Bab 29

67.2K 2.6K 234
                                    

Senyum Bella merekah saat melihat Felish melambaikan tangan padanya. Sambil menyeret kopernya Bella melangkah menghampiri adiknya itu. Setelah saling berhadapan tanpa membuang waktu pasangan adik dan kakak itu saling membalas pelukan dengan eratnya.

Terakhir Bella bertemu langsung dengan adik perempuannya ini 3 bulan lalu, tepatnya ketika liburan akhir tahun saat anggota keluarganya menjenguknya sekaligus menghabiskan waktu liburan ditempatnya. Meski menyebalkan dan sering kali mendebatnya, Bella sungguh-sungguh merindukan satu-satunya saudara yang ia miliki ini.

Setelah saling menjauhkan diri, kini Bella beralih kepada Andre yang ikut menjemputnya bersama Felish. Ia melayangkan sebuah tinjuan pelan di bahu Andre sebagai tanda sapaannya.

"Kakak ipar mau kopernya gue bantu bawain?" Tawar Andre sambil cengengesan tidak jelas yang langsung mendapatkan tatapan sinis Bella. Tapi Bella tak menolak tawaran yang Andre beri, ia menyerahkan kopernya untuk pria itu bawa.

"Ayah gimana?" Tanya Bella, tujuan Bella pulang memang karena khawatir dengan keadaan Ayahnya yang satu bulan terakhir sudah 2 kali masuk rumah sakit. Meski sudah dijelaskan perihal sakit sang Ayah, Bella tetap ingin melihatnya secara langsung.

"Udah mendingan, biasa bapak-bapak satu itu bandel banget, dibilang banyakin istirahat ini malah tiap malem bergadang ditambah diem-diem Ayah ngopi lebihin jatah yang udah Bunda kasih jadilah drop lagi. Tapi dokter bilang nanti sore Ayah udah bisa pulang" jelas Felish membuat Bella yang mendengarnya bisa sedikit menghembuskan nafas lega. Tapi meski begitu ia belum sepenuhnya puas sebelum memastikan dengan mata kepalanya sendiri perihal keadaan sang Ayah.

"Makan dulu ya, Kak. Aku laper banget" ajak Felish, saat mereka berjalan beriringan menuju tempat mobil terakhir terparkir. Bella hanya menganggukan kepalanya mengiyakan, ini memang sudah masuk jam makan siang.

Mereka memilih makan di restoran cepat saji. Felish dan Andre memesan ayam goreng krispi dan cola sedangkan untuknya sendiri Bella memesan sebuah burger dan air mineral.

Ketiganya makan diselingi obrolan ringan. Tapi sepanjang makan Bella tak bisa berhenti mengalihkan pandangannya pada Felish dan Andre yang tampak sangat mesra. Keduanya tak ragu memamerkan kemesraan dihadapannya, atau Bella pikir keduanya kini malah tak menanggap keberadaanya.

Terang-terangan Bella berdecak sinis. Entah bagaimana Andre dan adik perempuannya itu bisa memiliki hubungan spesial.

"Jijik!" dengus Bella saat Andre menyuapkan kulit ayam miliknya untuk Felish. Mendengarnya
membuat Andre dan Felish mencibir pelan.

"Iri aja" cibir Felish, membuka mulutnya meminta Andre kembali menyuapinya.

"Kok bisa kalian pacaran?" Tanya Bella, yang benar-benar masih belum percaya jika adiknya bisa dekat dengan Andre.

Bella pikir Andre bisa dekat dengan keluarganya karena dirinya juga. Dua tahun lalu saat ia sedang berada dalam titik terendah dalam hidupnya, Andre yang tahu keadaanya selalu ada untuk mendukungnya. Bahkan Andre yang dulu ikut membantu Bella menyelesaikan kuliahnya. Yang tak Bella sangka kedekatan Andre dengan keluarganya terus berlanjut meskipun ia sudah pergi jauh sampai kini Andre bisa memiliki hubungan spesial dengan adiknya sendiri.

"Karena kami saling cinta, saling punya rasa dan karena itu kami harus saling memiliki dan selalu bersama" ujar Felish sambil menyandarkan kepalanya di bahu Andre yang lagi-lagi mengundang decakan sinis Bella.

"Bocah!" dengus Bella.

"Awas aja lo berani macem-macem sama adik gue" ucap Bella menatap Andre penuh ancaman. Bella hanya tak mau adiknya yang masih naif ini disakiti, sama sepertinya dulu.

"Gue mah cowok baik-baik dan setia. Lo tenang aja Felish aman sama gue, Kakak Bebel" ujar Andre merangkul bahu Felish dengan tangannya yang bersih membuat perempuan yang akan beranjak dewasa itu tersenyum malu-malu.

Om Varo [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang