Bab 19🔞

300K 1.9K 79
                                    

Terhitung sudah 2 bulan berlalu sejak pertama kali Bella dan Varo saling berbagi kenikmatan. Hubungan keduanya semakin mesra saja setiap harinya seperti selayaknya pasangan yang sedang dimabuk asmara.

Jangan ditanya bagaimana panasnya kegiatan ranjang mereka. Keduanya tak segan untuk saling mengawali dan meminta. Bella dan Varo banyak mencoba hal baru yang membuat kegiatan ranjang mereka tak pernah terasa membosankan. Keduanya juga selalu berkomunikasi, saling memberitahu apa kemauan masing-masing.

****

Bella tengah serius mendandani seorang model, meski diburu oleh waktu sebisa mungkin ia mencoba melakukan yang terbaik. Tak Bella sangka hobi masa kecil yang dulu sering ia lakukan bersama sang Bunda menjadi pekerjaannya dimasa kini.

"Bel!" Merasa dipanggil dengan cepat Bella menoleh bersamaan dengan adanya flash disertai suara jepretan kamera. Seketika Bella menjerit marah kepada Andre yang baru saja mengambil fotonya tanpa izin.

"Nyebelin, hapus gak!" Bella berteriak kesal sambil melemparkan botol air mineral yang isinya tinggal setengah ke arah Andre, tapi Andre lebih dulu bergerak menghindar.

"Liat, jelek banget muka lo!" Andre masih tertawa dengan puasnya karena berhasil membuat Bella kesal. Entah kenapa Andre sangat suka sekali menjahili Bella, ekspresi wajah Bella saat marah itu hiburan tersendiri untuknya.

"Dijailin terus, nanti ngadu ke bos kena SP baru tau rasa lo" ucap Jeje, yang tiba-tiba muncul.

"Enggak mungkin, kita udah bestie banget begini" ucap Andre, melingkarkan tangannya di leher Bella tapi tak lama karena Bella langsung mendorong tubuh Andre menjauh.

"Jijik, jauh-jauh lo dari gue!" Dengus Bella membuat Andre mencibir pelan.

"Udah selesai, Bel?" Tanya Jeje yang Bella balas dengan gelengan pelan.

"Sebentar lagi, Kak. Tadi ada setan ganggu jadi enggak selesai-selesai" jelas Bella, kembali melanjutkan pekerjaanya.

"Biar gue yang lanjutin, lo dipanggil ke ruangan Bos" ujar Jeje, seketika membuat Bella menolehkan wajahnya pada pria kemayu itu.

"Om Varo?" Tanya Bella yang Jeje balas dengan anggukan kepala.

"Loh, udah datang?" Tanya Bella, bergumam pelan. Bella mencoba bersikap sebiasa mungkin, ia tak mau orang-orang disekitarnya menyadari jika ia kini sedang menahan rasa bahagia mendengar kabar yang baru Jeje sampaikan.

"Iya, udah sana samperin dulu!" Perintah Jeje yang tentunya Bella turuti.

Bella mengangguk lalu menyerahkan pekerjaanya kepada Jeje, pria kemayu itu yang akan melanjutkannya. Bella meraih ponsel yang tadi ia letakan di atas meja, kemudian berlalu pergi. Saat berpapasan dengan Andre dengan sengaja Bella menabrakan tubuhnya pada Andre, sekilas bisa Bella dengar dengusan laki-laki itu.

Setelah sampai di lantai dimana ruangan Varo berada, dengan langkah riangnya Bella berjalan menuju ruangan laki-laki itu. Sampai di depan pintu ruangan Varo, Bella melirik pada meja asisten Varo yang terlihat kosong. Biasanya jika ada yang ingin bertemu Varo masuk ke dalam harus melalui asisten Varo terlebih dahulu, tapi karena wanita itu tak ada di tempatnya Bella memilih langsung mengetuk pintunya saja.

