menghubungi orangtua Bella namun tak ada panggilannya yang terjawab.

Yakin jika Bella saat ini pasti sedang berada di rumah kedua orangtuanya, Varo berniat menyusul. Tapi sebelum itu terjadi ada pesan masuk dari asistennya yang memintanya untuk segera pergi. Penerbangannya sudah disiapkan.

Langsung saja Varo menyabungkan sambungan telpon pada Lita, bernego dengan asistennya itu untuk memberinya waktu cuti satu hari lagi. Tapi sayangnya tidak bisa, minggu lalu saja jadwal pekerjaanya banyak yang di ubah. Lita tak bisa mengubahnya lagi, ada banyak pertemuan yang harus Varo lakukan terutama di kantor cabang yang kini sedang mendapat sebuah proyek pekerjaan cukup besar.

Om Varo [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang