Zee langsung terdiam begitu aku meninggikan nada suaraku. Akupun juga ikut diam. Hanya ada suara klakson saling bersahut-sahutan, kami berdua fokus pada jalanan yang ramai lalu lalang kendaraan. Pada intinya aku gak suka dia deket sama Dara bukan karena aku cemburu ya, cuma aku gak suka aja kalau Zee dekat dengan Dara, apalagi Dara itu kan jahat sama aku kemarin. Kalian ngerti kan ? Please mengertilah. Dara itu ganjen. Dia itu genit. Dia itu suka cari perhatian sama Zee. Padahal udah jelas-jelas Zee itu cuek bahkan gak perduli sama dia. Dan lagi, Dara udah bikin perhatian Zee berkurang ke aku. Perhatian sebagai teman ya ? Mengertilah kalian ! Aku membanting pintu mobil saat kami sampai. Zee juga langsung pergi begitu saja.
"Pagi non Clara." Sapaku pada Clara saat sampai di cafe.
"Pagi Lia. Loh ? Zee gak mampir ?"
"Ada kuliah non katanya." Jawabku seperlunya.
"Loh kenapa ? Ribut ?"
"Enggak kok." Jawabku.
"Enggak kok begitu. Yang satu cemberut yang satu gak mampir."
"Zee non, nyebelin sih dia itu. Dia marah-marah gak jelas saat tadi mantan aku datang kerumah, padahal aku sama sekali gak tau kalau mantan aku datang kerumah."
"Trus?"
"Ya dia nyuruh aku pindah kerumahnya, sama adikku juga. Kan lebay ya ? Padahal dia deket-deket sama Dara juga akunya gak masalah ?"
"Dara ?"
"Iya non, aku tuh gak suka Zee deket sama Dara, biasanya Zee selalu nemenin aku makan, tapi kemarin pas Dara kesini dia ninggalin aku dan lebih milih duduk sama Dara, mana si Daranya ngegelendotin lagi.
"Kamu gak suka sama Dara ?"
"Banget !"
"Kenapa memangnya ?"
"Ya dia itu ..... " Aku memutus perkataanku. Aku menyadari bahwa aku telah banyak bicara, tanpa aku menyadari bahwa Clara adalah teman Zee dan Dara.
"Lia! ! " Panggil Clara lagi.
"Lupakan aja non."
"Oke. Yaudah aku ke ruangan dulu ya."
***
Jam istirahatku diganti malam nanti sama Clara gara-gara dia ada kuliah dadakan. Oiya aku lupa cerita ya, Clara itu juga anak kuliahan. Cuma dia juga punya kerja sampingan. Ya cafenya ini . Clara itu cantik, anggun, dewasa, pinter, dan mandiri. Di usia dia yang masih muda dia udah jadi bos. Di cafe ini dia punya 5 karyawan, 4 laki, dan 1 perempuan, dan itu cuma aku. Urusan kasir dia atur sendiri dan dia percayakan sama aku.
"Akhirnya gue bisa ketemu sama lo juga." Kata seseorang yang suaranya sedikit asing buatku.
"Dara?" Aku mendongakkan kepalaku melihat Dara sudah berdiri di depan meja kasir.
"Lama banget gue nunggu momen dimana Clara dan Zee tidak di cafe ini, jadi gue bisa ngomong sepuasnya sama lo." Kata Dara dengan tatapan tajamnya padaku.
"Aku rasa gak ada yang perlu kita omongin. Toh kita gak saling kenal."
"Bisa lo keluar dari tempat persembunyian lo ? Lo yakin gak tertarik sama omongan gue ? Ini tentang Zee ! Jangan bilang kalau lo selama ini gak mikir masalah ini setelah gue labrak lo kemarin ?"
Asli aku males banget ngeladenin si Dara. Karena pasti nanti akhirnya akan buruk juga hasilnya. Tapi dari lubuk hati yang paling dalam aku juga benar-benar penasaran tentang apa yang akan diceritakan Dara padaku, terlebih ini soal Zee.
"Oke." Aku menyetujui permintaan Dara, kami duduk di meja pojok dekat dengan kasir.
"Ini." Dara menyerahkan sebuah amplop putih. Aku tak tau apa isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta yang sakit(gxg)
Teen Fictionpertemuan Lia dengan Zee membuatnya melupaka sakit hatinya kepada Ardan sang mantan yang telah menghianati cintanya. Zee banyak membantu Lia dalam hal apapun termasuk cinta dan materi . Hingga pada akhirnya Lia tau bahwa Zee adalah seorang perempuan...