Bab 16

227K 2.4K 104
                                    

Yuk bisa yuk pencet follow dulu sebelum baca!!

****

Mata Varo tak bisa lepas menatap perempuan yang masih bergelung dengan nyaman dalam dekapannya. Bella, terdengar dengkuran halus dari perempuan yang tampak masih tertidur dengan lelapnya.

Saat pertama kali membuka mata, Varo sempat merasa keheranan menemukan tubuh kecil Bella yang terlelap di sisinya. Otak Varo sempat kosong tak bisa untuk ia ajak berpikir. Setelah selama beberapa detik barulah Varo sadar, otaknya mulai merekaulang apa yang sudah mereka lakukan semalam.

Varo sampai mengusap secara kasar wajahnya sendiri saat sadar semua yang terjadi semalam nyata. Meski mencoba mengelak tapi semuanya benar sudah terjadi. Ia sudah meniduri Bella, anak dari mantan kakak iparnya sendiri. Apalagi menemukan tubuhnya dan Bella masih sama-sama telanjang dibalik selimut yang mereka gunakan, makin jelas saja membuktikan jika semalam benar-benar nyata.

Seketika perasaan sesal itu datang. Harusnya ia bisa menahan diri tak terpancing oleh nafsu binatangnya.
Tapi, sisi brengseknya tidak bisa mengelak jika ia menikmati semuanya. Tubuh Bella sangat nikmat dan Varo yakin Bella pun menikmati semua sentuhan yang ia beri, terbukti dari wajah penuh kenikmatan yang tak hentinya Bella tampilkan setiap menerima segala sentuhannya.

Tanpa bisa dicegah otak Varo kembali membayangkan bagaimana nikmatnya ketika penisnya diremas kuat oleh vagina sempit Bella. Suara erangan dan desahan yang tak malu Bella keluarkan semalam benar-benar memacu gairahnya di titik paling tinggi. Membayangkan semuanya membuat kepala Varo seketika terasa pusing, ia malah menginginkan  miliknya kembali menerobos masuk ke dalam vagina sempit Bella.

Sudah lebih dari 15 menit Varo hanya diam memandangi wajah Bella, tak ada niat untuk bangkit padahal langit diluar sana sudah sangat terang. Wajah Bella terlihat sangat polos dalam posisi tidur seperti ini, berbeda sekali dengan ekspresi wajah yang semalam Bella tunjukan saat berbagi kenikmatan dengannya.

Tangan Varo terulur mengelus wajah Bella, menyentuh bibirnya yang terlihat masih sedikit membengkak. Bibir yang semalam sudah ia lumat habis-habisan. Tanpa sadar Varo menelan ludahnya sendiri, ia tak tahan untuk segera kembali membawa bibir Bella ke dalam sebuah ciuman panas.

Mungkin karena merasa terganggu dengan sentuhan Varo, perlahan mata Bella terbuka. Perempuan itu mengerjapkan matanya pelan, dan ketika Bella bisa melihat wajah Varo lebih jelas seketika senyuman kecil terbit di wajahnya.

"Om..." Bella berucap lirih, tangannya terulur untuk menyentuh rahang Varo yang ditumbuhi bulu-bulu kasar.

"Maaf, Bella" ucap Varo, penyesalan tergambar sekali dari wajahnya tapi Bella tak menyukai itu. Bella menggelngkan kepalanya pelan masih dengan senyuman manis menghiasi bibirnya.

"Jangan bilang gitu, aku yang mau" ucap Bella, pelan.

"Harusnya Om bisa tahan, harusnya Om bisa jaga kamu"

Bella mencoba menulikan telinganya. Ia malah naik ke atas tubuh Varo, berbaring di atas tubuh Varo membuat tubuh telanjang mereka saling menempel dan bergesekan. Bella menyandarkan dengan nyaman pipinya di dada Varo. Diam-diam Bella tersenyum saat tanpa sengaja kakinya menyenggol penis Varo dibawah sana yang terasa kembali mengeras.

"Om, aku mau lagi!" pinta Bella dengan sensual sambil memberikan kecupan-kecupan ringan di dada Varo yang membuat suara geraman laki-laki itu terdengar pelan.

"Kamu harus kerja, Bella" ujar Varo, dengan nafas mulai tersenggal. Mati-matian tangannya tetap diam disisi tubuhnya agar tak terulur untuk menjelajah tubuh telanjang Bella.

Bella tersenyum mendengarnya, Varo bukan menolaknya Varo hanya masih ragu. Maka akan Bella buat Varo tak ragu lagi untuk menyentuhnya, akan Bella buat Varo kecanduan menyentuhnya seperti dirinya yang kini sudah seperti perempuan liar tak sabar untuk kembali merasakan sentuhan panas Varo seperti semalam.

Om Varo [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang