ULANG TAHUN SYAKIEL

256 19 0
                                    

Aku meminta waktu pada Zee untuk menjawab pernyataan cintanya padaku. Lagi, Zee mengiyakan permintaanku tanpa bertanya kenapa dan mengapa. Dia bahkan masih tetap tersenyum kepadaku. 

"Aku boleh tanya sesuatu ?" Tanyaku.

"Apa itu ?" Tanya Zee balik. 

"Mungkin enggak suatu saat nanti kamu bakal bosen sama aku kalau misal kita pacaran?"

"Aku bukan orang yang gampamg bosen apalagi sama pacar." Jawab Zee sambil mengusap rambutku.

"Bohong !" Kataku sambil melepas tangan Zee dari rambutku.

"Ini nih efek kemakan omongan Dara, mau aku bilang apa juga pasti dibilangnya bohong." Kata Zee sambil berjalan ke tepi jendela kamar. 

"Kamu udah pernah ngapain aja sama Dara?"

"Ngapain apa ?"

"Ya itu... "

"Itu apa ?"

"Ah ... Itu ... "

"Ya apa ? Cium ? Bercinta ?" 

"Iya." Jawabku sambil menunduk.

"Pernahlah. Dulu pas masih pacaran." Kata Zee sambil menyalakan rokoknya. 

"Setelah putus ya enggak." Lanjutnya lagi.

"Bohong!"

"Serius. Percaya deh sama aku. Kalau sekarang pengennya cium kamu, itu juga kalo boleh, kalo diterima cintanya sama kamu." Kata Zee sambil menyesap rokoknya. 

"Hmmmm Gak percaya." 

"Aku harus gimana biar kamu percaya Lia ?" 

"Lalu ngapain kalian berduaan di karaokean sampe pagi ? Pake nginep juga di rumah kamu ?"

"Kan aku udah bilang kalo gak cuma berdua,kita karaokean rame-rame, banyak temen belok juga. Trus Dara mabok. Karena dia mabok aku bawa dia pulang, rumahnya kan jauh, aku keburu ngantuk udah pengen tidur trus aku bawa dia kerumahku. Tidur deh dia."

"Pasti ngapa-ngapain kan kalian ?"
"Ya enggaklah. Aku taruh dia di kamar tamu, trus aku tidur di kamar yang biasa kita pakai tidur. Tau gak kenapa karaokean ? Karena aku galau mikirin kamu yang masih juga belum nrima aku sampe sekarang."

Ini sindiran atau pernyataan yaa ? Aku langsung terdiam membisu, aku takut salah ngomong lagi, padahal sebenarnya masih banyak yang perlu aku ketahui.

"Sekarang masih belum bisa emang ngasih aku jawaban ?" Tanya Zee mendekat denganku.

"Tunggu dulu, aku masih banyak pertanyaan sebelum aku jawab pertanyaan kamu." 

"Apa ? Yuk tanya semua." 

"Kamu waktu itu ngapain sama Dara peluk-pelukan di belakang gedung kampusmu ?"

"Kapan ?"

"Dulu pas kamu ujian, kapan ya ? Lupa pokoknya Rabu harinya aku inget."

Zee nampak berfikir sebentar. 

"Oh itu ? Sebenarnya bukan peluk-pelukan sih."

"Trus ?"

"Waktu itu aku sedih saat kamu lebih memilih pergi dengan Ardan ketimbang aku. Dara tau, dia menghampiriku. Ya Dara emang gitu suka nempel-nempel, mungkin yang kamu lihat pas dia meluk aku. Padahal ya aku sama sekali ga nyentuh Dara." 

"Tapi kamu suka ?"

"Biasa aja."

"Bohong ah."

"Serius Lia. Aku gak pernah bohong ke kamu sama sekali, apapun yang aku lakukan aku pasti cerita ke kamu. Kamu tau kenapa ?"

Aku menggeleng. 

"Ya karena aku emang sesayang itu sama kamu. Gak tau sejak kapan, tapi yang jelas aku ngerasa sayang sama kamu, ingin memiliki kamu. Buat aku sekarang  cuma kamu tujuanku." Kata Zee sambil mengusap pipiku.

Zee mendekat kepadaku, dia meraih tanganku. Dia menggenggam erat tanganku. Wajahnya semakin mendekat ke arahku. Aku dapat mencium bau parfumnya yang maskulin itu, bahkan semakin menusuk hidungku. Zee mendekatkan wajahnya ke arahku hingga hidung kami saling menyentuh. Mata kami bertemu seperti ingin meminta persetujuan dariku, aku tidak bisa bergerak disaat seperti ini, aku hanya bisa memejamkan mata lalu aku merasakan ada sesuatu yang menempel di bibirku, entah kenapa aku tetap terdiam dan tidak melawan sama sekali, bahkan aku merasa nikmat saat Zee melumat bibirku semakin dalam. 

******

Hari ini Zee mengajakku pergi kerumah bang Fay. Kata Zee ulang tahunnya Syakila anak bang Fay. Aku membawa boneka barbie yang kubeli kemarin sewaktu istirahat kerja. Kata Zee Syakil diadopsi bang Fay sama Anita sedari bayi, Zee juga banyak bercerita tentang perjuangan bang Fay dulu untuk menikahi Anita. Dari dihina dan dicaci serta disumpah serapahi oleh keluarga Anita. Bang Fay meminta kesempatan kepada keluarga Anita jika memang dalam waktu dua tahun Anita tidak bahagia dalam segi lahir dan batin maka bang Fay akan meninggalkan Anita dan berjanji tidak akan menggantu Anita. Kata Zee Tuhan baik, segala jalan bang Fay dipermudah, dari urusan pekerjaan dan financial semua dipermudah. Meskipun keluarga Anita masih menentang tapi mereka menepati janji mereka. Apalagi sekarang ada Syakila. Wow. Cerita yang menakjubkan. Kupikir cuma ada di luar negeri. Tapi di Indonesia ada, di tempat tinggalkupun ada. Bahkan disekelilingku. Dan berikutnya aku.

"Kok  bisa akhirnya bang Fay dapat restu ?" Tanyaku.

"Ya itu tadi karena bang Fay di janjiin orang tua Anita buat ngebahagiaan Anita lahir dan batin." 

"Kalau nanti kamu begitu juga gak sama aku ?" 

"Apanya ? Nikah ?" 

"Iya." 

"Lia mau emang nikah sama Zee ?" 

Salah tanya lagi. Aku memilih melihat ke luar jendela dan menutup mulutku. Zee terdiam dan tidak banyak bertanya lagi padaku.

"Ada mobil Dara." Kataku begitu sampai di tempat bang Fay.

"Kenapa emang ?"

"Pasti dia caper lagi sama kamu."

"Kan ada kamu gak akan berani dia. Udah ayok masuk." Zee keluar dari mobil.

"Ayoo .." Zee membuka pintu mobilku karena aku tetap masih duduk di dalam mobil.

"Aku disini aja Zee." 

"Lho kenapa ?" Zee berlutut di depanku.

"Ada Dara di dalam." 

"Dia gak akan ngapa-ngapain kamu. Ada aku disini. Lihatlah kita menang karena Dara tetap kalah untuk merusak hubungan kita. Bahkan ada bang Fay dan teman-teman disini, ada Clara juga lho."

Aku mengangguk turun dari mobil dan mengikuti Zee masuk ke rumah bang Fay. Aku masih tetap tidak suka dengan Dara. Buatku Dara itu manusia yang jahat dan sangat jahat. Dia memfitnah Zee demi untuk membuatku menjauh dari Zee. Kugandeng terus tangan Zee takkulepaskan. Biarin aja Dara terbakar cemburu, salah siapa coba dia kemarin-kemarin bikin aku sakit hati terus.

"Eeciett udah gandengan aja sekarang." Goda Jo begitu kami berdua mendekat ke arah mereka.

"Udah GF.an dong." Maria menimpali.

"Wah habis dari bang Fay langsung pindah ngeroom boleh nih." Jo berceloteh lagi.

Aku malu, kulepas tanganku dari Zee. Zee daritadi senyum mendengar semua godaan dari teman-temannya. Semua tertawa melihat kami berdua. Tapi tidak dengan Dara yang duduk sendiri di pojokan sambil merokok. Entah kenapa kecantikan Dara seketika hilang begitu aku mengingat semua kelakuan buruk Dara.

"Eh dilepas pegangannya ? Kenapa Lia ? Gandeng lagi dong biar gak ilang digondol cewek lain." Kata Zul menimpali. 

Dan semua langsung ketawa kembali melihat tingkahku yang malu. 

"Halo ... Ada apa ini ? Seru sekali ..." Bang Fay dan Anita mendatangi kami. 

"Ada pasangan baru bang, kayanya habis dari sini nanti ada yang mau ngeroom bang buat ngerayain hari jadi GF.an." Kata Jo lagi.

"Lho .. Udah jadian ya ?" Anita bertanya.

"Udah -udah jangan gitu, nanti Lia gak nyaman lho ." Kata Clara merangkulku.

cinta yang sakit(gxg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang