Bab 10

143K 2.1K 82
                                    


Bella mengunyah makanannya tanpa semangat. Malam ini Bella hanya sendirian di rumah karena Varo sedang berada di keluar kota untuk urusan pekerjaan.

Sejujurnya akhir-akhir ini Bella merasa sedikit kesepian. Hubungannya dengan Ali sedikit kurang baik sebab kekasihnya itu tiba-tiba sulit ia hubungi. Bella tahu jika Ali memang sedang disibukan menyusun skiripsinya, tapi kekasihnya itu bisa berhari-hari hilang tanpa kabar. Setiap bertemu juga mereka kini lebih banyak bertengkar karena menurut Ali, ia terlalu banyak menuntut. Sebenarnya Bella juga tak ingin egois dengan mencoba menerima kesibukan kekasihnya itu, tapi apa sesusah itu untuk Ali sekedar memberinya kabar.

Varo juga jadi lebih sering pergi ke luar kota, sangat jarang berada di rumah. Hanya saat sedang bekerja Bella merasa hidupnya kembali ramai, ia memiliki banyak teman bicara disana.

Sebenarnya Bella benar-benar tidak mengerti dengan semua perubahan sikap Varo. Jika beberapa minggu lalu Varo terkesan menghindarinya, tapi akhir-akhir ini Varo malah tiba-tiba jauh lebih mengekangnya. Pulang dan pergi bekerja mereka harus selalu bersama. Meskipun sedang berada di luar kota, Bella harus tetap mengabari Varo kemanapun ia pergi, Varo harus selalu tahu apa yang ia lakukan padahal Ayahnya saja tak seperti itu.
Dan yang paling membuat Bella kesal adalah Varo yang selalu melarangnya jika ia akan pergi keluar terutama jika ia mengatakan akan pergi bersama Ali. Itu jugalah yang membuatnya semakin sulit bertemu Ali.

Makanan yang ada di piring Bella masih tersisa banyak ketika ada sebuah panggilan masuk, Bella yang tadi sedang melamun dengan segera meraih ponsel yang tadi ia letakan di atas meja. Seketika senyumnya merekah mengetahui jika yang menelponnya adalah Ali. Namun, Bella tetap harus menahan diri karena ia masih kesal pada kekasihnya itu.

"Hallo, sayang!" sapa suara yang sudah sangat ia rindukan diseberang sana sesaat setelah sambungan terhubung.

"Hm..." Balas Bella, seadanya. Ia masih dalam mode ngambek pada kekasihnya itu.

"Sayaaang"

"Enggak usah sayang-sayang!" Bella sengaja mengucapkan dengan nada sejutek mungkin agar kekasihnya itu sadar jika ia sedang kesal.

"Sayaaang!" Seakan tak memperdulikan kekesalan Bella, Ali sengaja menggoda sang kekasih.

"Kamu lagi apa?" Tanya Ali.

"Makan!"

"Aku belum makan, dari siang aku tungguin telpon dari kamu, yang" ucap Ali, Bella memang memiliki kebiasaan mengingatkan kekasihnya itu untuk makan karena Ali itu seringkali melewatkan jam makannya apalagi kini Ali sedang disibukan dengan banyak kegiatannya.

"Males, takut ganggu" balas Bella.

"Keluar, yu. Anterin aku cari makan"

"Males!"

"Jangan marah, sayang"

"Sebagai permintaan maaf gimana kalo kita jalan"

"Malees!" Kali ini Bella mengucapkannya setengah menjerit.

"Padahal aku kangen banget sama kamu"

"Males!"

"Please, cantik!" Bella sedang mati-matian menahan diri untuk tak langsung mengiyakan ajakan dari Ali.

"Hm..." Bella hanya bergumam tidak jelas sebagai jawaban.

"Harus mau, aku otw jemput kamu sekarang!"

Sambungan terputus secara sepihak oleh Ali, Bella sempat mendengus sebal tapi tak lama senyum di wajah perempuan itu segera merekah. Memang semudah itu untuk membuatnya luluh, kini Bella tak sabar untuk segera bertemu kekasihnya itu.

Om Varo [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang