Bab 44

73.5K 2.5K 128
                                    


Bella dibuat panik ketika mendapat kabar dari Andre jika Varo pingsan. Padahal Bella sedang dalam masa pingitan tapi tanpa banyak berpikir ia memilih kabur untuk menemui Varo.

Sebenarnya lewat pesan Andre sudah memberitahu jika Varo telah mendapat pemeriksaan dan dokter mengatakan keadaan Varo baik-baik saja. Varo hanya butuh istirahat. Akan tetapi, Bella belum puas sebelum melihat secara langsung bagaimana keadaan Varo sekarang.

Setelah perjalanan yang lumayan panjang akhirnya taksi yang Bella tumpangi sampai tepat di depan rumah Varo. Awalnya Bella ingin menyusul ke klinik kantor hanya saja tadi Andre kembali memberi kabar jika Varo sudah di rumah.

Melihat pintu rumah terbuka, Bella masuk begitu saja. Melihat Andre duduk di sofa ruang tamu, Bella segera menghampiri pria itu.

"Gimana keadaan Om Varo?" Tanya Bella, kekhawatiran terdengar jelas sekali dari nada bicaranya.

"Tadi pagi Pak Bos sempet ngeluh dadanya sakit. Terus tadi sebelum pingsan, Bu Lita juga bilang hal yang sama" jelas Andre.

"Dokter bilang Pak Bos harus banyak istirahat, luka di rusuknya belum sepenuhnya pulih" tambah Andre.

Bella sudah menduga jika Varo pingsan pasti karena kelelahan, tapi tak Bella duga bekas luka di rusuk Varo yang sempat patah ternyata menjadi penyebabnya juga, kelelahan pasti menjadi pemicu dada pria itu kembali sakit.

Bella jadi merasa bersalah sebab selama persiapan pernikahan ia terlalu memaksa kehendaknya, biasanya jika ada yang tidak sesuai Varo yang selalu mengusahakannya. Persiapan pernikahan juga ditambah Varo sedang kejar target menyelesaikan pekerjaanya agar bisa mengambil cuti pasti membuat waktu istirahat pria itu berkurang.

"Tadi udah gue bantu Pak Bos minum obat, sana susul ke kamar"

"Thanks ya, Dre" ucap Bella yang hanya Andre balas dengan gumaman tidak jelas.

Bella mulai membawa langkahnya berjalan menuju lantai dua dimana letak kamar Varo berada. Masuk ke dalam kamar bisa Bella lihat Varo sedang berbaring di atas kasurnya, wajah pria itu tampak sangat pucat tapi Varo tetap memberikan senyuman saat melihat kedatangan Bella.

Bella berjalan mendekat lalu mengambil duduk di sisi kasur Varo.

"Om, apa yang sakit?" Tanya Bella, penuh kelembutan. Tangannya terulur mengelus dada Varo.

"Om enggak kenapa-kenapa sayang, biasanya Om bawa istirahat juga mendingan lagi" balas Varo, perasaanya menghangat mendapat perhatian dari calon istrinya ini.

"Biasanya? Maksudnya udah sering?" Tanya Bella, tangannya yang semula mengelus dada Varo terhenti, kini Bella mulai menatap Varo dengan mata memicing.

"Kenapa enggak bilang?" Cecar Bella.

"Maaf, Om cuma enggak mau buat kamu khawatir" balas Varo yang malah mengundang dengusan kesal Bella.

"Emang kalo kaya gini aku enggak khawatir?" Tanya Bella, sambil melipat tangannya di dada.

"Maaf!"

"Maaf terus, enggak bosen apa?" Dengus Bella masih dengan tatapan kesalnya.

"Jangan marah, sayang. Om janji setelah ini kalo ada apa-apa Om pasti akan langsung bilang sama kamu" ucap Varo yang malah mengundang dengusan sinis Bella.

"Janji-janji terus!"

"Om lagi sakit kok dimarahin sih, yang" ucap Varo, dengan wajah memelas.

"Salah sendiri" balas Bella.

"Sekarang kepalanya pusing, mau dipeluk sama kamu" pinta Varo.

"Pokoknya nanti kalo ada apa-apa Om harus bilang, aku harus jadi orang pertama yang tau" ucap Bella, penuh keseriusan.

Om Varo [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang