BANG FAY

2.1K 131 7
                                    

Aku akhirnya membereskan barang-barangku lagi dan ikut bersama Clara ke rumah bang Fay. Semoga  jalan yang aku pilih adalah yang terbaik untukku ataupun Zee. 

"Yuk masuk." Ajak Clara begitu kita sampai. 

"Clara tunggu!" 

"Kenapa Lia ?" 

"Apa ini bener gapapa ? Aku malah gak enak sama bang Fay, dan nanti kalau misal Zee tau gimana ?" 

"Bang Fay orangnya santai Lia. Kamu tenang aja. Percaya sama aku. Pulang dari sini kamu pasti menemukan jawaban yang sesuai dengan hati dan keinginan kamu. Soal Zee aku yakin dia gak akan marah. Dan percayalah aku akan jaga rahasia. 

Clara meninggalkan aku dengan bang Fay dan Anita, yang belakangan kutau dia adalah istri bang Fay. Agak aneh rasanya dengan sebutan suami istri, tapi ya mau gimana lagi, memang begitu sebutannya sih. Kami menunggu beberapa saat karena memang bang Fay ini kerja. Dia kerja sebagai manager di sebuah bank swasta.

"Maaf Lia menunggu lama."

"Gak apa bang, saya yang harusnya minta maaf karena mengganggu waktu kerja abang."

"Santai saja. Abang kalau jam istirahat begini memang pulang untuk makan di rumah bersama Anita. Oh iya Lia ada apa ? Apa ada yang bisa bang Fay bantu ?"

Aku bingung harus mulai darimana cerita ke bang Fay, karena jujur aku belum terlalu akrab dengan bang Fay. Kalau saja tadi Clara tidak pulang dulu, mungkin aku menjadi sedikit terbiasa. Aku masih terdiam karena takut jika aku salah bicara." 

"Dulu aku pernah mengalami yang namanya dihina, dicaci, diremehkan, dan direndahkan banyak orang." Kata bang Fay tiba-tiba membuka pembicaraan seolah tahu apa yang ada di dalam fikiranku. 

"Diusir oleh orang tua dan mereka sudah tidak menganggapku sebagai anak dan keluarga." Lanjutnya.

"Tapi aku percaya bahwa apa yang menjadi pilihanku itulah jalanku. " Kata bang Fay sambil melihat ke arahku. 

"Aku belok sejak dari umur 17 taun kalau gak salah, aku agak lupa pokoknya dulu pas masih sekolah SMA. Dan itu pilihanku sendiri, disinilah zona nyamanku. Pertama backstreet, karena takut keluarga tau, tapi makin kesini, makin bertambah umurku, ketemu Anita kumantapkan pekerjaanku untukmengidupi Anita, jadilah seperti ini. Meski kedua orang tua kami menentang, bahkan tidak menganggap kami keluarga. Tapi aku menjalani dan membuktikannya sampai sekarang. Aku buktikan kepada orang yang pernah merendahkan kami bahwa tanpa mereka kami bisa bahagia dan punya anak, tidak kekurangan materi dan ya kamu bisa lihat sendiri Lia." 

"Aku cerita seperti ini bukan bermaksud untuk memintamu melawan orang tuamu dan keluargamu, atau bahkan mengajakmu untuk ikut bersama kami, karena kami tau apa yang kami lakukan ini salah. Salah besar, tapi inilah jalan kami. "

"Kami butuh cinta, bukan belas kasihan. Kami butuh kasih sayang, bukan rasa iba. Menjauhlah dari kami jika kamu beranggapan bahwa kami adalah kaum-kaum terkasihani dan butuh perhatian,karena kami bukan seperti itu."

"Zee sudah banyak sekali cerita tentang kamu, dan setiap Zee cerita aku selalu menegaskan pada Zee jangan pernah membuat seseorang yang sudah lurus menjadi belok. Jangan membawa Lia masuk ke dunia kita, karena jika sudah masuk dia akan sulit keluar. Zee menyanggupinya. Dia berjanji padaku kalau dia akan menjaga perasaannya sendiri, dan tidak akan memintamu untuk membalas perasaannya."

Aku terdiam mendengar cerita bang Fay, cerita hidupnya ternyata sangat penuh makna. Dari ceritanya aku dapat mengambil banyak pelajaran yang membuatku sempat ragu akan perasaanku pada Zee. 

"Coba sekarang kamu ceritakan pada abang ada apa Lia kesini ? Apakah ada hal yang membuat Lia gundah ?" Tanya bang Fay.

"Lia suka sama Zee bang." Aku tidak tau kenapa aku bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu kepada bang Fay. Bagaimana bisa aku mengakui perasaanku soal Zee, bagaimana aku bisa suka pada Zee?

cinta yang sakit(gxg) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang