Aku merasa seperti tertampar dengan nasihat dan kata-kata bang Fay. Sepertinya aku terlalu sombong dan angkuh pada perasaanku sendiri. Aku perlu waktu untuk menyadarinya. Tapi melihat Dara dan Zee yang seperti itu, aku merasa lebih baik pergi, aku tak ingin menganggu mereka dengan kehadiranku.
"Lia mau kemana ?" Tanya Bang Fay begitu aku beranjak dari tempat dudukku.
"Lia mau ke toilet dulu bang." Kataku.
"Oh yaudah Lia ke toilet dulu saja, sini biar abang yang jaga."
Aku berjalan menyusuri pantai. Kupikir menjauh dari pandangan Zee lebih baik untukku. Mau langsung pulang aku gak enak, karena aku juga gak tau alternatif jalan keluar dari pantai di Gunung Kidul ini menggunakan kendaraan umum apa. Berkali-kali aku menarik nafas panjang dan membuangnya kasar untu memberikan sedikit ketenangan pada hatiku, setidaknya seperti ini lebih baik. Aku tidak ingin merusak suasana keseruan mereka dengan keegoisanku.
"Hey ayok." Clara menarikku untuk ikut bermain air.
"Eh kemana ?" Tanyaku yang kaget karena ditarik begitu saja oleh Clara dan Nikmah.
"Ah gak asik kamu malah jalan sendirian, ayok ikut ..... " Kata Nikmah sambil menyeretku ke tengah lautan.
Aku lupa bilang satu hal pada mereka bahwa aku takut berada di kedalaman air laut, dan itulah yang akhirnya membuatku tak sadarkan diri. Hingga saat aku membuka mata aku sudah berada disebuah ruangan kecil berukuran 3x4m ."Zee?" Panggilku lirih.
Aku melihat Zee tertidur disampingku. Ini mengingatkanku pada saat pertama kali dia menolongku.
"Kamu gak apa-apa Lia ? Aku kuatir." Zee terperanjat bangun dari tidurnya dan langsung menggenggam erat tanganku, kurasakan betapa dia begitu mengkhawatirkanku.
"Ini dimana Zee ?"
"Di kamar, kita sewa hotel disini."
"Clara gak bilang kita mau nginep."
"Melihat keadaan kamu, bang Fay dan teman-teman memutuskan untuk menginap dan pulang besok."
"Maaf."
"Hey kenapa minta maaf ?" Tanya Zee sambil mengusap rambutku.
"Lagi-lagi aku ngrepotin kamu dan ganggu acara kamu dan teman-teman kamu. Dulu di gunung, sekarang di pantai.
"Kamu ga boleh bilang gitu, mereka seneng kok bisa ngajak kau jalan. Kamu selamat aja aku udah seneng."
Sesaat aku terbuai dengan perhatian Zee padaku lagi. Usapan lembutnya pada rambut kepala dan wajahku membuat aku benar-benar merasa diperhatikan.
"Kamu ngapain disini ?" Kutarik tanganku dari genggaman Zee.
"Lho kenapa ?" Tanya Zee bingung.
"Nanti Dara marah." Kataku sambil menepis sentuhan dia.
"Enggak, Dara gak akan marah Lia."
"Bohong !"
"Serius. Dara gak akan marah kok, percaya sama aku." Zee kembali menarik tanganku, menyentuhnya, dan memelukku.
"Aku takut." Kemudian aku menangis. Aku tak tau kenapa aku menangis. Entah karena merasa bahagia karena aku selamat, atau karena aku melihat Zee ada bersamaku."Kamu keluar aja Zee." Perintahku sambil mendorong Zee melepas pelukannya padaku.
"Kenapa ?"
"Nanti dicariin sama Dara."
"Enggak. Aku disini sama kamu aja."
Aku seneng. Jujur aku seneng mendengar Zee berucap seperti itu. Dia seperti memihak kembali kepadaku.
"Tapi kan Dara pacar kamu. Kamu dari tadi loh nemenin aku."
"Kata siapa Dara pacarku ?"
"Buktinya kalian berdua bersama terus, apalagi si Dara gelendotan terus ke mau. Mesra-mesraan terus."
"Emang kalau berdua mesti pacaran ?"
"Iyalah."
"Berarti kamu sama Ardan seriusan balikan ?"
"Ih enggak, kata siapa ?"
"Buktinya kalian berdua berduaan terus."
"Iya tapi aku gak balikan."
"Yaudah sama dong."
"Bohong !"
"Serius !" Zee menatapku dan menyentuh kedua tanganku."Aku gak ada hubungan apapun sama Dara. Percaya sama aku."
"Tapi kamu sama Dara terus. Aku gak suka !"
"Iya, habis ini aku gak sama Dara lagi."
"Beneran ?"
"Iya."
"Nanti Dara marah ?"
"Enggak."
"Enggak ke kamu, iya ke aku."
"Biar kumarah balik nanti kalo Dara marah ke kamu."Begitulah perbicangan kami malam ini dikamar. Zee terus menemaniku sedari aku bangun dari pingsanku karena tenggelam dari.
"Boleh aku tidur sama kamu disini ?" Tanya Zee meminta izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta yang sakit(gxg)
Genç Kurgupertemuan Lia dengan Zee membuatnya melupaka sakit hatinya kepada Ardan sang mantan yang telah menghianati cintanya. Zee banyak membantu Lia dalam hal apapun termasuk cinta dan materi . Hingga pada akhirnya Lia tau bahwa Zee adalah seorang perempuan...