Tok tok tok!

"Om!"

"Masuk!" Sahut suara dari dalam. Bella mendorong pintu tersebut yang ternyata tidak dikunci, bisa Bella lihat Varo tengah duduk di kursi kebesarannya.

"Kenapa Om?" Tanya Bella.

"Kunci pintunya!" Perintah Varo lalu dengan gerakan tangannya ia meminta Bella untuk mendekat.

"Kok udah datang, Om bilang masih lusa?" Tanya Bella, berdiri disebelah kursi Varo. Semalam sebelum tidur mereka sempat melakukan sambungan video telpon, saat Bella menanyakan kapan Varo akan pulang laki-laki itu menjawab lusa. Tiga hari lalu Var memang pergi ke luar kota apa lagi jika bukan untuk mengurus pekerjaanya.

"Om kangen!" Ujar Varo, lalu membawa tubuh Bella naik ke atas pangkuannya, duduk mengangkang  di atas pangkuannya.

"Kangen banget, apalagi Om lupa bawa obat Om" gumam Varo menenggelamkan wajahnya di leher Bella dengan tangan melingkari erat tubuh perempuan dipangkuannya ini.

Bella sendiri hanya balas dengan kekehan pelan, ia sudah paham betul apa obat yang dimaksud Varo. Apalagi jika bukan celana dalamnya. Memang ada-ada saja tingkah pria tua itu, kini setiap akan bepergian Varo akan meminta celana dalam yang Bella pakai, pria itu akui sebagai obat rindunya.

Tapi sayangnya karena malam sebelum keberangkatannya Varo sudah mengerjai Bella semalaman, membuat mereka telat bangun dan Varo sampai meninggalkan obatnya tersebut karena berangkat terburu-buru.

"Astaga, dasar Om Om mesum" Meski begitu tangan Bella memeluk leher Varo tak kalah eratnya.

"Kangen!" Bella tertawa saja, tidak ada lagi Varo yang berlaga menolaknya yang ada kini Varo yang seakan tak bisa berjauhan darinya.

Varo sebenarnya sering sekali memaksa untuk Bella ikut setiap laki-laki itu akan bepergian ke luar kota, tapi Bella selalu menolaknya. Bella hanya tak mau menimbulkan kecurigaan dari orang-orang sekitar mereka. Om

"Sekarang aku ada disini, jadi Om mau apa?" Tanya Bella, tangannya kini naik mengelus puncak kepala Varo. Memberikan sedikit pijatan disana.

"Mau memek kamu, sayang" balas Varo, dengan tangannya meremas kedua bokong Bella. Lalu dengan sengaja Varo menggerakan tubuhnya hingga inti mereka dibawah sana yang masih tertutupi saling bergesekan.

"Ini di kantor" ujar Bella, ia meringis pelan merasakan penis Varo yang mulai mengeras terasa menusuk pantatnya.

"Aman sayang, enggak akan ada yang liat" balas Varo, bibirnya mulai tak bisa diam, mencoba mencumbu leher Bella yang terasa harum.

Mendapat perlakuan seperti itu Bella mengerang pelan. Bella mengangkat wajah Varo dari lehernya kemudian jarinya menunjuk dua dua cctv yang terpasang dalam ruangan itu.

"Cuma Om yang punya akses buka cctv itu" jelas Varo.

"Tapi, aku takut yang lain nungguin" ucap Bella, ia hanya malas jika nanti ada yang bertanya apa yang membuatnya tertahan lama di ruangan Varo.

"Sebentar aja ya, nanti lanjut di rumah"

Varo tak memberikan lagi kesempatan Bella untuk berbicara. Dengan cepat bibirnya menyambar bibir Bella, melumat penuh nafsu bibir yang sudah menjadi candunya tersebut.

****

Selengkapnya tersedia di karyakarsa @mamicica atau bisa klik link yang ada di profil

Om Varo [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang