Bab 9 | Masa lalu Anya

39 18 0
                                    

“Tak ada seorang pun yang dapat merubah orang lain, tapi seseorang dapat menjadi alasan orang lain untuk berubah.”


"Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya William.
Perempuan itu mengangguk dengan semburat senyum di wajahnya, meski dalam hatinya tidak menyimpan sedikitpun perasaan untuk William.

"Pulang sekolah nanti bareng gue ya," lanjut William.
"Iya."
Masih tidak percaya bahwa perempuan idamannya bersedia menjalin hubungan dengannya, wajah William tidak berhenti menyunggingkan senyuman lebarnya. Ia berpamitan sambil sesekali menoleh ke belakang untuk meyakinkan dirinya bahwa ini bukanlah mimpi.

William adalah seorang lelaki yang Anya temui di usia empat belas tahun, saat itu Anya duduk di kelas delapan SMP sementara William adalah kakak kelas yang berada dua tahun diatasnya. Lelaki yang dulunya merupakan idaman semua siswi, perawakannya yang tinggi dan sifatnya yang terkenal ramah selalu berhasil membuat siapapun yang terlibat dalam obrolan dengannya langsung jatuh cinta. Hanya ada satu hal yang tidak dimiliki William, yaitu kesetiaan. Orang-orang di sekitarnya tidak tahu bahwa pangeran sekolah mereka ternyata tidak cukup hanya dengan satu perempuan. Meskipun William tidak pernah benar-benar menjalani hubungan dengan orang yang berada di dekatnya, tetap saja ia seakan memberikan mereka harapan berupa perhatian dan kepekaannya terhadap sesuatu.
"Kan gue gak memberikan harapan, mereka aja yang berharap," ucapnya tiap kali dinasehati oleh teman-temannya. Sifat buruknya itu tertutup oleh tampangnya yang memikat.

Yang pasti, semua itu hanyalah masa lalu sebelum dirinya mengenal Anya Kaolla Abigail, adik kelas yang sering kali mencuri perhatiannya. Sikapnya yang ceria berhasil membuat William ikut tertarik dalam keceriaan yang dibawa oleh Anya.

Bagi Anya, William tidak lain hanyalah kakak kelas yang diam-diam selalu memperhatikannya, mencari cara untuk mengobrol dengannya, dan bersikap sangat baik padanya. Namun, setelah beberapa penyelidikan yang dilakukan olehnya, ia menemukan fakta bahwa William tidak sebaik yang ia kira. Laki-laki itu tidak lain adalah buaya yang memanfaatkan tampang dan semua hal positif yang dimilikinya untuk menyembunyikan sebuah kenyataan buruk yang ia lakukan. Bisa-bisanya lelaki itu membuat harapan para perempuan padanya begitu besar kemudian menghancurkannya dengan tidak memberikan sebuah kepastian yang selama ini mereka nantikan.

Banyak hal yang berubah dalam diri William setelah ia mengenal Anya. Sebuah pepatah tentang “seseorang bisa menjadi sebab orang lain berubah,” ternyata benar adanya dan berlaku untuk dirinya. Sejak mengenal Anya, William tidak lagi menjadi sosok lelaki buaya yang akan menggoda banyak perempuan. Sebaliknya, William mulai berusaha menjaga jarak dari lawan jenis sebagai bentuk usahanya untuk berubah. Ia juga tak segan-segan untuk menghapus semua kontak teman perempuannya, tak terkecuali. Sampai-sampai teman-temannya yang sejak dulu tidak mempan untuk menasehatinya begitu heran. Hanya dengan kehadiran Anya dalam hidupnya, dunianya menjadi jauh lebih sehat dari sebelumnya. Ia benar-benar melakukan segalanya untuk Anya, yang juga merupakan kekasihnya saat ini.

“Aku mau kita putus.” Bagaikan sebuah bom yang meledak tepat dihatinya, membuat William mematung di depan Anya. Ucapan ringan itu melayang di udara begitu saja. Suara Anya setelahnya terdengar samar, ia tidak bisa mencerna apapun dengan baik, terlalu banyak yang berputar-putar dalam kepalanya saat itu.

“Kenapa?” suaranya bergetar. William menatap sedu wajah Anya yang tampak tak menunjukkan ekspresi apapun, datar begitu saja. Yang ia temui di mata hazel itu hanyalah sebuah kilatan disertai air mata yang menggumpal karena tertahan.

“Dari awal aku gak pernah ada rasa sama kamu, kak,”
“Tapi selama ini kamu selalu menunjukkan seolah-olah kamu bahagia,”

William mengacak rambutnya dengan kasar, air mata yang keluar dari ujung matanya juga diusapnya dengan kasar. Kini, ia menatap Anya, meminta penjelasan logis mengapa Anya membohonginya selama hampir setahun.

Fearless (selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang